Oleh: Fajar Agustanto*
*http://suaranews.com/2377/tetap-menghormati-perjanjian-dengan-israel-morsy-mencontoh-rasulullah-saw#.T_EzGOS775Q.facebook
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Seorang pemimpin muslim telah kembali hadir, jika Perdana Menteri Turki Recep Tayyib Erdogan memberikan berbagai contoh baik, sosok Muhammad Mursi pun sama baiknya. Bahkan ia tidak ingin menjadi seorang pengingkar dari perjanjian sebelumnya yang sudah pernah ada.
Yah, Israel meminta agar Mesir tetap menegakkan traktat perdamaian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Yang akhirnya dijawab dengan tegas oleh Presiden Mesir Muhammad Mursi, dengan mengatakan "Kami membawa pesan damai kepada dunia. Kami menegaskan komitmen Mesir pada traktat dan kesepakatan Internasional. Kami juga mengingatkan bahwa, Mesir adalah pendukung Palestina dan Rakyat Suriah. Tetapi kami tidak ingin mengirimkan revolusi ke Suriah atau bahkan mengintervensi persoalan dalam negeri mereka".
Hal yang utama saat ini adalah, sudah tidak adanya blokade antara Mesir dan Palestina (Jalur Gaza). Semua blokade telah dibuka dan rakyat Palestina bisa keluar masuk kedalam Mesir dengan bebas. Hal ini tentu menjadi point penting untuk membebaskan rakyat Gaza dari tekanan Israel.
Tetapi sekali lagi, Mursi tidak ingin menjadi seorang pengkhianat dalam mengingkari sebuah perjanjian. Bahkan dengan musuhnya sekalipun. Inilah contoh utama seorang pemimpin yang telah meniru tauladan dari Rasulullah Saw.
Abu Jandal, Ia adalah seorang salah satu sahabat Rasulullah Saw yang terseok-seok harus berjalan melarikan diri (dari Mekah) dengan berbagai luka ditubuhnya dan tangan yang masih terikat. Ia berjalan untuk menuju Rasulullah Saw.
Sesampainya Abu Jandal bertemu Rasulullah Saw, ia pun bertemu dengan ayahnya Suhail, yang tengah (menjadi wakil pihak Qurays) akan membuat sebuah perjanjian dengan Rasulullah (wakil pihak Madinah). Perjanjian yang saat ini kita kenal perjanjian Hudaibiyah (antara negara Madinah dengan Qurays Mekah -red)
Dengan keadaan lelah, luka. Abu Jandal masih dianiaya oleh ayahnya sendiri (Suhail) dengan pukulan daun-daun yang rantingnya memiliki duri dipukulkan kepada wajahnya. Sangat miris, bahkan Umar bin Khaththab pun beberapa kali bertanya kepada Rasulullah Saw untuk membebaskannya dari kaum Quraisy (Ayahnya sendiri Suhail). Tetapi Rasulullah Saw berkata "Hai Abu Jandal, bersabarlah kamu dengan setulus-tulusnya karena Allah. Sesungguhnya, Allah pasti memberi penyelesaian dan jalan keluar kepadamu serta orang-orang sepertimu. Sesungguhnya, kami telah mengikat suatu perjanjian damai dengan orang-orang itu dan kami telah menyatakan janji kami kepada mereka. Tentu kami tidak boleh melanggarnya."
Setelah itu Abu Jandal ra pun menjadi tawanan kembali oleh orang-orang Quraisy. Beberapa waktu masyarakat muslim pada waktu itu masih belum bisa melupakan peristiwa yang memilukan tersebut, peristiwa menyerahkan saudara seimannya kepada orang-orang Quraisy. Tetapi, datang lagi peristiwa yang kembali hampir sama dengan peristiwa Abu Jandal.
Seorang bernama Abu Bashir, melarikan diri dari tawanan orang-orang Quraisy Mekah dan mencoba untuk bertemu dengan Rasulullah Saw di Madinah. Hingga akhirnya ketika Rasulullah menemuinya, datang juga utusan dari orang Quraisy untuk kembali menangkap Abu Bashir dan membawanya untuk menjadi tawanan orang Quraisy kembali.
Sekali lagi, dengan berat hati, Rasulullah Saw menyerahkan seorang muslim kepada orang-orang Quraisy. Hingga Abu Bashir mengatakan "ya Rasulullah, tegakah engkau mengembalikan aku kepada orang-orang musyrik yang akan menerorku mengenai agamaku?"
Lalu Rasulullah bersabda "Hai Abu Bashir, sesungguhnya kita benar-benar telah berjanji kepada kaum Quraisy itu sebagaimana kamu tahu dan tidak patut bagi kita, menurut agama kita, berlaku curang. Sesungguhnya, Allah pasti akan memberi kepadamu dan kepada orang-orang sepertimu cara penyelesaian dengan jalan keluar."
Tetapi setelah Abu Bashir dibawah oleh utusan Quraisy, ternyata Abu Bashir membunuh utusan tersebut. Hingga Rasulullah Saw marah dan bersabda "Celaka ibunya. Dia (Abu Bashir) bisa mengobarkan peperangan andaikan didukung beberapa orang."
Hingga akhirnya Rasulullah Saw mengusir Abu Bashir "Pergilah kamu ke mana saja yang kamu suka."
Dari peristiwa didalam sirrah Nabawiyah tersebut, termaktub dengan kejalasan yang sesungguhnya akhlaq seorang pemimpin muslim. Yaitu seorang yang jujur dan tidak suka berkhianat atau berbohong bahkan dengan musuhnya sekalipun.
Rasulullah Saw telah memberikan contoh yang sempurna untuk setiap pemimpin muslim agar tidak melakukan berbagai kecurangan dengan berbagai perjanjian yang telah dibuatnya.
Hal ini sebagaimana dengan presiden baru Mesir, Muhammad Mursi yang menghormati traktat dalam perjanjian antara Mesir dengan Israel, walaupun tentu semua orang tahu bahwa Israel adalah musuh utama umat Islam seluruh dunia. Tetapi Muhammad Mursi telah mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah Saw, untuk tidak melakukan kecurangan terhadap siapapun walaupun itu musuh umat Islam.
Semestinyalah kita mencontoh hal-hal tersebut, jangan sampai hanya karena emosional dan sekedar sedikit pengetahuan tentang Islam dan Sirrah Nabawiyah, kita mengecam pemimpin umat Islam. Sungguh itu adalah kebodohan yang nyata lantaran ia tidak mampu siap menerima keputusan para pemimpinnya.
Yah, Israel meminta agar Mesir tetap menegakkan traktat perdamaian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Yang akhirnya dijawab dengan tegas oleh Presiden Mesir Muhammad Mursi, dengan mengatakan "Kami membawa pesan damai kepada dunia. Kami menegaskan komitmen Mesir pada traktat dan kesepakatan Internasional. Kami juga mengingatkan bahwa, Mesir adalah pendukung Palestina dan Rakyat Suriah. Tetapi kami tidak ingin mengirimkan revolusi ke Suriah atau bahkan mengintervensi persoalan dalam negeri mereka".
Hal yang utama saat ini adalah, sudah tidak adanya blokade antara Mesir dan Palestina (Jalur Gaza). Semua blokade telah dibuka dan rakyat Palestina bisa keluar masuk kedalam Mesir dengan bebas. Hal ini tentu menjadi point penting untuk membebaskan rakyat Gaza dari tekanan Israel.
Tetapi sekali lagi, Mursi tidak ingin menjadi seorang pengkhianat dalam mengingkari sebuah perjanjian. Bahkan dengan musuhnya sekalipun. Inilah contoh utama seorang pemimpin yang telah meniru tauladan dari Rasulullah Saw.
Ingatkah ketika Rasulullah Saw melakukan perjanjian Hudaibiyah? Ingatkah peristiwa Abu Jandal? Ingatkah peristiwa Abu Bashir?
Abu Jandal, Ia adalah seorang salah satu sahabat Rasulullah Saw yang terseok-seok harus berjalan melarikan diri (dari Mekah) dengan berbagai luka ditubuhnya dan tangan yang masih terikat. Ia berjalan untuk menuju Rasulullah Saw.
