twit uneg-uneg bang @OjHie #BBM
'orang kampung' dari pelosok Mataram NTB
- Saya ingin sharing ttg rencana kenaikan harga #BBM oleh Pemerintah. Bukan pandangan seorang ahli; cuma simulasi org awam.
- Ada beberapa argumen yg diklaim oleh pihak pro pemerintah; utk dukung kebijakan menaikkan harga #BBM
- Pertama, akibat kenaikan harga minyak dunia, maka subsidi #BBM membengkak hingga defisit APBN ikut membengkak. APBN bisa jebol.
- Asumsi hrg minyak awal pemerintah di APBN adalah 90 USD. Akibat memanasnya situasi TimTeng asumsi itu terkoreksi jadi 120 USD per barel
- Akibat kenaikan belanja subsidi BBM, Pemerintah diprediksi menanggung kenaikan sebesar 40-45T. Bahkan ada yg sinyalir sampe 60T
- Istilah subsidi sendiri rentan dimanipulasi, apakah mengacu pada subsidi atas biaya pokok ataukah atas menguapnya margin laba
- Pnerimaan ngara sektor migas kita juga diatas 250T kok (pajak n non pajak), dan subsidinya diprediksi bengkak jd 160-anT. Masih untung to
- Buat ekonom pro pemerintah, pembengkakan defisit dikhawatirkan bisa berakibat gagalnya negara dlm membiayai belanja pembangunan;
- Proyek2 pembangunan pemerintah bisa mangkrak; krn nggak ada duit buat bayar pihak rekanan. Pertumbuhan ekonomi terancam
- Jgn berpikir ya, pemerintah akan "memotong" belanja rutinnya yg bengkak itu utk tutupi defisit APBN. Mrk lbh suka korbankn belanja modal
- Bandingkan dgn APBN 2011, persentase subsidi kita berkurang, sebaliknya rasio belanja birkrasi kita meningkat. Padahal ini era IT lho
- Di era IT ini, bukannya birokrasi pelayanan makin efisien; tapi makin jelimet dan gemuk. Semuanya berlomba tumbuh jd otoritas2 baru
- Adagium dlm birokrasi kita; kalo bisa dipersulit. Kenapa harus dipermudah? Birokrasi yg berliku2 itulah jadi faktor biaya di APBN-APBD
- Lagian birokrasi pelayanan itu ada di kota atau kabupaten: cukup pusat perkuat fungsi koordinasi dan monitoringnya saja #BBM
- Jk birokrasi playann itu di kabupaten; logikanya yg kita "tolerir" gemuk ya cukup disana. Ngapain pusat n propinsi ikut gemuk? Diet dong
- Ide populis @Fahrihamzah utk pemotongan gaji DPR 20%, mestinya bisa dibaca sbg kesiapan DPR memotong belanja rutinnya #BBM
- Sebaliknya, apakah eksekutif juga bersedia memotong belanja rutinnya? Melakukan reformasi birokrasi yg serius?
- Tp kita gagal menangkap tendensi baik pemerintah utk memotong belanja rutinnya; justru april ini BI naikkan gaji pegawainya. Ironis!
- Disaat kaum miskin mnghitung kenaikan belanjanya akibat melambungnya harga; ada sekelompok bankir yg nikmati insentif kenaikan gaji
- Ada juga jalan lain yg dipikirkan buat tutupi naiknya defisit akibat naiknya belanja subsidi yaitu dgn menambah utang baru
- Menutup defisit dengan meminta utang baru juga bukan jalan keluar yang baik. Utang kita sudah numpuk diatas 1500 trilyun
- APBN kita terpotong 250T-an utk membayar cicilan utang; sekarang nambah utang lagi. Ampun deh. Kapan kita bebas utang?
- Para ekonom itu; selalu mengambil asumsi utang dengan rasio PDB kita. Utk menunjukkan rasionalitas mrk dlm menerbitkan utang baru
- Saya tdk sepenuhnya menolak asumsi itu. Tp kompetensi pemerintah utk memandang kenaikan PDB sbg kenaikan pendapatan negara meragukan
- Masih banyak potensi pendapatan yg jebol. Dulu saat angket mafia pajak mngemuka; disinyalir "kerugian negara" 300T lebih.Msih ingat kan?
- Sayangnya waktu itu, pemerintah didukung Partai Demokrat menolak pengusutan mafia pajak ini. Mereka gentar. 300 T entah kemana?
- Masalah besar ini disembunyikan di lipatan persoalan rezim; yang tercium ke permukaan adalah cecunguk2 spt Gayus. Itupun sudah heboh
- Alasan lain yg didengungkan utk cabut subsidi BBM adalah mayoritas yg menikmati subsidi adalah orang2 kaya. Benarkah?
- Jika logika ini kita benarkan; ternyata pengguna jalan raya di Jakarta 80% lebih mobil pribadi. Orang kaya juga kan? Nah lho
- Saat penyelamatan bank century, yg "disubsidi" orang kaya juga bukan? nggak salah niy?
- Jadi, jk subsidi dicabut krn alasan penimatnya org kaya; mk bisakah kita hentikan pembangunan jalan di Jkt, krn yg nikmati jg org kaya?
- Tentu anda komplain jika pembangunan jalan dihentikan to? Krn itu instrumen utama yg menggerakkan ekonomi kita
- Bukankah BBM juga begitu? Menjadi komponen utama dlm biaya produksi kita dan berpengaruh kuat pd inflasi?
- Inflasi ini tdk akan memukul orang2 kaya; tp akan memukul kami, orang2 yg lemah aksesnya thd alat2 produksi
- Tarif angkutan naik, harga2 akan naik. Sudahkah anda hitung kenaikan harga itu?
- Tdk ada jaminan buat kami, naiknya BBM akan menaikkan pendapatan kami. Yg kami dengar, kami cuma mau dikasi uang BLT
- Kami menerima uang BLT, agar kami nggak protes dengan kenaikan BBM. Tp yg pasti; nilai uang yg kami dapatkan melemah
- Kami terus menerima BLT anda, Anda membuat kami begitu tergantung; kami menjadi masyarakat yg lemah
- Tuan, anda jg mensinyalir bengkaknya subsidi jg krn naiknya konsumsi BBM. Bukankah ini dosa anda juga; krn lemah dlm politik trnsportasi
- Kemacetan di jalan raya; rasio kepemilikn kndaraan pribadi yg mmbludak; itu kan nyedot subsidi juga. Mana transportasi publik yg nyaman?
- Jadi sekarang akibat keteledoran tuan dalam politik transportasi ingin dibebankan kepada kami, rakyat kecil yg tidak mampu ini?
- Jika premis tuan, meningkatnya konsumsi BBM di Indonesia. Maka konversi dong ke gas atau batu bara. Bukan dgn cabut subsidi
- Jk kebijakan konversi anda bagus; maka pengaruh BBM pd inflasi akan bisa kita redam.
- Tapi boro-boro konversi ke gas. Anda jual murah gas kita ke China, kata Kurtubi gas Tangguh kita lelang 3,35 dolar per mmbtu
- Sementara lapangan badak yg kita suplai ke jepang jualnya sudah 18 dolar per mmbtu
- Dgn naiknya harga minyak dunia, knp bukan jadi kesempatan utk "perbaiki" harga komoditas energi kita? Knp cuma harga gula pasir yg naik?
- Jadi jika pemerintah proaktif dalam konversi BBM; maka inflasi akibat produk ini relatif lebih terkendali
- Sayangnya, pasca JK; kebijakan konversi ini kurang mengemuka. SBY takut bertaruh dengan citranya. Ada yg mafia yg nikmati impor migas
- Atau jika pemerintah aktif dalam renegosiasi tangguh; akan ada potensi kenaikan pendapatan sebesar 30 Trilyun. Luar biasa bukan?
- Asumsi lain; ada 30 an lebih perusahaan asing yg bermain di migas. Exxon saja membukukan keuntungan ratusan trilyun. Gila to
- Bayangkan jika keuntungan itu diperoleh oleh negara atau perusahaan lokal. Bayangkanlah nilai manfaatnya buat Indonesia
- Sayang sekali pemerintah kita pro asing, miskin terobosan. Fokus pd makro ekonomi, mirip org yg senang berbedak
- Perlu juga dicatat; walaupun sektor energi kita dikelola tdk profesional. Penghasilan sektor migas kita selalu lebih besar dari subsidi
- Jgn juga bandingkan harga minyak kita dgn Singapura; emangnya perkapita kita berapa sih?
- Lagian sumber daya alam kita kaya; logikanya harga pasti murah di tingkat produsen
- Banyak cara utk menutupi defisit APBN. Kalopun mentok, krn kita punya rezim pemalas. Jgn berharap trlalu banyak.
- Solusi parsial tanpa mengurai jaringan kepentingan di sektor energi hanya akan lahirkan dosa2 politik baru
- Cukup sekian n trims
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia