Ajib, Masyarakat lebih percaya PKS dibanding provokasi Media

Jum'at sore (1 februari 2013), setelah selesai sholat magrib berjama'ah di Musholla sebelah rumah, salah seorang sesepuh di RT saya sambil tersenyum menyalami saya, "Selamat ya..." Saya bingung, "Selamat apa ya pak?". Ia menjawab, "Presiden Baru... Saya sudah menduga sebelumnya kalo beliau (Anis Matta) yang akan menjadi Presiden PKS." 

Subhanallah, saya tidak pernah menyangka kalau beliau mengamati peristiwa ini. Sayangnya saya tak sempat bicara banyak dengan beliau, karena ada keperluan lain waktu itu. 

Besok malamnya (sabtu malam ahad 2 feb 2013), adalah malam arisan bapak2 RT. Kebetulan saya adalah tuan rumah penyelenggaraan acara tersebut. Seharian sebelum acara tersebut, sayapun membaca semua berita2 tentang berita kasus yang sedang hangat saat ini, fitnah yang mendera qiyadah kita Ust. Luthfi Hasan Ishaaq. Karena lazimnya di acara arisan bapak2 RT inilah masalah politik dan sosial seperti pilkada, kasus korupsi, perseteruan tokoh politik, sampai perselingkuhan tokoh publik menjadi pembicaraan yang seru. 

Sayapun berupaya untuk menyiapkan jawaban agar bisa mengimbangi pembicaraan tersebut. Semua sumber berita saya baca dan analisa. Acara arisan bapak2 RT kali ini diselenggarakan di Musholla samping rumah (kontrakan tepatnya) karena tempatnya lebih luas. 

Acara arisan dimulai dan lancar-lancar saja. Lalu lanjut dengan informasi-informasi ke-RT-an. Setelah acara arisan selesai, biasanya inilah saat-saat seru itu. Saat dimana semua orang seakan menjadi pakar dan pengamat permasalahan yang sedang hangat di media. Sayapun siap-siap menanggapi bila ada yang memulai pembicaraan tentang fitnah Ust. Luthfi. Ternyata beberapa diantara mereka malah mendominasi pembicaraan tentang masalah lingkungan di RT kami. Sayapun sabar menunggu. Beberapa orang sudah mulai pamit pulang. Pembicaraan beralih ke evaluasi kepengurusan RT. Ajaib, sampai semua orang pamit pulang, tidak satupun yang tertarik memulai pembicaraan tentang fitnah terhadap pimpinan PKS tersebut.

Akhirnya, sambil senyum-senyum sendiri, saya membersihkan ruangan musholla tersebut. Dalam hati, sayapun berkata, ya mereka sepertinya tidak tertarik dengan fitnah ini. Husnudzon saya, bapak-bapak RT itu mungkin sudah merasa cerdas mana yang berita bagus dan mana berita yang buruk, mana berita yang benar dan mana berita yang salah. Ketika semua orang di sosial media marak membicarakan fitnah ini, mereka bapak-bapat RT malah enggan untuk menuangkannya dalam forum kami : Arisan bulanan bapak-bapak RT 10 RW 04 Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur.

*by Dwi Cahyadi
(Kader PKS DPRa Cibubur, Jakarta Timur yang berprofesi sebagai pendongeng anak2)



________________________________________________________

Baca juga :