Sesampainya Abu Jandal bertemu Rasulullah Saw, ia pun bertemu dengan ayahnya Suhail, yang tengah (menjadi wakil pihak Qurays) akan membuat sebuah perjanjian dengan Rasulullah (wakil pihak Madinah). Perjanjian yang saat ini kita kenal perjanjian Hudaibiyah (antara negara Madinah dengan Qurays Mekah -red)
Dengan keadaan lelah, luka. Abu Jandal masih dianiaya oleh ayahnya sendiri (Suhail) dengan pukulan daun-daun yang rantingnya memiliki duri dipukulkan kepada wajahnya. Sangat miris, bahkan Umar bin Khaththab pun beberapa kali bertanya kepada Rasulullah Saw untuk membebaskannya dari kaum Quraisy (Ayahnya sendiri Suhail). Tetapi Rasulullah Saw berkata "Hai Abu Jandal, bersabarlah kamu dengan setulus-tulusnya karena Allah. Sesungguhnya, Allah pasti memberi penyelesaian dan jalan keluar kepadamu serta orang-orang sepertimu. Sesungguhnya, kami telah mengikat suatu perjanjian damai dengan orang-orang itu dan kami telah menyatakan janji kami kepada mereka. Tentu kami tidak boleh melanggarnya."
Setelah itu Abu Jandal ra pun menjadi tawanan kembali oleh orang-orang Quraisy. Beberapa waktu masyarakat muslim pada waktu itu masih belum bisa melupakan peristiwa yang memilukan tersebut, peristiwa menyerahkan saudara seimannya kepada orang-orang Quraisy. Tetapi, datang lagi peristiwa yang kembali hampir sama dengan peristiwa Abu Jandal.
Seorang bernama Abu Bashir, melarikan diri dari tawanan orang-orang Quraisy Mekah dan mencoba untuk bertemu dengan Rasulullah Saw di Madinah. Hingga akhirnya ketika Rasulullah menemuinya, datang juga utusan dari orang Quraisy untuk kembali menangkap Abu Bashir dan membawanya untuk menjadi tawanan orang Quraisy kembali.
Sekali lagi, dengan berat hati, Rasulullah Saw menyerahkan seorang muslim kepada orang-orang Quraisy. Hingga Abu Bashir mengatakan "ya Rasulullah, tegakah engkau mengembalikan aku kepada orang-orang musyrik yang akan menerorku mengenai agamaku?"
Lalu Rasulullah bersabda "Hai Abu Bashir, sesungguhnya kita benar-benar telah berjanji kepada kaum Quraisy itu sebagaimana kamu tahu dan tidak patut bagi kita, menurut agama kita, berlaku curang. Sesungguhnya, Allah pasti akan memberi kepadamu dan kepada orang-orang sepertimu cara penyelesaian dengan jalan keluar."
Tetapi setelah Abu Bashir dibawah oleh utusan Quraisy, ternyata Abu Bashir membunuh utusan tersebut. Hingga Rasulullah Saw marah dan bersabda "Celaka ibunya. Dia (Abu Bashir) bisa mengobarkan peperangan andaikan didukung beberapa orang."
Hingga akhirnya Rasulullah Saw mengusir Abu Bashir "Pergilah kamu ke mana saja yang kamu suka."
Dari peristiwa didalam sirrah Nabawiyah tersebut, termaktub dengan kejalasan yang sesungguhnya akhlaq seorang pemimpin muslim. Yaitu seorang yang jujur dan tidak suka berkhianat atau berbohong bahkan dengan musuhnya sekalipun.
Rasulullah Saw telah memberikan contoh yang sempurna untuk setiap pemimpin muslim agar tidak melakukan berbagai kecurangan dengan berbagai perjanjian yang telah dibuatnya.
Hal ini sebagaimana dengan presiden baru Mesir, Muhammad Mursi yang menghormati traktat dalam perjanjian antara Mesir dengan Israel, walaupun tentu semua orang tahu bahwa Israel adalah musuh utama umat Islam seluruh dunia. Tetapi Muhammad Mursi telah mencontoh apa yang dilakukan Rasulullah Saw, untuk tidak melakukan kecurangan terhadap siapapun walaupun itu musuh umat Islam.
Semestinyalah kita mencontoh hal-hal tersebut, jangan sampai hanya karena emosional dan sekedar sedikit pengetahuan tentang Islam dan Sirrah Nabawiyah, kita mengecam pemimpin umat Islam. Sungguh itu adalah kebodohan yang nyata lantaran ia tidak mampu siap menerima keputusan para pemimpinnya.
"Sering kali gerakan Islam tidak memperoleh kemenangan dalam pertempuran-pertempurannya justru ketika dia tidak mampu lagi mengendalikan para aktivisnya." (Syaikh al Ghadban)
*http://suaranews.com/2377/tetap-menghormati-perjanjian-dengan-israel-morsy-mencontoh-rasulullah-saw#.T_EzGOS775Q.facebook
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia