Profesor dan ilmuwan kenamaan Amerika Serikat (AS) Noam Chomsky membeberkan analisanya terkait efek terbunuhnya Asmaa El Beltaji, putri qiyadah Ikhwanul Muslimin Muhammad El Beltaji.
Menurut ilmuwan yang dikenal kritis terhadap AS dan Barat itu, pembunuhan Asmaa justru membuat demonstran semakin berani melawan kudeta yang telah menggulingkan Presiden Mursi dan membantai ribuan rakyat sipil.
"Aku yakin, setelah pembunuhan Asmaa Al Beltaji, putri qiyadah Ikhwan, tidak ada lagi seorangpun di Mesir yang takut kepada kudeta, tidak ada lagi yang takut kepada tentara dan tidak ada lagi yang takut kepada kematian,” kata ilmuwan yang kini telah berusia 84 tahun itu.
“Tentara Mesir telah membunuh seorang remaja yang masih muda, dilakukan oleh penembak jitu mereka supaya rakyat ingat bahwa siapapun yang menentang kudeta akan menemui nasib yang sama seperti Asmaa'. Namun rakyat Mesir sekali-kali tidak mundur. Mereka meneruskan perjuangan hingga akhir untuk mengecap kehidupan di dalam negara yang merdeka," lanjutnya seperti dikutip MesirKini, Kamis (29/8). [AM/Msk/BersamaDakwah]