Jakarta - Menjelang Pemilu 2014, peta politik nasional menjadi lebih dinamis dan berwarna. Manuver dan propaganda antar partai politik dan calon presiden muncul hampir dalam tiap hari pemberitaan media. Salah satu yang kerap muncul dalam pemberitaan media berkait dengan konfigurasi politik menjelang pemilu adalah dipublikasikannya hasil survei dari berbagai lembaga survey, yang isinya berkisar antara partai politik dan calon presiden yang memiliki akseptabilitas di masyarakat pemilih.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Indonesia Movement Study & Analysis Center (IMOSAC), Rahman Bayu saat dihubungi wartawan, Jumat (26/7/2013). Seraya mengatakan pihaknya Bekerja sama dengan dengan ETOS Institute dan Space Indonesia untuk melakukan survei nasional. Seperti di tahun 2011 dan 2012 serta tahun 2013 ini.
“Survei yang diadakan oleh tiga lembaga independen ini dilakukan di 6 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Makasar, Medan, Semarang dan Bandung) dengan melakukan pengambilan sampel pendapat 3.000 responden sejak Maret 2013 hingga Juli 2013, margin of error sebesar + 3 persen pada tingkat kepercayaan 90 persen . Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih ” ujarnya.
Dikatakan Bayu, Hasil survei yang didapat setidaknya memang mengejutkan karena kemudian secara radikal di beberapa hal menunjukkan perbedaan dengan hasil yang didapat oleh beberapa lembaga survey lainnya. Tingkat partisipan pemilih menurut hasil survei menurun tajam dengan komposisi, responden yang memutuskan untuk memilih adalah 57 persen dan Responden yang memutuskan untuk tidak memilih adalah 43 persen.
Sementara itu, dari 57 persen responden yang memutuskan untuk memberikan hak pilihnya, mereka terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu, Kelompok responden yang memutuskan memilih pada pileg dan pilpres 28 persen, Kelompok responden yang memutuskan memilih pada pileg saja 8 persen, Kelompok responden yang memutuskan memilih pada pilpres saja 21 persen.
Lanjut Bayu, dari 57 persen responden yang memutuskan untuk memberikan pilihannya, didapat kesimpulan bahwa partai politik yang paling diminati oleh responden adalah, Partai Golkar (17 persen), PDIP (15 persen), Partai Gerindra (12 persen), Partai Demokrat (10 persen) dan PKS (9 persen).
“Dari 57 persen responden yang memutuskan untuk memberikan pilihannya, didapat kesimpulan bahwa calon presiden yang paling diminati oleh responden adalah Prabowo Subiyanto (18 persen), Jokowi (17 persen), Aburizal Bakrie (13 persen), Hatta Radjasa (11 persen),Megawati (10 persen) dan Nama-nama lainnya yang muncul dalam variable capres pilihan adalah Wiranto. Machfud MD, Sutiyoso, Yusril Ihza Mahendra dan Jusuf Kala,” tegasnya.
“Hasil yang mengedepankan munculnya 3 besar capres disebabkan oleh faktor media, dalam arti bahwa propaganda dan kemunculan yang massif tiap-tiap figur di media mempengaruhi banyak responden untuk memutuskan memilih capres. Sayangnya kondisi tersebut tidak secara parallel dan simetris diiringi oleh para responden yang justru karena rasionalitas berpikirnya justru memutuskan untuk tidak memilih (43 persen) yang sangat mungkin akan juga memutuskan untuk golput di pemilu mendatang,” pungkasnya.
*http://pemilu.seruu.com/read/2013/07/26/176598/43-persen-pemilih-tidak-akan-memilih-di-pemilu-2014#sthash.3XJJJYfp.dpuf