Jokowi dan Ridwan Kamil Balapan Buat Monorel. Siapa Juara?



RIDWAN KAMIL adalah seorang tokoh nasional dengan reputasi internasional yang independen dan profesional. Latar belakang pendidikan dan profesi yang menunjang dalam pengelolaan sebuah kota sudah tidak bisa diragukan lagi untuk memegang tampuk kepemimpinan kota Bandung.

Seperti halnya semangat para pemimpin kota besar adalah menuntaskan kemacetan salah satunya dengan solusi sarana transportasi masal. Dan yang paling populer adalah monorel. Demikian juga dengan Ridwan Kamil, ternyata beliau juga mengusung tema monorel buat Bandung. Apakah semangat ini akan mulus dalam pelaksanaannya nanti?

Menilik pendahulu ide monorel Jokowi di Jakarta, tentu tidak mudah menggoalkan ide itu ke dalam rencana ke dalam agenda formil pemerintah provinsi DKI Jakarta. Tentu akan ada segambreng agenda rapat dan persetujuan dan birokrasi yang harus dibereskan. Belum lagi kepentingan politik yang akan menggelayuitnya dengan pesan-pesan sponsor. Tentu ini kerumitan tersendiri.

Saya hanya ingin berkaca dari program KJS yang sudah tepat dan strategis. Tapi hambatan dan tantangan, selain berbagai alasan teknis yang wajar ada, tentu ada hambatan politis kepentingan pihak lain. Ini yang biasanya harus dilawan dengan kekuatan politik dengan daya tawar dan jaringan yang kuat. Bila seorang pemimpin tidak didukung kekuatan politik yang punya integritas, kuat dan berani, maka seorang pemimpin wilayah akan jadi bulan-bulanan agenda politik berbagai kepentingan.

Beruntunglah Ridwan Kamil yang diusung oleh PKS. Ketika ide monorel itu mengemuka dan masih menjadi ide kampanye, sudah bisa mulai dikoordinasikan dengan pemerintah ditingkat atasnya dan jaringan kekuatan politik penopangnya. Sehingga ide untuk mempersembahkan monorel buat Bandung dan bahkan yang pertama buat bangsa ini akan segera terealisasi.

Adalah Kang Aher, gubernur Jabar yang kembali terpilih yang sudah mensetting monorel untuk Bandung Raya. Jadi tidak hanya melingkup wilayah administratif kota Bandung saja. Tapi akan melingkup kepada kota-kota penyangga Bandung lainnya. Sehingga lebih terintegrasi dan bisa menjadi solusi yang cukup signifikan bagi pergerakana masyarakat kota Bandung, atau bagi pertumbuhan ekonominya.

Maka, inilah yang disebut kohesi yang produktif antara tokoh-tokoh yang memiliki kemampuan memajukan bangsa ini dengan sebuah kekuatan politik yang bentuknya adalah organisasi atau kepartaian. Seorang tokoh harus memiliki daya dukung jaringan sistem berbentuk organisasi yang bisa menopang geraknya menjadi punya daya kalibrasi dan mengamankan.

Mari tidak perlu lagi memilah-milah antar ketokohan dan keberadaan partai. Tentu dengan partai modern yang tegak diatas sistem dengan mekanisme dan manajemen modern. Bukan partai yang patrienalistik atau partai dengan gaya politisi lama yang tertutup.

Jadi, mari kita lihat dalam kacamata berlomba-lomba dalam kebaikan, duluan mana; monorel di Jakarta atau Bandung Raya?


*by Andri 24id

-http://politik.kompasiana.com/2013/07/21/ridwan-kamil-dan-jokowi-balapan-buat-monorel-575392.html


:: PKS PIYUNGAN | BLOG PARTAI KEADILAN SEJAHTERA :: 
Klik Download App BB | Klik Download App Android
Baca juga :