Sudah hampir seminggu harga bawang merah dan bawang putih masih bertengger di kisaran harga Rp50.000-Rp60.000 per kilogram. Bukan hanya para ibu dan pedagang makanan pengguna bawang yang menjerit, pedagang dua komoditas itu juga mengeluh karena omsetnya turun hingga 50-70%.
Ratih pedagang sayur keliling di seputar Rawadenok, Pancoranmas, Depok biasanya menjual bawang merah 7-10 kilogram (kg) per hari, sejak harganya naik hanya bisa menjual 2 kg. “Nggak berani ngambil banyak nanti modalnya kesedot, yang beli juga sedikit,” akunya. Para pedagang makanan, selain mengurangi porsi bawang gorengnya, ada juga yang memakai bawang merah goreng produk pabrikan karena lebih murah.
Sayangnya kenaikan yang fantastis ini lagi-lagi juga tidak dinikmati oleh petani bawang merah karena mereka memang belum panen. Bawang merah mempunyai potensi swasembada karena saat panen raya produksinya sangat melimpah. Di daerah penghasil seperti Brebes, Tegal dan Nganjuk, petani biasa menjual dengan harga yang murah Rp10.000 per kilo. Tiba-tiba harga bisa melambung menjadi 5 kali lipat, sangat masuk akal jika mencurigai adanya penyelundupan. Tentu hanya segelintir orang yang bermain dan bisa menikmatinya.
Untuk produk bawang putih, negara kita masih mengimpor sebesar 90%. Jadi produksi dalam negeri hanya bisa memasok 10% . Kenaikan harga bawang putih yang cukup tinggi bisa jadi karena terhambatnya pasokan impor ke dalam negeri.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Srie Agustina mengemukakan Kemendag baru menerbitkan Surat persetujuan Impor (SPI) berdasarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Dirjen P2HP (Kementrian Pertanian) 18,21% dari total kebutuhan impor bawang putih periode Januari-Juni sejumlah 160.000 ton.
Sementara Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengakui terlambat mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) karena daftar Importir Terdaftar (IT) dari Kemendag untuk pengimpor bawang putih telat masuk ke kementeriannya.
Potret nasib rakyat yang hanya pasrah di tengah ketidakberdayaan sistem perdagangan. Alih-alih menanganinya, pemerintah yang harusnya betindak cepat justru saling melempar kesalahan dan tanggung jawab.
:: PKS PIYUNGAN | BLOG PARTAI KEADILAN SEJAHTERA ::
Klik Download App BB | Klik Download App Android
Klik Download App BB | Klik Download App Android