Oleh Detti Febrina
@dettife
Bandar Lampungtwit memories "HNW dan Ayahku"
- #HNW - saya lebih suka mentakzimi beliau sbg 'Ustadz Dayat' - dan ayah saya tak saling mengenal. Ayah (alm.) bahkan boleh dibilang apolitis.
- Bergulir pada 1998, ayah pun ibu mengira saya semata aktif di kampus & organisasi kemahasiswaan. Tak sepatahpun pengakuan saya bantu2 parpol.
- Ayah saya jaksa. PNS tulen. Ketua semacam Panwaslu di era Orba. Gemuruh 1998 ditanggapinya sinis. Politik tetap tersimpan sbg benda busuk.
- Maka kepada ayah, saya bungkam tentang aktivitas sbg Sekretaris Deputi - kini Bidang - di baby PK :)
- 1999 tibalah saatnya deklarasi di kota kami. Liputan pers jadi tanggungjawab saya di kepanitiaan. Oya, saya masih kuliah kala itu.
- H-1 deklarasi. Persiapan tempat, dll. #HNW dipastikan sedia hadir esok.
- Bada magrib, mobil Ust. Ari (mantan Ketua DSW) disopiri oleh beliau sendiri siap ambil genset di rumah. Untuk jaga2 lampu GOR Saburai padam.
- Karena deklarasi partai, sy tak berani pinjam mobil ayah. Masih jarang ikhwah punya mobil. Ada satu ikhwan & seorang teman akhwat, menemani.
- Alih-alih mengizinkan genset dipinjam, ayah menahan saya pergi.
- Beliau katakan bahwa beliau tahu aktivitas saya di partai beberapa hari lalu justru dari Kepala SPK TVRI.
- Sbg anak perempuan bungsu, saya dan ayah punya hubungan khusus. Hampir semua hal saya ceritakan di sela baca koran atau memijiti kakinya.
- Malam itu, masih tersedu sedan, saya beserta Ust Ari & 2 kawan berangkat ke GOR. Ust Ari menasihati saya utk tetap lembut pada orangtua.
- Esoknya, deklarasi PK alhamdulillah tak terpengaruh mata bengep saya. Rupanya bukan Ust #HNW yang hadir.
- Tapi gemuruhnya tetap bertalu. Partai dakwah tegak jua di sini. Ketuanya disebut Presiden: Ust #HNW.
- Siapa nyana itu justru jadi titik balik bagi ayah saya. Diam2 ia membaca dan diam2 kekagumannya tumbuh, pada PK dan #HNW.
- "Kayaknya humble - rendah hati - ya Presiden kamu itu." Di kali lain disebutnya #HNW sebagai orang baik yang cerdas.
- Satu momen lagi tiba. Muswil, pemilihan Ketua DPW. Saya masih jaga gawang media center. Siapkan konpers, dll.
- Lagi, #HNW dikabarkan akan hadir. Berbeda dengan malam itu, pagi sebelum muswil ayah saya berpesan..
- "Titip salam ya buat Presiden kamu. Jangan ga disampein."
- Alhamdulillah #HNW hadir. Full team bahkan. Yg saya ingat ada Syaikh Rahmat Abdullah, Ust @salimsegaf dan lainnya.
- Usai konpers, dengan semangat 45 dan PDOD, amanat ayah benar2 saya sampaikan. Ke Ust #HNW
- Hehe.. *abaikan-ed :)*
- "Aslm, Ustadz Dayat. Ada amanah menyampaikan salam dari orangtua saya untuk Ust."
- "Jazakillah, ukhti. Afwan siapa ya orangtuanya?" Sesaat takjub dengan keramahan #HNW.
- "Hanya simpatisan yang tadinya antipati dengan partai, Ustadz."
- Memang dah bawaan orok mungkin ya, kalo urusan 'maju ngomong' saya sering jadi tumbal. Beginilah akibatnya.
- Siang itu beliau, #HNW mendoakan ayah saya, menyampaikan salam kembali utk ayah saya dan menyilakan untuk mampir ke Mampang (DPP).
- Mungkin itu hanya keramahan biasa #HNW. Tapi saya menangis dalam perjalanan pulang. Gembira, haru, tak sabar ingin cerita semua ke ayah.
- Dalam sisa perjalanan hidupnya - ayah meninggal 2 tahun pasca 1999 - menjadi kontributor, loyalis, apalah namanya, yg sgt luar biasa.
- Kampanye 1999 itu ia borong segala rupa atribut PK untuk dibagikan ke pegawai2 Kejari @BandarLampung serta sanak kerabat.
- Ini mungkin agak personal, tapi #HNWselalu mengingatkan saya pada almarhum ayah. Termasuk gemuruh #HNW saat ini.
- Mengaminkan doa seorang teman: Allahu muwaafiq pasca putusan #NURANI #HNW : an nashru wal fathu lid da'wah.. Allaahumma Aamiin.. #end
*HNW: Hidayat NurWahid
___________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia