Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Ulama karismatik, KH Abdullah Faqih, pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban, telah berpulang ke rahmatullah pada Rabu (29/2), dalam usia 82 tahun. Sekitar pukul 18.25 WIB, selepas Maghrib, ulama yang sering dijadikan rujukan tokoh nasional ini menghadap Sang Ilahi karena stroke.
Kepergian ulama khas ini meninggalkan luka mendalam, tidak saja bagi keluarga dan para santri di Ponpes Langitan, tetapi juga bagi warga nahdliyyin. Bagi warga Nahdlatul Ulama (NU), KH Abdullah Faqih adalah panutan. Beliau sering kali dijadikan rujukan oleh para pengasuh pesantren. Tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga di Jawa dan wilayah lainnya.
“Beliau merupakan ulama yang sangat karismatik. Bahkan di kalangan warga NU, beliau senantiasa dijadikan panutan kiai-kiai pesantren,“ kata KH Ahmad Zaim Ma’shoem, pengasuh Ponpes Kauman, Lasem, Rembang, Rabu (29/2).
Sesuai dengan namanya, kata Gus Zaim, KH Abdullah Faqih itu dikenal sebagai ulama yang sangat mumpuni.
“Beliau itu seorang ulama yang sangat alim, tawaduk, dan wara. Tentu saja, kita sangat kehilangan tumpuan dengan kepergian beliau.” .
Keahlian dan kealiman ulama ini, sudah terlihat se jak menuntut ilmu di Ponpes al-Hidayat, Lasem, Rembang. “Karena kealiman dan keahlian beliau dalam ilmu agama, maka beliau ditunjuk menjadi lurah pondok saat nyantri pada tahun 1950-an dan membimbing rekan-rekan sesama santri. Lalu, beliau diambil menantu oleh KH Bisri untuk dinikahkan dengan putri beliau yang bernama Nyai Khunainah,“ jelas Gus Zaim.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menyatakan bangsa ini telah kehilangan tokoh besar. “Tidak saja bagi NU, tapi juga Indonesia juga kehilangan tokoh yang mumpuni,“ ujar Kang Said.
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD juga merasakan hal yang sama. Mahfud MD mengaku kehilangan sosok KH Abdullah Faqih. Menurut Mahfud, almarhum adalah seorang guru umat yang sebenarnya. “Beliau mendidik umat tanpa pamrih,” kata Mahfud, Rabu (26/2) malam. Bahkan kata Mahfud, saat dia berkunjung ke kediaman KH Abdullah Faqih yang sedang sakit, beliau selalu mendoakan Mahfud agar selalu istikamah.
“Indonesia kehilangan tokoh penyangga kekuatan spiritual. Warga NU khusus
nya sangat kehilangan. Di saat bangsa ini dalam krisis, beliau menggerakkan massa untuk senantiasa memohon pertolongan Allah,“ ujar Ketua umum PP Muslimat, Khofifah Indar Parawansa.
Tak hanya bagi warga NU, kepergian KH Abdullah Faqih juga turut dirasakan warga Muhammadiyah. “Beliau adalah ulama besar dan kiai panutan umat. Kita semua sangat kehilangan karena selama ini beliau senantiasa istikamah mengabdikan diri untuk umat,“ ujar Ketua PP Muhammadiyah Porf Yunahar Ilyas.
*REPUBLIKA (1/3/12)
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia