JK Siap Makmurkan Masjid se-Indonesia

JAKARTA- Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) terpilih Jusuf Kalla (JK) mulai melakukan gebrakan baru. Dalam program awalnya, JK akan melakukan sensus masjid di seluruh Indonesia. Selain untuk mengetahui pertumbuhan masjid, sensus diperlukan untuk mengoreksi kesalahan fisik bangunan.

Menurut Jusuf Kalla, melalui sensus akan bisa diketahui jumlah persis masjid-masjid di Indonesia yang diperkirakan ada sekitar 800 ribu bangunan. Sensus, kata mantan wapres ini, juga bermanfaat untuk menginventarisasi kondisi fisik bangunan masjid. Dari sensus itu, akan diperoleh informasi sejumlah kesalahan teknis. Mulai dari tata suara, kaca, hingga kesalahan pada penentuan arah kiblat.

Banyak kiblat masjid di Indonesia, katanya, justru mengarah ke Afrika. “Karena kerja lebih cepat dengan mengoreksi dahulu. Kita mulai dari sarana fisik masjid. Tidak usah terlalu mengharapkan anggaran dari pihak lain, apalagi APBD,“ ujar JK saat rapat perdana DMI di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (4/6).

JK juga berjanji akan memperbanyak pelatihan buat takmir masjid. Ditambah dengan perlengkapan masjid yang lebih lengkap, seperti global positioning system (GPS). Kemudian, ia juga akan mencari masjid-masjid unggulan agar ditiru pengelolaannya oleh masjid lain. Mulai dari manajemen pengaturan perpustakaan, dakwah, hingga keuangan.

Di bidang dakwah, pemilik Masjid Al Markaz, Makassar, ini melihat adanya stagnasi dalam kreativitas berdakwah. Setidaknya rata-rata ada 100 jenis khotbah di masjid. Sayangnya, kontennya masih di ulang-ulang. JK pun mengusulkan adanya kurikulum dakwah agar mendorong kemampuan mubalig dengan topik yang lebih variatif.

Kualifikasi penilaian dai ataupun mubaligh, menurutnya juga didapatkan dari survei jamaah. Sehingga tarif para dai yang mengisi di sebuah masjid pun bisa berjenjang sesuai dengan kemampuannya.

Cita-cita memakmurkan masjid dan jamaahnya juga menjadi impian JK. Beserta tim Majelis Ekonomi Syariah DMI, JK kelak mengonsep outlet masjid dengan beragam kegiatan ekonomi kreatif. Dia sengaja tidak memilih bentuk baitul maal wa tanwil, namun menjalin kerja sama masjid dengan bank-bank syariah. Hal itu agar terbentuk jiwa wirausaha yang sistematis.

Aktivasi website DMI akan digalakkan lagi agar terbentuk komunikasi antar masjid yang intensif. Anak muda pun dirangkul oleh JK. Melalui kerja sama dengan berbagai korporat, dia berupaya memasukkan unsur hobi atau minat pemuda dalam bentuk kompetisi.

Ketua Umum PP DMI periode 2006-2011, Goodwill Zubir, melihat sinyal positif dari kepemimpinan JK. Apalagi, jika dikaitkan dengan kinerja DMI yang masih berharap pada sumbangan Kemenag. Menko Kesra Agung Laksono juga mengamini rencana prioritas perbaikan fisik masjid-masjid yang diusulkan JK. Dia pun mencontohkan Istiqlal.

Anggota Majelis Ekonomi Syariah DMI, Dr Syafi’i Antonio, sepakat dengan rencana JK membangun unit usaha mikro. Ia mengatakan jamaah biasanya enggan datang bila diundang pengajian. “Tapi disuruh mengambil uang berkenan hadir.” [REPUBLIKA, 5/6/12]


___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :