JAKARTA - Jakarta Palestine Film Festival (JPFF) untuk pertamakalinya digelar di Indonesia, Ahad (16/12). Festival film Palestina yang digagas oleh Asia-Pacific Community for Palestine (ASPAC) ini berhasil menarik banyak minat masyarakat untuk menonton. Dimulai pukul 09.00 wib, Jakarta Palestine Film Festival sesi pertama mendapatkan sambutan luar biasa. Sesi pertama festival ini menghadirkan film Budrus yang dilanjutkan dengan Home Front.
Acara diawali dengan sambutan Ketua ASPAC, Saiful Bahri. Dalam sambutannya, Saiful menyampaikan rasa terimakasihnya kepada para penonton dan berbagai pihak yang berpartisipasi dalam menyukseskan acara tersebut. Sebelum memasuki acara inti, para penonton disuguhkan penampilan Vocal Group Green Voice, group menyanyi anak-anak yang membawakan lagu-lagu bertemakan kemanusiaan. Dalam kesempatan itu juga ditayangkan profil Aspac for Palestine. Dalam penayangan berdurasi 5 menit itu dijelaskan secara ringkas tentang proses berdirinya Aspac, visi misi dan kiprahnya selama ini di tataran Asia-Pasifik.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penayangan perdana film Budrus yang berdurasi 70 menit. Para penonton terlihat menikmati film yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai film kedua terbaik dalam Festival Film Internasional 2010 di Berlin Jerman ini.
Usai film Budrus, penonton kembali menyaksikan penampilan Green Voice keduakalinya sebelum dilanjut dengan film kedua di sesi pertama, Home Front.
Sesi Kedua
Sesi kedua menayangkan film Bethlehem dan Tears of Gaza. Seperti di sesi sebelumnya, sesi II kali ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional dan para duta besar negara sahabat. Diantaranya yang hadir adalah duta besar Palestina untuk Indonesia, Fariz Mehdawi. Wakil Ketua KPK beserta keluarga, Bambang Widjojanto. Ketua MUI, KH. Khalil Ridwan, Kaukus Palestina DPR RI, Muzzamil Yusuf dan lain sebagainya.
Film di sesi II membuat banyak para penonton meneteskan air mata. Terkhusus dalam penayangan film Tears of Gaza. Film karya sutradara asal Norwegia ini menceritakan kisah 3 anak Palestina di Jalur Gaza, yang melewati masa-masa pilu dan sulit ketika terjadinya agresi militer Zionis Israel di Jalur Gaza pada penghujung 2008 lalu berlangsung.
Usai menonton film ini banyak dari para penonton yang mengaku sangat terharu dan tersentuh hatinya untuk membela perjuangan bangsa Palestina baik dengan wujud solidaritas materi maupun yang lainnya.
Sesi selanjutnya adalah sesi III dan IV yang filmnya merupakan pengulangan dari sesi I dan II. Sama seperti sesi sebelumnya, sesi III dan IV juga memiliki banyak peminat.
Dalam sesi keempat, panitia kehadiran tamu istimewa asal Palestina, beliau adalah Ust. Munir, yang juga merupakan penggagas berdirinya Asia-Pacific Community for Palestine.
Dijeda antara film di sesi IV, Ust Munir menyampaikan beberapa patah kata untuk para penonton khususnya dan warga Indonesia pada umumnya. Diterjemahkan langsung oleh ketua ASPAC for Palestine yang merupakan doktor dari universitas Al-Azhar Mesir, Dr. Saiful Bahri. Ust Munir menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh bangsa Indonesia yang memiliki rasa solidaritas lebih terhadap bangsa Palestina.
Sepanjang perjalannannya di Asia dalam memperjuangkan nasib bangsa Palestina, ust. Munir mengaku baru kali ini menemukan ada festival semacam JPFF ini. Dan menurutnya hal tersebut bukanlah hal asing bagi bangsa Indonesia, mengingat bangsa Indonesia merupakan anak cucu dari para pejuang yang telah membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. “Sehingga darah pejuang itu turun temurun masih ada hingga sekarang diwarisi oleh warga Indonesia saat ini.” puji ust Munir.
Alhamdulillah, sesi demi sesi dapat berjalan dengan baik sesuai harapan. Besarnya animo masyarakat dalam acara JPFF ini menjadi bukti, bahwa bangsa Indonesia sangat memiliki kepedulian terhadap bangsa Palestina.[knrp.or.id]
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia