Oleh dedhi suharto
@dedhi_suharto
Penulis buku Qur'anic Quotient & Negarawan Qur'ani- Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah tercapai obsesi saya u dakwah di Amrik. Saat wakil dubes menawari saya u bedah buku QQ (Qur'anic Quotient).
- Dg mengurbankan ‘sightseeing’, saya kunjungi saudara2 muslim Indonesia di Madrasah, di Maryland, USA.
- Hadir di dalam bedah buku QQ beberapa orang kulit putih, suami dari para muslimah Indonesia. Mereka ikut bertanya ttg materi QQ.
- Hadir pula seorang pria single kulit putih yg akan masuk Islam. Dan saya ikut menyaksikan masuk Islamnya kulit putih tsb.
- Apa yg membuat kulit putih tsb masuk Islam? Katanya, dia senang dg ketenangan dan kedamaian komunitas muslim.
- Saya menduga komunitas muslim yg dia lihat adalah komunitas muslim Indonesia. Jadi, mrk bisa jadi jembatan budaya Islam-Barat.
- Bbrp tahun setelahnya, di San Fransisco sy jumpai kulit hitam yg masuk Islam dan bergaul di komunitas muslim Indonesia juga.
- Dan bbrp minggu yg lalu saya konfirmasikan kpd kru @Radio_pengajian yg tinggal Swedia dan dia membenarkan peran muslim Indonesia.
- Kembali ke Madrasah di Maryland, saya bersyukur bisa bedah buku QQ di sana. Sambutannya bikin saya tergerak menulis buku lagi.
- Alhamdulillah, semangat Madrasah di Maryland menghasilkan buku NQ (Negarawan Qur'ani -2009) dalam waktu sekitar 8 bulan setelahnya.
- Nah, saya akan menceritakan ttg Pak Hadi, yg bertugas mengantar saya pulang ke hotel. Beliau ini seorang sopir.
- Pak Hadi ini punya isteri muslimah berjilbab dan menjadi seorang pembantu di keluarga .... Yahudi!
- Isteri Pak Hadi ini sgt dipercaya oleh keluarga Yahudi tsb krn ia melaksanakan tugas dari keluarga itu dg baik.
- Keluarga Yahudi yg dilayani ternyata keluarga Yahudi yang berpengaruh di Amerika, jadi bukan sembarangan.
- Yang menarik adalah apa yg diajarkan oleh Keluarga Yahudi itu kepada anaknya, yg dijaga betul oleh isteri Pak Hadi.
- Anak Yahudi ini dilarang menonton TV dan diarahkan untuk bermain di alam bebas. Dan isteri Pak Hadi menjaga benar hal itu.
- Mendengar kisah itu, saya sungguh merinding dg fenomena muslim di Indonesia yg terlalu bebas membiarkan anak menonton TV.
- Tentu tidak harus melarang, tetapi semestinya tetap mengarahkan dan mengawasi saat anak menonton TV.
- Banyak tontonan yg tidak pantas ditonton anak kita. Masak kita kalah sama keluarga Yahudi tersebut?
- Atas ketekunan menjalankan instruksi, keluarga Yahudi tsb sangat berterima kasih dg muslimah kita itu.
- Bahkan ketika si anak Yahudi telah dewasa, mereka tetap mempekerjakan isteri Pak Hadi, meski sekedar nyopirin tugasnya.
- Dan anak Yahudi yg tumbuh dewasa itu pun sgt berterima kasih kpd Bu Hadi. Hal itu ia tunjukkan ketika di sekolah.
- Saat diberi buku Satanic Verses-nya Salman Rushdie ia menolaknya,"Ada muslimah di keluarga saya. Saya takut ini menyakitinya."
- O ya, ternyata saya tidak langsung dibawa ke hotel oleh Pak Hadi, tapi dibawa ke rumahnya di Virginia.
- Dan di sana saya disuguhi nasi sayur lodeh tempe, makanan yg sungguh berkelas di Amerika krn semuanya mesti impor, hehe..
- Dan nikmatnya adalah iringan musiknya, berupa rebanaan oleh Bu Hadi dkk. Rupanya saatnya mereka latihan rebana.
- Dan rumah Pak Hadi di Virginia terbuat dari papan. Jadi, sayur lodeh, rebana, rumah papan.. membuat saya lupa sedang di Amerika.
- Ditambah satu lagi.. mereka pake boso Jowo. Jadi, sesaat saya merasa sdg berada di sebuah kota di Jawa Timur, hehe..
- Dan bagaimana dg pengorbanan saya tidak ikut sightseeing/jalan2 lihat kota Washington DC? Ternyata Allah menggantinya.
- Panitia training memberi bonus acara "sightseeing" hg teman2 berkomentar,"Ini sih kita sudah pernah." Hehe..
- Dan pasti ada seorang yg sangat bahagia dg sightseeing "resmi" tersebut, yaitu... saya ! Hehe..
- Cukup kulwit #memory dakwah di Amrik. Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubuu ilaik.
___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia