Oleh Muhammad Agus Setiawan*
Ahad 25 Maret 2012, bertempat di gedung PHI Cempaka Putih-Jakarta, seberang RS Islam Cempaka Putih, saya bergegas hadir sebelum jam 13 siang itu, karena berharap saya bisa menyiapkan terlebih dulu peralatan untuk presentasi yang sudah saya siapkan. Ternyata betul, setiba di lokasi acara "Sosialisasi Robthul aam untuk Pemenangan Hidayat-Didik" yang diadakan DPC PKS Cempaka Putih ini sudah hadir 10-an peserta.
Setelah menyiapkan segala perlengkapan, saya melanjutkan mengobrol dengan beberapa ikhwan yang sudah hadir. Pada saat menjelang pkl 13.30 saat peserta lain mulai ramai berdatangan, pemandangan saya tertuju pada sosok seorang ibu yang perkiraan saya usianya telah lebih dari 50 tahun, datang bersama putra tercintanya, yang saya kenal sebagai kader PKS yang aktif di Cempaka Putih.
Ikhwan dan Akhwat fillah, pernahkah antum membawa atau mengajak orang tua antum untuk mengikuti acara pelatihan yang diselenggarakan oleh struktur PKS (bukan acara kampanye atau Milad ya), dan orang tua antum rela mengikuti kegiatan tersebut? Pemandangan itulah yang saya dapatkan siang itu, saat sang ibu tanpa malu, juga sang anak dengan bangganya berjalan memasuki ruangan pelatihan yang dilaksanakan oleh DPC Cempaka Putih. Sang ibu langsung duduk di barisan depan, bergabung bersama para akhwat lain yang telah lebih dulu hadir. Tanpa rasa malu. Padahal beliau satu-satunya peserta wanita yang usianya sudah lanjut. Subhanallah. Hampir menitikkan air mata ketika saya menyaksikan pemandangan tersebut. Dan sang ibu, sangat antusias mengikuti rangkaian acara hingga akhir, tanpa terlihat lelah. Bahkan saya menyaksikan dari sorot matanya, semangat yang menyala-nyala dari sang ibu untuk membantu pemenangan pasangan DR Hidayat Nur Wahid - Prof Didik J Rachbini pada pemilukada 2012 ini.
Saat dibuka sesi tanya jawab dan sharing setelah sholat ashar, kembali sang ibu dari seorang kader tadi membuat saya terharu. Ia pun meminta waktu untuk berbagi pengalaman mengenai Robthul 'Aam. Ia bercerita bahwa sejak putranya aktif di PKS, dan di depan rumahnya selalu ditempeli bendera PKS (bendera PKS itu bukan dipasang di tiang, tetapi ditempelkan di garasi mobilnya, sehingga siapapun yang lewat di depan rumahnya pasti akan melihat bendera PKS itu).
Bendera PKS itu sudah dan tetap terpasang di rumahnya sejak tahun 2003 hingga sekarang. Beliau bercerita bahwa sejak bendera itu terpasang, banyak orang yang tak dikenalnya datang ke rumah, dengan berbagai macam permasalahan, mulai dari yang minta bantuan modal usaha, hingga ada yang datang untuk menyerahkan anak mereka supaya diangkat oleh keluarga ibu kader tadi. Yang luar biasanya, tidak jarang orang yang datang ke rumah beliau itu berdomisili di luar Jakarta, ada yang dari Bekasi, Depok, dan lain-lain. Yang menarik, ketika orang-orang tersebut ditanya, kenapa mereka datangnya ke rumah sang ibu, rata-rata mereka menjawab bahwa: Karena ibu kan orang PKS, kan ada bendera PKS di depan rumah ibu, dan kami tahu kalau PKS itu kan orangnya baik-baik dan suka menolong orang yang kesusahan....
Subhanallah... Begitu terenyuh hati ini mendengar cerita ibu ini.
Usai seluruh acara digelar, pada saat semua peserta akan berdoa, salah seorang ustadz yang memimpin doa meminta kepada seluruh peserta agar mengawali doa bersama sore itu dengan "ber'wasilah" (mengeluarkan infaq sebelum berdoa, agar infaq tadi menjadi 'wasilah' insya Allah do'a mustajab-ed)
Beliau menyampaikan ayat "Wab-taghuu Ilaihil Washiilah..."
Spontan seluruh peserta mengeluarkan isi dompet masing-masing untuk dikumpulkan menjadi dana perjuangan, yang kami yakin nilainya pasti tidak seberapa dibandingkan dana yang disiapkan oleh calon-calon lain yang kabarnya bernilai trilyunan rupiah.
Inilah peristiwa yang sejak beberapa tahun yang lalu belum pernah terjadi lagi, dimana kader dengan kemampuannya masing-masing merelakan harta-harta yang dimilikinya untuk diinfaqkan bagi perjuangan memenangkan Pasangan Hidayat-Didik.
Ketika diumumkan hasilnya, saya begitu terharu karena diantara yang dikumpulkan dari para kader, terdapat sebuah cincin emas, yang saya yakin diberikan secara ikhlas oleh kader akhwat yang hadir, juga ada sebuah Handphone yang masih terbungkus rapih dalam kardusnya, yang sengaja diinfaqkan seorang peserta untuk bisa dilelang, dan uangnya diserahkan untuk perjuangan da'wah ini... Subhaanallah...
Hari Ahad 25 Maret 2012 tersebut bagi saya menjadi salah satu dari hari-hari terbaik yang pernah saya jalani... Mudah-mudahan cerita singkat ini bisa menginspirasi seluruh kader, betapa perjuangan ini butuh kesatuan dan persatuan, juga butuh pengorbanan yang tinggi, serta keikhlasan yang kuat.
Muhammad Agus Setiawan
Ketua DPD PKS Jakarta Pusat
___________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Ahad 25 Maret 2012, bertempat di gedung PHI Cempaka Putih-Jakarta, seberang RS Islam Cempaka Putih, saya bergegas hadir sebelum jam 13 siang itu, karena berharap saya bisa menyiapkan terlebih dulu peralatan untuk presentasi yang sudah saya siapkan. Ternyata betul, setiba di lokasi acara "Sosialisasi Robthul aam untuk Pemenangan Hidayat-Didik" yang diadakan DPC PKS Cempaka Putih ini sudah hadir 10-an peserta.
Setelah menyiapkan segala perlengkapan, saya melanjutkan mengobrol dengan beberapa ikhwan yang sudah hadir. Pada saat menjelang pkl 13.30 saat peserta lain mulai ramai berdatangan, pemandangan saya tertuju pada sosok seorang ibu yang perkiraan saya usianya telah lebih dari 50 tahun, datang bersama putra tercintanya, yang saya kenal sebagai kader PKS yang aktif di Cempaka Putih.
Keharuan 1
Ikhwan dan Akhwat fillah, pernahkah antum membawa atau mengajak orang tua antum untuk mengikuti acara pelatihan yang diselenggarakan oleh struktur PKS (bukan acara kampanye atau Milad ya), dan orang tua antum rela mengikuti kegiatan tersebut? Pemandangan itulah yang saya dapatkan siang itu, saat sang ibu tanpa malu, juga sang anak dengan bangganya berjalan memasuki ruangan pelatihan yang dilaksanakan oleh DPC Cempaka Putih. Sang ibu langsung duduk di barisan depan, bergabung bersama para akhwat lain yang telah lebih dulu hadir. Tanpa rasa malu. Padahal beliau satu-satunya peserta wanita yang usianya sudah lanjut. Subhanallah. Hampir menitikkan air mata ketika saya menyaksikan pemandangan tersebut. Dan sang ibu, sangat antusias mengikuti rangkaian acara hingga akhir, tanpa terlihat lelah. Bahkan saya menyaksikan dari sorot matanya, semangat yang menyala-nyala dari sang ibu untuk membantu pemenangan pasangan DR Hidayat Nur Wahid - Prof Didik J Rachbini pada pemilukada 2012 ini.
Keharuan 2
Saat dibuka sesi tanya jawab dan sharing setelah sholat ashar, kembali sang ibu dari seorang kader tadi membuat saya terharu. Ia pun meminta waktu untuk berbagi pengalaman mengenai Robthul 'Aam. Ia bercerita bahwa sejak putranya aktif di PKS, dan di depan rumahnya selalu ditempeli bendera PKS (bendera PKS itu bukan dipasang di tiang, tetapi ditempelkan di garasi mobilnya, sehingga siapapun yang lewat di depan rumahnya pasti akan melihat bendera PKS itu).
Bendera PKS itu sudah dan tetap terpasang di rumahnya sejak tahun 2003 hingga sekarang. Beliau bercerita bahwa sejak bendera itu terpasang, banyak orang yang tak dikenalnya datang ke rumah, dengan berbagai macam permasalahan, mulai dari yang minta bantuan modal usaha, hingga ada yang datang untuk menyerahkan anak mereka supaya diangkat oleh keluarga ibu kader tadi. Yang luar biasanya, tidak jarang orang yang datang ke rumah beliau itu berdomisili di luar Jakarta, ada yang dari Bekasi, Depok, dan lain-lain. Yang menarik, ketika orang-orang tersebut ditanya, kenapa mereka datangnya ke rumah sang ibu, rata-rata mereka menjawab bahwa: Karena ibu kan orang PKS, kan ada bendera PKS di depan rumah ibu, dan kami tahu kalau PKS itu kan orangnya baik-baik dan suka menolong orang yang kesusahan....
Subhanallah... Begitu terenyuh hati ini mendengar cerita ibu ini.
Keharuan 3
Usai seluruh acara digelar, pada saat semua peserta akan berdoa, salah seorang ustadz yang memimpin doa meminta kepada seluruh peserta agar mengawali doa bersama sore itu dengan "ber'wasilah" (mengeluarkan infaq sebelum berdoa, agar infaq tadi menjadi 'wasilah' insya Allah do'a mustajab-ed)
Beliau menyampaikan ayat "Wab-taghuu Ilaihil Washiilah..."
Spontan seluruh peserta mengeluarkan isi dompet masing-masing untuk dikumpulkan menjadi dana perjuangan, yang kami yakin nilainya pasti tidak seberapa dibandingkan dana yang disiapkan oleh calon-calon lain yang kabarnya bernilai trilyunan rupiah.
Inilah peristiwa yang sejak beberapa tahun yang lalu belum pernah terjadi lagi, dimana kader dengan kemampuannya masing-masing merelakan harta-harta yang dimilikinya untuk diinfaqkan bagi perjuangan memenangkan Pasangan Hidayat-Didik.
Ketika diumumkan hasilnya, saya begitu terharu karena diantara yang dikumpulkan dari para kader, terdapat sebuah cincin emas, yang saya yakin diberikan secara ikhlas oleh kader akhwat yang hadir, juga ada sebuah Handphone yang masih terbungkus rapih dalam kardusnya, yang sengaja diinfaqkan seorang peserta untuk bisa dilelang, dan uangnya diserahkan untuk perjuangan da'wah ini... Subhaanallah...
Hari Ahad 25 Maret 2012 tersebut bagi saya menjadi salah satu dari hari-hari terbaik yang pernah saya jalani... Mudah-mudahan cerita singkat ini bisa menginspirasi seluruh kader, betapa perjuangan ini butuh kesatuan dan persatuan, juga butuh pengorbanan yang tinggi, serta keikhlasan yang kuat.
Ya Allah, terimalah amal kami yang sedikit ini, ampunilah segala khilaf dan salah kami, jangan lah jadikan khilaf dan salah kami menjadi penghalang kemenangan yang akan Kau berikan kepada Kami. Aamiin...
Muhammad Agus Setiawan
Ketua DPD PKS Jakarta Pusat
___________
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia