Putri kedua Bripka Sukardi menangisi kepergian ayahnya. |
JAKARTA - Raut duka terlihat jelas di wajah Tirtasari (44 tahun), istri almarhum Bripka Sukardi – polisi yang tewas ditembak kelompok orang tak dikenal di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, semalam (10/9). Tirta tak menyangka tugas mengawal suaminya berakhir petaka.
Tirta mengatakan, almarhum suaminya melakukan pengawalan sekitar dua minggu sekali. Pengawalan itu bukan tugas kantor, melainkan pekerjaan sampingan Bripka Sukardi. “Anak pertama kan sudah kuliah, jadi Bapak sering cari tambahan untuk biaya kuliah dia. Alhamdulillah selama ini cukup,” kata Tirta di rumah duka, Asrama Polri Cipinang Baru, Jakarta Timur.
Tirta menceritakan, suaminya terpaksa mengambil pekerjaan sampingan karena gajinya sebagai anggota Kepolisian yang sebesar Rp5 juta tak cukup untuk membiayai seluruh keluarga, terutama tiga orang anaknya yang bersekolah.
Bripka Sukardi, anggota Satuan Pol Air Provost Baharkam Mabes Polri, ditembak di depan kantor KPK pukul 22.15 WIB ketika sedang mengawal enam truk tronton bermuatan material elevator dari Tanjung Priok menuju Rasuna Said Tower, Jakarta Selatan.
Bripka Sukardi yang saat kejadian mengendarai motor Honda Supra dan berpakaian dinas, langsung tewas di tempat. Ia terkena tiga tembakan di dada dan perut. Pelaku penembakan diduga merampas senjata milik Bripka Sukardi, sebab senjatanya tidak ditemukan ketika ia tergeletak di jalan. Hal ini masih diselidiki lebih lanjut oleh polisi.
Korban meninggalkan seorang istri, Tirtasari, dan tiga orang anak. Putri pertamanya, Dita Kardina Putri, merupakan mahasiswi semester tiga di STMT Trisakti. Putri kedua, Devi Novita, duduk di kelas 2 SMP Setia Bhakti Cipinang. Sementara putra bungsunya, Muhammad Adi Wibowo, masih duduk di kelas 2 SDN 02 Pagi Jakarta. (vivanews)