Tim ACT Berangkat 9 Ramadhan 1433 (29 Juli 2012) |
ACT berhasil menembus Myanmar dan menyampaikan bantuan.
Aksi Cepat Tanggap (ACT), lembaga kemanusiaan asal Indonesia, akhirnya berhasil masuk Myanmar dan menyerahkan bantuan pangan kepada muslim Rohingya di Sitwee, salah satu lokasi kerusuhan Juni 2012 di Myanmar.
Keberhasilan ACT ini disambut gembira oleh dunia Islam yang prihatin dengan nasib muslim Rohingya. Terlebih sebelumnya beberapa lembaga kemanusiaan lain, bahkan pemerintah sejumlah negara, terhalang masuk Myanmar. Sebelum lebaran, bantuan tidak dapat diberikan langsung ke tangan muslim Rohingya, melainkan harus melalui institusi kemanusiaan Myanmar.
Namun hasil berbeda dicapai oleh ACT. Setelah menempuh perjalanan berliku dari Kuala Lumpur ke Thailand, akhirnya relawan ACT, Doddy, berhasil menyerahkan bantuan secara langsung kepada muslim Rohingya di Sitwee, Myanmar, awal pekan ini.
“Alhamdulillah, berkat doa komunitas donor ACT di Indonesia, Allah memudahkan kami masuk Sitwee. Berkat dukungan Chief Minister (negara bagian) Rakhine pula, ACT memperoleh izin membangun shelter, sanitasi, dan air bersih bagi pengungsi Rohingya,” kata Doddy dalam rilis pers yang diterima VIVAnews, tadi malam.
Rohingya merupakan etnis yang mengalami diaspora akibat tekanan di Myanmar. Selain Indonesia, sejumlah negara yang menerima pengungsi Rohingya antara lain Malaysia dan Thailand. Untuk itu saat ini mitra ACT di Sitwee tengah mencari lokasi untuk mendirikan kantor yang akan dikelola bersama antara ACT dan Myanmar Resources Foundation.
Rohingya merupakan isu yang tidak sederhana dan memerlukan kerjasama lintas bangsa dalam jangka panjang. Relawan ACT sendiri telah menjalin relasi dengan sejumlah pihak terkait di sejumlah titik krusial yang menampung muslim Rohingya, yaitu Myanmar, Bangladesh, Thailand, dan Myanmar. [VIVAnews]
Keberhasilan ACT ini disambut gembira oleh dunia Islam yang prihatin dengan nasib muslim Rohingya. Terlebih sebelumnya beberapa lembaga kemanusiaan lain, bahkan pemerintah sejumlah negara, terhalang masuk Myanmar. Sebelum lebaran, bantuan tidak dapat diberikan langsung ke tangan muslim Rohingya, melainkan harus melalui institusi kemanusiaan Myanmar.
Namun hasil berbeda dicapai oleh ACT. Setelah menempuh perjalanan berliku dari Kuala Lumpur ke Thailand, akhirnya relawan ACT, Doddy, berhasil menyerahkan bantuan secara langsung kepada muslim Rohingya di Sitwee, Myanmar, awal pekan ini.
“Alhamdulillah, berkat doa komunitas donor ACT di Indonesia, Allah memudahkan kami masuk Sitwee. Berkat dukungan Chief Minister (negara bagian) Rakhine pula, ACT memperoleh izin membangun shelter, sanitasi, dan air bersih bagi pengungsi Rohingya,” kata Doddy dalam rilis pers yang diterima VIVAnews, tadi malam.
Rohingya merupakan etnis yang mengalami diaspora akibat tekanan di Myanmar. Selain Indonesia, sejumlah negara yang menerima pengungsi Rohingya antara lain Malaysia dan Thailand. Untuk itu saat ini mitra ACT di Sitwee tengah mencari lokasi untuk mendirikan kantor yang akan dikelola bersama antara ACT dan Myanmar Resources Foundation.
Rohingya merupakan isu yang tidak sederhana dan memerlukan kerjasama lintas bangsa dalam jangka panjang. Relawan ACT sendiri telah menjalin relasi dengan sejumlah pihak terkait di sejumlah titik krusial yang menampung muslim Rohingya, yaitu Myanmar, Bangladesh, Thailand, dan Myanmar. [VIVAnews]
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia