Pejabat penjajah Zionis Israel yang enggan disebut namanya menyampaikan bahwa keputusan Al Ikhwan Al Muslimun untuk mengajukan Khairat As Syatir sebagai capres Mesir perkara yang mengkhawatirkan.
Kepada New York Times pejabat tersebut mengomentari capres Al Ikhwan,”Jelas, bahwa hal itu bukan berita bagus”. Demikian lansir harian Al Ahram Mesir (1/4/2012).
Pejabat penjajah Zionis itu juga menyampaikan,”Al Ikhwan bukan sahabat kami dan tidak mengharapkan kebaikan pada kita”.
Sebagaimana diberitakan bahwa IM telah mengajukan Khairat As Syatir, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil mursyid am sebagai capres. Ekonom ulung yang berkali-kali ditahan di masa rezim Mubarak ini sendiri telah mengundurkan diri dari jabatannya dalam Al Ikhwan pada hari Sabtu kemarin dalam rangkan mencalonkan diri mewakili sayap politik gerakan itu yakni partai Al Hurriyah wa Al Adalah (FJP).
Pihak partai Al Hurriyah wa Al Adalah sendiri menginginkan dengan naiknya As Syatir sebagai presiden maka ekonomi Mesir bisa bangkit, sebagaimana disampaikan oleh DR. Hasan Al Barnas ia menjuluki As Syatir sebagai “Erdogan Arab”. [Hidayatullah.com]
....
Ikhwanul Muslimin mengatakan mereka mencalonkan Khairat al-Shatir yang merupakan wakil ketua IM untuk maju dalam pemilu presiden.
Khairat al-Shatir merupakan tokoh Ikhwanul Muslimin seorang ekonom ulung, pengusaha yang mempunyai kekuatan finansial besar dan loyal.
Penunjukan Shatir ini membalikkan pernyataan sebelumnya dari petinggi kelompok itu yang sempat mengatakan mereka tidak akan mengikuti proses pemilu presiden.
Pengajuan calon presiden itu dilakukan Ikhwanul Muslimin akibat memburuknya hubungan dengan dewan yang berkuasa saat ini.
Mahmoud Hussein, Sekjen Ikhwanul Muslimin, mengatakan, kelompok itu telah memutuskan untuk mengajukan calon karena adanya "ancaman nyata bagi revolusi dan proses demokrasi".
Pernyataan tersebut mengakhiri spekulasi tentang pencalonan Shatir sebagai presiden Mesir dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung dari 23 Mei – 24 Mei 2012 mendatang.
Pengumuman ini berlangsung hanya beberapa hari sebelum pendaftaran calon presiden ditutup. Pengumuman ini mengakhiri spekulasi tentang siapa calon dari Ikhwanul Muslimin.
Shatir sempat menjalani hukuman penjara selama 12 tahun karena terlibat dalam kelompok itu saat Presiden Hosni Mubarak masih berkuasa.
Mubarak saat berkuasa memang menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terlarang.
Shatir dibebaskan setahun setelah gelombang protes besar berlangsung di Mesir yang menggulingkan Mubarak.
Ikhwanul Mulsimin akhirnya memilih untuk mengajukan calonnya untuk pemilu presiden karena alasan kekhawatiran kembali munculnya revolusi di Mesir serta perpindahan kekuasaan dari militer ke sipil akan terganggu.
Ikhwanul Muslimin sebelumnya berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilu legislatif dan kini menguasai parlemen. Kelompok itu pun kini tengah merancang konstitusi baru.
....
[berita terkait]
Sekilas Profil Khairat Al Shatir
Hidayatullah.com - Wakil ketua Al Ikhwan Mesir Khairat Al Shatir diajukan sebagai calon presiden dalam pemilihan umum yang akan datang, lansir Al Arabiya.
Pimpinan Al Ikhwan Muhammad Badie, mengumumkan pencalonan Al Shatir itu dalam konferensi pers yang digelar pada hari Sabtu (31/03/2012).
“Setelah diputuskan untuk mengajukan nama saya dalam pemilihan presiden, saya hanya dapat menerima keputusan Al Ikhwan tersebut,” kata Badie membacakan pernyataan Al Shatir, yang tidak hadir dalam jumpa pers tersebut.
Sabtu hari itu juga, Partai Keadilan dan Kebebasan bentukan Al Ikhwan memutuskan untuk membuat laman khusus di situs jejaring sosial Facebook. Partai itu menegaskan bahwa mereka mendukug Al Shatir sebagai calon presiden Mesir masa depan.
Pencalonan Al Shatir dikabarkan mendapat dukungan 56 persen, saat penentuan calon presiden dari Al Ikhwan.
Al Shatir bergabung dengan Al Ikhwan sejak menjadi aktivis mahasiswa pada tahun 1981. Karirnya di organisasi itu terus menanjak dan dikenal sebagai tokoh kunci dalam bidang keuangan Al Ikhwan. Dia pernah dipenjara beberapa kali. Meskipun demikian, menurut kabar media, Al Shatir tetap dapat mengendalikan urusan Al Ikhwan dan kerajaan bisnisnya dari dalam sel. Bisnis yang dijalankan Al Shatir, disebut-sebut sebagai salah satu sumber utama keuangan organisasi Al Ikhwan Mesir.
Lahir pada 4 Mei 1950 di daerah Delta Sungai Nil di Provinsi Daqahliya, Al Shatir mendapatkan gelar sarjana tehnik dari Unversitas Alexandria dan master dari Universitas Mansura.
Tahun 2005, dalam rubrik opini di koran Inggris, Guardian, Al Shatir pernah mendesak pembacanya agar “tidak takut” dengan Al Ikhwan.
“Kesusksesan Al Ikhwan seharusnya tidak membuat siapapun takut, sebab kami menghormati hak semua agama dan kelompok politik,” tulisnya.*
___________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Kepada New York Times pejabat tersebut mengomentari capres Al Ikhwan,”Jelas, bahwa hal itu bukan berita bagus”. Demikian lansir harian Al Ahram Mesir (1/4/2012).
Pejabat penjajah Zionis itu juga menyampaikan,”Al Ikhwan bukan sahabat kami dan tidak mengharapkan kebaikan pada kita”.
Sebagaimana diberitakan bahwa IM telah mengajukan Khairat As Syatir, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil mursyid am sebagai capres. Ekonom ulung yang berkali-kali ditahan di masa rezim Mubarak ini sendiri telah mengundurkan diri dari jabatannya dalam Al Ikhwan pada hari Sabtu kemarin dalam rangkan mencalonkan diri mewakili sayap politik gerakan itu yakni partai Al Hurriyah wa Al Adalah (FJP).
Pihak partai Al Hurriyah wa Al Adalah sendiri menginginkan dengan naiknya As Syatir sebagai presiden maka ekonomi Mesir bisa bangkit, sebagaimana disampaikan oleh DR. Hasan Al Barnas ia menjuluki As Syatir sebagai “Erdogan Arab”. [Hidayatullah.com]
....
Ikhwanul Muslimin Mengusung Wakil Mursyid Am IM dalam Pilpres Mesir
Ikhwanul Muslimin mengatakan mereka mencalonkan Khairat al-Shatir yang merupakan wakil ketua IM untuk maju dalam pemilu presiden.
Khairat al-Shatir merupakan tokoh Ikhwanul Muslimin seorang ekonom ulung, pengusaha yang mempunyai kekuatan finansial besar dan loyal.
Penunjukan Shatir ini membalikkan pernyataan sebelumnya dari petinggi kelompok itu yang sempat mengatakan mereka tidak akan mengikuti proses pemilu presiden.
Pengajuan calon presiden itu dilakukan Ikhwanul Muslimin akibat memburuknya hubungan dengan dewan yang berkuasa saat ini.
Mahmoud Hussein, Sekjen Ikhwanul Muslimin, mengatakan, kelompok itu telah memutuskan untuk mengajukan calon karena adanya "ancaman nyata bagi revolusi dan proses demokrasi".
Pernyataan tersebut mengakhiri spekulasi tentang pencalonan Shatir sebagai presiden Mesir dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung dari 23 Mei – 24 Mei 2012 mendatang.
Pengumuman ini berlangsung hanya beberapa hari sebelum pendaftaran calon presiden ditutup. Pengumuman ini mengakhiri spekulasi tentang siapa calon dari Ikhwanul Muslimin.
Shatir sempat menjalani hukuman penjara selama 12 tahun karena terlibat dalam kelompok itu saat Presiden Hosni Mubarak masih berkuasa.
Mubarak saat berkuasa memang menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terlarang.
Shatir dibebaskan setahun setelah gelombang protes besar berlangsung di Mesir yang menggulingkan Mubarak.
Ikhwanul Mulsimin akhirnya memilih untuk mengajukan calonnya untuk pemilu presiden karena alasan kekhawatiran kembali munculnya revolusi di Mesir serta perpindahan kekuasaan dari militer ke sipil akan terganggu.
Ikhwanul Muslimin sebelumnya berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilu legislatif dan kini menguasai parlemen. Kelompok itu pun kini tengah merancang konstitusi baru.
....
[berita terkait]
Sekilas Profil Khairat Al Shatir
Hidayatullah.com - Wakil ketua Al Ikhwan Mesir Khairat Al Shatir diajukan sebagai calon presiden dalam pemilihan umum yang akan datang, lansir Al Arabiya.
Pimpinan Al Ikhwan Muhammad Badie, mengumumkan pencalonan Al Shatir itu dalam konferensi pers yang digelar pada hari Sabtu (31/03/2012).
“Setelah diputuskan untuk mengajukan nama saya dalam pemilihan presiden, saya hanya dapat menerima keputusan Al Ikhwan tersebut,” kata Badie membacakan pernyataan Al Shatir, yang tidak hadir dalam jumpa pers tersebut.
Sabtu hari itu juga, Partai Keadilan dan Kebebasan bentukan Al Ikhwan memutuskan untuk membuat laman khusus di situs jejaring sosial Facebook. Partai itu menegaskan bahwa mereka mendukug Al Shatir sebagai calon presiden Mesir masa depan.
Pencalonan Al Shatir dikabarkan mendapat dukungan 56 persen, saat penentuan calon presiden dari Al Ikhwan.
Al Shatir bergabung dengan Al Ikhwan sejak menjadi aktivis mahasiswa pada tahun 1981. Karirnya di organisasi itu terus menanjak dan dikenal sebagai tokoh kunci dalam bidang keuangan Al Ikhwan. Dia pernah dipenjara beberapa kali. Meskipun demikian, menurut kabar media, Al Shatir tetap dapat mengendalikan urusan Al Ikhwan dan kerajaan bisnisnya dari dalam sel. Bisnis yang dijalankan Al Shatir, disebut-sebut sebagai salah satu sumber utama keuangan organisasi Al Ikhwan Mesir.
Lahir pada 4 Mei 1950 di daerah Delta Sungai Nil di Provinsi Daqahliya, Al Shatir mendapatkan gelar sarjana tehnik dari Unversitas Alexandria dan master dari Universitas Mansura.
Tahun 2005, dalam rubrik opini di koran Inggris, Guardian, Al Shatir pernah mendesak pembacanya agar “tidak takut” dengan Al Ikhwan.
“Kesusksesan Al Ikhwan seharusnya tidak membuat siapapun takut, sebab kami menghormati hak semua agama dan kelompok politik,” tulisnya.*
___________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia