Sentimen Pribadi





by: Dinie Hz 'thekupu'


Sebelum menulis postingan ini lebih lanjut, saya mencari terlebih dahulu pengertian 'Sentimen'. Repot juga nanti kalo salah makna. Dari wiktionary, saya dapatkan beberapa pengertian 'sentimen'.



Sebagai kata benda atau nomina, sentimen bisa berarti:

  1. pendapat atau pandangan yang didasarkan pada perasaan yang berlebih-lebihan terhadap sesuatu (bertentangan dengan pertimbangan pikiran)
  2. emosi yang berlebihan
  3. reaksi yang tidak menguntungkan

Sebagai kata sifat atau ajektiva, sentimen dimaknai sebagai:

iri hati; tidak senang; dendam

Kali ini, yang akan saya tuliskan adalah tentang sentimen pribadi. Silahkan dimaknai sendiri berdasarkan pengertian-pengertian di atas :D

Menurut saya, for certain cases, menyimpan sentimen pribadi itu sungguh merepotkan diri sendiri. Bagaimana tidak? Soalnya orang dengan sentimen pribadi memiliki beberapa ciri sebagai berikut:

  • Mencari-cari kesalahan sekecil apapun
  • Mengenyampingkan hal-hal baik yang telah dilakukan seseorang atau sekumpulan orang sehingga jadi lebih mudah untuk lost focus.
  • Mengabaikan azas praduga tak bersalah *udah mirip istilah yang belakangan dipakai oleh pengacara para koruptor ya? hihhi*
  • Senang dan bahagia melihat kekeliruan pada orang lain, bahkan pada teman atau saudara sendiri
  • Terindikasi mirip dengan musuh dalam selimut
  • Gelisah melihat teman yang disentimeni berjaya.

Wrapping it into a conclusion, orang yang menyimpan sentimen pribadi itu susah sekali berbuat adil. Mungkin masih terkendala dalam mengimplementasikan firman Allah di QS Al Maidah: 8:

"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Sehingga, akibat sudah terlanjur memiliki sentimen pribadi (baca: benci) terhadap suatu kaum, jadi sedikit sulit untuk mengedapankan prinsip tabayyun (konfirmasi) ketika mendapat berita tak menyenangkan tentang suatu kaum tersebut. Lupa dengan prinsip tabayyun: bukan membuktikan kesalahan melainkan mengurangi prasangka negatif.

Semoga kitakita yang masih menyimpan sentimen pribadi terhadap suatu kaum, ke depannya bisa melenyapkan atau setidaknya mengikis sedikit demi sedikit tabiat ini ya. Bukannya apa, kalau sudah menyimpan sentiman pribadi, biasanya jadi lebih sibuk caricari kesalahan orang daripada memuhasabah diri.

"Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib orang lain." (HR. Ad Dailami)

Mari kita fokus pada perbaikan diri, tak sibuk dengan aib-aib orang lain, apalagi kalau jauh dari niat saling cinta karena Allah, hingga memutus silaturrahim. Na'udzubillahimindzalik.

Wallahualam Bisshhowwab.



*http://wedonotgoblog.blogspot.com/2012/03/sentimen-pribadi.html

__________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :