Pers, Parpol, Demokrasi | Kultwit @Fahrihamzah





Fahri Hamzah
@Fahrihamzah


  1. Dua hari lagi kita apa merayakan Hari PERS Nasional.

  2. Sekarang dalam Demokrasi, PERS memiliki posisi dan peran besar. Ia kekuatan ke-4.

  3. Yang kita lupakan adalah bahwa PERS memiliki kekuatan pengaruh yg bisa kalahkan negara.

  4. Seperti sekarang, PERS sanggup membuat semua kekuatan dalam negara membusuk.

  5. Terlepas apakah PERS netral atau tidak, jelaslah bahwa ia adalah salah satu pengendali pengaruh/kekuasaan.

  6. Selain itu, ada kesamaan lain antara PERS dan PARPOL yaitu recruitment.

  7. Pasca orde baru, PERS dan PARPOL sama2 menampung generasi baru.

  8. Dulu, PERS dan PARPOL dibatasi, karena itu recruitment juga terbatas dalam kelompok elite.

  9. Sekarang PERS dan PARPOL hampir tak memiliki batasan. Terutama industri media.

  10. Tapi, bisa katakan bahwa PERS dan PARPOL adalah sama2 industri politik baru. Pasar tenaga kerja lahir.

  11. Orang2 yang direkrut dalam industri PERS dan PARPOL jutaan jumlahnya.

  12. Maka, selektifitas menjadi sesuatu yang tak terkendali. Kwalitas juga tergadaikan.

  13. Tapi, sebagaimana hukum kompetisi, suatu hari PERS dan PARPOL yg eksis adalah yang terbaik.

  14. "Industri politik" ini mengikuti hukum alam, yang tidak disiplin dan jaga kualitas akan hancur musnah.

  15. Dan, PERS serta PARPOL harus saling menjaga dan mengingatkan karena mereka adalah kaki demokrasi terpenting.

  16. Kita semua ini orang2 baru, tidak ideal, dan belajar untuk menjadi ideal. PERS dan PARPOL adalah ikhtiar menjadi demokrasi.

  17. Jika ada keluguan dalam PARPOL Maka ada juga keluguan dalam PERS dan saya sering tersenyum olehnya.

  18. Jika SDM dalam PARPOL ada kekurangan, Maka kekurangan juga ada dalam PERS, bahkan tidak selektif.

  19. Seleksi SDM di industri PERS lebih longgar. Padahal mereka ini menjadi perantara pesan kepada publik.

  20. Jadi, jika PERS hari ini sering melanggar etika, sesungguhnya juga fatal akibatnya, tapi mau tegur siapa?

  21. Ketika sebuah media berasosiasi dengan parpol tertentu, dan hanya mengirim berita baik tentangnya, ada masalah etika.

  22. Ketika media, menutup kasus tertentu karena merupakan kasus pemilik media tertentu, ada soal etika.

  23. Ketika media dimobilisasi, ketika media dipesan, ketika pemilik media melakukan transaksi, ada masalah etika.

  24. Ingat, "freedom of the Press Is the freedom of the Owner of the Press". Kebebasan PERS adalah kebebasan pemilik.

  25. Kita semua tentu tidak sedang membangun pesimisme, kita justru harus optimis karena ini tangga yang baik.

  26. Yang harus dilarang adalah oligarki PARPOL dan juga oligarki PERS, sama2 berbahaya.

  27. Independensi wartawan PERS harus kita perjuangkan agar tak ditekan redaksi dan pemilik.

  28. Meski Kita menonton, dengan perasaan getir betapa reproduksi kata2 yang tidak senonoh oleh PERS.

  29. Meski kita tahu bahwa pelanggaran etika penyiaran berita, gambar, video, berlangsung terus oleh PERS.

  30. Jelang hari PERS, saya tak hanya andalkan KPI tapi Social media, semoga kita dewasa. Selamat Hari PERS Nasional. END.


________________________________________________________

Baca juga :