Oleh Anis Matta
*SERIAL KEPAHLAWANAN
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Setelah perempuan, harta, inilah bagian ketiga dari trilogi dunia: K E K U A S A A N. Ketiganya bukan hanya godaan dan selalu salah untuk hanya memandangnya sebagai godaan, tapi juga bagian dari sarana kehidupan kita. Masing-masing trilogi dunia itu mempunyai dua sisi yang saling berhadapan: godaan dan sarana. Baik sebagai godaan maupun sarana, ketiganya menunjukkan sisi yang berbeda-beda dari kepribadian sang pahlawan.
Kalau trilogi dunia itu dilihat sebagai godaan, dan syahwat adalah sisi dalam kepribadian manusia yang bersentuhan dengan godaan itu, maka simaklah kata Ibnu Qoyyim AI-Jauziyah, "Saya telah mempelajari seluruh syahwat manusia, dan yang kutemukan kemudian adalah fakta bahwa syahwat paling kuat dalam diri manusia ternyata syahwat kekuasaan. Hanya untuk syahwat ini manusia rela mengorbankan seluruh syahwatnya yang lain. Tapi hanya kekuasaan juga yang dapat memberi saluran bagi seluruh syahwat manusia.
Itu sebabnya ada banyak pahlawan yang tegar didepan godaan perempuan dan harta, tapi gugur dalam ujian kekuasaan. Syahwat kekuasaan memaksa seseorang merakit seluruh energi kehidupannya untuk mendapatkannya dan memberinya candu heroisme, sesuatu yang karenanya membuatnya merasa sangat sophisticated, dan selanjutnya mendekatkannya pada sifat dan fasilitas ketuhanan.
Tapi tidaklah sempurna untuk hanya memandang kekuasaan sebagai godaan. Kekuasaan juga adalah sarana yang diperlukan kebenaran untuk mengubahnya menjadi realitas. Sebab kebatilan juga menggunakan kekuasaan untuk mematikan eksistensi kebenaran dan para pendukungnya. Ada antagonisme disini, tapi itulah yang membuatnya menarik dan menantang.
Maka kekuasaan juga mempunyai sisi lain: sarana. Jika para pahlawan berdiri di depan cermin, dan mencoba melihat dirinya pada sisi ini, kita akan menemukan setidak-tidaknya tiga aspek kepahlawanan: keberanian, kearifan dan kezuhudan. Tidak semua pahlawan memiliki ketiganya, karena tidak pada semua tahapan ketiganya mendapatkan momentum untuk dieksplorasi.
Drama keberanian adalah pentas pahlawan kebenaran yang tidak mempunyai kuasa, dan harus menghadapi tirani dari kekuasaan kebatilan. Kearifan adalah medali yang diberikan kepada para pahlawan pembangun kekuasaan kebenaran orang-orang yang mengerahkan segenap energi spiritual dan intelektual untuk membangun kekuasaan yang diperlukan bagi tegaknya kebenaran. Tapi kezuhudan adalah milik para penguasa yang tidak pernah memberikan izin bagi kekuasaannya sendiri untuk memasuki hatinya.
Adakah pahlawan yang tegar menghadapi godaan kekuasaan, memiliki keberanian melawan tirani, mempunyai kearifan sebagai pembangun kekuasaan, dan sekaligus bertangan dingin sebagai zahid dalam memegang kekuasaan? Mungkin hanya Abu Bakar dan Umar Bin Khattab dari kalangan sahabat Rasulullah saw.[]
Kalau trilogi dunia itu dilihat sebagai godaan, dan syahwat adalah sisi dalam kepribadian manusia yang bersentuhan dengan godaan itu, maka simaklah kata Ibnu Qoyyim AI-Jauziyah, "Saya telah mempelajari seluruh syahwat manusia, dan yang kutemukan kemudian adalah fakta bahwa syahwat paling kuat dalam diri manusia ternyata syahwat kekuasaan. Hanya untuk syahwat ini manusia rela mengorbankan seluruh syahwatnya yang lain. Tapi hanya kekuasaan juga yang dapat memberi saluran bagi seluruh syahwat manusia.
Itu sebabnya ada banyak pahlawan yang tegar didepan godaan perempuan dan harta, tapi gugur dalam ujian kekuasaan. Syahwat kekuasaan memaksa seseorang merakit seluruh energi kehidupannya untuk mendapatkannya dan memberinya candu heroisme, sesuatu yang karenanya membuatnya merasa sangat sophisticated, dan selanjutnya mendekatkannya pada sifat dan fasilitas ketuhanan.
Tapi tidaklah sempurna untuk hanya memandang kekuasaan sebagai godaan. Kekuasaan juga adalah sarana yang diperlukan kebenaran untuk mengubahnya menjadi realitas. Sebab kebatilan juga menggunakan kekuasaan untuk mematikan eksistensi kebenaran dan para pendukungnya. Ada antagonisme disini, tapi itulah yang membuatnya menarik dan menantang.
Maka kekuasaan juga mempunyai sisi lain: sarana. Jika para pahlawan berdiri di depan cermin, dan mencoba melihat dirinya pada sisi ini, kita akan menemukan setidak-tidaknya tiga aspek kepahlawanan: keberanian, kearifan dan kezuhudan. Tidak semua pahlawan memiliki ketiganya, karena tidak pada semua tahapan ketiganya mendapatkan momentum untuk dieksplorasi.
Drama keberanian adalah pentas pahlawan kebenaran yang tidak mempunyai kuasa, dan harus menghadapi tirani dari kekuasaan kebatilan. Kearifan adalah medali yang diberikan kepada para pahlawan pembangun kekuasaan kebenaran orang-orang yang mengerahkan segenap energi spiritual dan intelektual untuk membangun kekuasaan yang diperlukan bagi tegaknya kebenaran. Tapi kezuhudan adalah milik para penguasa yang tidak pernah memberikan izin bagi kekuasaannya sendiri untuk memasuki hatinya.
Adakah pahlawan yang tegar menghadapi godaan kekuasaan, memiliki keberanian melawan tirani, mempunyai kearifan sebagai pembangun kekuasaan, dan sekaligus bertangan dingin sebagai zahid dalam memegang kekuasaan? Mungkin hanya Abu Bakar dan Umar Bin Khattab dari kalangan sahabat Rasulullah saw.[]
*SERIAL KEPAHLAWANAN
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia