by Ida Nur Laila
Bu Ida dan Pak Cah |
"Ibu, terimakasih pencerahannya yang luar biasa.
Jam sembilan malam nanti, sebenarnya adalah batas akhir tenggat dari suami, untuk saya mengambil keputusan."
Jam sembilan malam nanti, sebenarnya adalah batas akhir tenggat dari suami, untuk saya mengambil keputusan."
Kata seorang peserta yang memaksa menemuiku saat istirahat makan siang, dalam acara pelatihan keluarga.
Aku hanya tersenyum, mencoba memahami penggalan ceritanya.
"Prosesnya sudah lama, tapi dua pekan yang lalu suami saya meminta keputusan saya, apakah mau terus atau bercerai. Dan nanti malam adalah batas akhirnya..."
Aku sekarang terpana, nyaris tersedak.
Betapa tidak, perempuan cantik di hadapanku adalah peserta yang kuminta maju untuk mengungkapkan kebaikan pasangannya dalam sesi interaktif. Luar biasa menurutku. Pasangan yang saling menghargai dalam banyak sisi, namun berfikir juga untuk bercerai.
Perempuan cantik itu melanjutkan beberapa cerita dan aku berusaha merangkaikan puzle seperti orang buta meraba-raba.
".... alhamdulillah ibu, saya bersyukur mengikuti pelatihan ini bersama suami, insya Allah segala sesuatunya menjadi lebih jelas...mungkin ini adalah jawaban atas munajat saya mohon petunjuk selama ini..."
Kulihat senyuman cerah disela tetesan bening di sudut matanya.
“Saya sudah mantap untuk menjawab apa nanti malam...,” katanya diiringi senyuman yang makin lebar.
"Saya akan berusaha merubah diri dan tetap bersama suami...insya Allah...!"
Aku mengenggam tangannya yang halus, yang menggenggam tanganku dengan kencang.
"Ibu, jika ibu telah memutuskan kebaikan, jangan tunda. Jangan tunda hingga nanti malam. Saat ini juga, beritahu suami, secara langsung atau lewat sms. Sampaikan kabar baik ini. Jangan tunda. Setan ada di mana-mana dan membolak-balikkan hati manusia. Jadi, jika ibu sudah putuskan, sampaikan sekarang juga...ok ?!"
Ia mengangguk masih dalam senyum dan linangan air mata.
Kami berpelukan dalam keharuan.
"Semoga menjadi keluarga sakinah selamanya...," bisikku.
Alhamdulillah ya Allah...desisku saat sosok itu berlalu dan aku masih termangu.
Bertambah hikmah dari perjalanan dakwah.
***
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia