Ustadz DR. Muhammad Badi’ : Media.. Pionir Kebangkitan


Media.. Pionir Kebangkitan


Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi’
Mursyid Am Ikhwanul Muslimin

Penerjemah:
Abu ANaS MA
__________

Segala puji hanya milik Allah, pujian yang tiada terhingga, pujian yang suci dan penuh berkah insya Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw dan orang-orang yang mendukungnya, selanjutnya…

Hari-hari ini kita akan memperingati satu tahun revolusi Arab di musim semi, dan hal-hal yang telah dicapai dan berbagai keberhasilan dalam rangka membangkitkan rakyat untuk mendapatkan hak-haknya secara legal dan menghancurkan undang-undang yang telah menghambatnya selama beberapa dekade, keinginannya untuk menata negara dan mengemban amanah yang telah dirampas oleh para pencoleng dan pelaku tindak kerusakan, dan pada waktu yang bersamaan seluruh potensi dan kekuatan untuk melengkapi prestasi menyatu, mewujudkan sisa-sisa dari tuntutan revolusi, terutama menuntut balas dari para syuhada dan orang-orang yang terluka, melakukan balasan (hukuman) kepada para pelaku tindak kejahatan yang merusak kehidupan politik dan kemanan negeri , dan juga menyempurnakan kembali lembaga-lembaga legislasi dan yang lainnya dari beberapa tuntutan yang sebelumya belum terwujudkan.

Dan kita sempurnakan dari apa yang telah kita mulai pada beberapa peristiwa yang lalu tentang proyek kebangkitan dan pilar-pilarnya; dengan berbicara tentang salah satu unsur dari unsur-unsur kebangkitan yang diidamkan; yaitu media.

Media adalah denyut nadi masa, sarana yang sangat memberikan pengaruh dalam membentuk opini umum, bahkan ia merupakan pionir sebuah kebangkitan jika digunakan secara baik, namun ia juga dapat menjadi penghalang dalam menggerakkan kondisi yang penting dan urgen sekali dalam sebuah gerakan yang menyeluruh di tengah masyarakat; karena media senantiasa melakukan pengumpulan data dan informasi secara umum dan kuhsus, dan hal-hal yang berhubungan dengan gerakan sebuah investasi dan pembangunan di berbagai bidang, sebagaimana media juga bagian dari investasi yang dapat melakukan pembentukan secara efektif untuk membina manusia dan meri’yah pertumbuhannya; baik ideolginya, inderanya, suluknya, kepribadiannya dan orientasinya dalam rangka membangun negara dan mengokohkannya melalui pemeliharaan hak-hak bagi semua rakyat, dan media juga memiliki peran penting dalam menyebarkan fitnah dan api pertikaian sehingga dapat memecah belah hubungan yang umum dan yang khusus, jika para pemiliknya tidak amanah.

Islam menyeru kepada insan media untuk senantiasa mengusung nilai-nilai mulia melalui risalahnya yang mulia; mengarahkannya kepada tugasnya yang penting dan mulia dalam memberikan perjelasan tentang kebenaran bukan menyembunyikannya, menolak syubhat bukan mengomporinya, menyeru kepada akhlak mulia bukan mengintai perkara remeh atau tercela, memberikan pemenuhan hajat masyarakat bukan menjauhkannya, sebagaimana media juga bukan sekedar sarana sederhana namun memiliki posisi yang sangat penting, tidak ada manusia yang tidak membutuhkannya, bahkan jika boleh diistilahkan bahwa media adalah “Penguasa keempat” walaupun secara realita memiliki pengaruh utama.

Media memiliki pengaruh besar dalam pembentukan ideologi dan perilaku manusia -yang tidak bisa diingkari olehnya-, bahwa dalam kehidupan masyarakat atau negara bisa saja terjadi pertikaian dan permusuhan yang tidak berujung pangkal bahkan perpecahan hanya karena pengaruh berita, kata-kata, komentar atau visualisasi yang disebarkan oleh insan mendia, dan bahkan dapat mengancam masa depan umat manusia terhadap ideologi, kehidupan sosial dan negaranya, dan jika media tidak dijadikan senjata atas pengaruh lainnya dengan mengarahkan opini umum menuju jalan yang telah ditentukan atau pemahaman khusus, itu sudah cukup baginya.

Kebutuhan kita terhadap media yang jujur

Fungsi media saat ini – seperti yang telah dipupuk oleh rezim otoriter di mana mereka tidak keluar pada dua tujuan; sebagai hiburan dan gambaran keindahan resmi pemerintah- harus diubah secara radikal dan dari akarnya, agar dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat budaya bangsa, dan mengubah kebiasaan negatif dan berbahaya melalui pengembangan yang terkoordinasi terhadap nilai-nilai sosial yang positif, dan membimbing manusia menuju produktivitas dan menyebarkan sarana diri dan menghubungkan masalah-masalah individual dengan permasalahan komunal.

Dan media yang jujur akan senantiasa berkomitmen dengan perkara yang real (nyata); menanamkan kepercayaan dalam jiwa manusia; karena secara ringkas ia merupakan ugkapan kebenaran, pembawa informasi tanpa berlebihan atau dikurangi, karena itulah seluruh media harus benar-benar memiliki kejujuran dalam mengeluarkan kata-kata dan dengan ketulusan nurani, sesuai dengan firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (At-Taubah:119)

Dan hendaknya media berhati-hati dari membuat kedustaan dengan menduga bahwa hal tersebut hanya mengikuti yang lalu atau umat akan memakluminya, bahkan bermaksud dengan sengaja dan main-main.. berhati-hatilah terhadap peringatan yang telah disampaikan oleh Nabi saw:

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِب فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Berhati-hatilah kalian dari kedustaan, karena kedustaan itu akan membimbing kepada kejahatan, dan kejahatan itu akan membimbing kepada neraka. Senantiasa seorang hamba berdusta dan membiasakannya, hingga dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta”.

Media memiliki peran penting dan urgen sekali dalam memformulasi berbagai risalah kepada bangsa secara keseluruhan, memperbaiki problematinya dan memelihara budayanya, menjaga pilar-pilar identitas Arab dan Islam, serta memberikan kesadaran real terhadap berbagai perubahan kontemporer, dan mercerahkannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di sekitarnya.

Karena itu sarana media harus benar-benar mewakili masyarakat, sehingga menjadi sarana yang mencerminkan gambaran dan nilai-nilai masyarakat, pandangan dan ide, adat istiadat dan tradisinya, begitupula dengan menjadikan media sebagai tali penyambung akan keinginan, ambisi, gairah dan harapan bangsa, dan ini akan menjadi katup pengaman bagi media, dan selanjutnya akan menjadi corong bagi masyarakat.

Kita juga tidak boleh mengabaikan akan peran pentig media, karena ia berperan penting dalam kebangkitan, karena itu, adalah penting memberikan perhatian serius terhadap media , terkait dengan kontribusinya dan dalam rangka untuk bisa mengoptimalkannya dalam konstruksi pembangunan untuk memperluas tingkat kesadaran masyarakat terhadap proyek kebangkitan.

Begitupula media harus memiliki rasa tanggung jawab nasional dan sosial terhadap bangsa yang ada di hati rakyat, meningkatkan kesadaran mereka, meluruskan perilaku, mempublikasikan budaya kerja, mengembangkan dan merekonstruksi hal-hal yang dapat dijadikan alat untuk dapat berkontribusi memberikan dukungan kebangkitan dan membangun peradaban, dan berinteraksi dengan berbagai masalah dan problematikanya dengan pandangan objektif yang membangun, bukan kritik yang destruktif.

Amanah Kata

Karena media sebagai pilar penting kebangkitan yang diidamkan; sebagai bagian dari denyut nadi umat dan aliran pertama yang dapat membentuk opini publik, perlu kiranya menasihati para pembuat media dari semua jenis sebagai bagian dari amanah kata yang ada di hadapan mata mereka dan memahami akan bahayanya tahapan ini yang mungkin berbeda dari sisi historis dan tanah airnya.

Bahwa kata memiliki peranan penting dan prestise dalam kehidupan sesama manusia, selain memberikan dampak yang besar dalam kehidupan bangsa-bangsa; karena itu, penekanan Nabi untuk menarik perhatian manusia akan pentingnya dan bahayanya pada saat yang sama dengan sabda beliah:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

“Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang sesuatu yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala , yang tidak ia sadari, maka Allah Subhanahu Wata’ala mengangkat dengannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat tentang suatu yang dimurka Allah SWT , yang ia tidak sadari ternyata menghempaskan dirinya dengannya ke dalam Jahannam”. (Bukhari dan Ibnu Majah)

Jika kata ini memasukkannya ke surga dan yang ini memasukkannya ke dalam surga, maka hal tersebut juga menjadi penyebab konstruksi, pembangunan dan kebangkitan, dan juga dapat menjadi penyebab penghancuran dan pengrusakan, dan ‘kata’ yang dimaksud mencakup segala macam kata-kata; lisan, tulisan dan audio, Karena itu Nabi saw bersabda:

الْمُسْتَشَارَ مُؤْتَمَنٌ

Kanselir intrusted (seorang pengarah harus dapat dipercaya),”

menekankan akan amanah kata; karena kata sangat penting dalam menjalin hubungan manusia dengan orang lain, dan ini yang harus ditaati oleh media dan komitmen terhadapnya; untuk selalu menjaga amanah, sebagai manhaj atasnya, menjadikannya sebagai tujuan untuk mengaksesnya, memiliki nilai tertinggi dan kode etik yang harus dijunjung olehnya.

Sebagaimana juga menjelaskan kepada kita bahwa media dengan berbagai sarananya harus menunjukkan perannya secara penuh, melalui penyebaran kesadaran, mempromosikan budaya, menegakkan sistem nilai dan berkontribusi dengan real dalam mendorong roda pengembangan dan pembangunan; untuk mengembalikan kebangkitan negara dalam segala hal, dan tentunya yang demikian tidak akan tercapai kecuali melalui seperangkat prinsip dan nilai-nilai yang seharusnya diletakkan pada prioritas utama, adapun prinsip-prinsip dan nilai-nilai tercermin pada beberapa hal berikut:

- Media memainkan peran sebagai pemantau yang baik dan netral terhadap berbagai peristiwa yang terjadi, tidak menambahnya dalam rangka melakukan provokasi, berkomitmen terhadap objektivitas dan ketidakberpihakan dalam penyajian fakta, menggunakan berita dan tema media dengan memperhitungkan etika dan akhlak dialog, mendukung praktek demokrasi dan penerimaan orang lain, berkontribusi terhadap kebangkitan di semua bidang; sosial, ekonomi dan lain-lain, berkomitmen terhadap kredibilitas dan jauh dari penyebaran kedustaan dan kebohongan hanya karena ingin mencapai tujuan palsu, yaitu dengan melalukan verifikasi terlebih dahulu terhadap berita yang diterima dari orang lain sebelum ditayangkan, dan hendaknya semua memahami bahwa semua uang yang berasal dari hasil distribusi dan penambahan popularitas karena kebohongan dan disinformasi akan menjadi barang haram yang akan dikonsumsi oleh istri dan anak-anaknya.

- Meningkatkan profesionalitas dan mengkonsolidasikan nilai-nilai etika, kepemimpinan, perencanaan strategis, studi dan penelitian, dan ini berarti bahwa media harus fokus pada konfigurasi akademik dan profesionalme yang efektif dan sistematis, melakukan koordinasi antara berbagai jenis konfigurasi; pelatihan, organisasi dan lembaga-lembaga yang beragam; untuk merespon kebutuhan bangsa dan proyek kebangkitan-nya. Begitupula dengan pasar tenaga kerja dan tuntutan-tuntutannya. Karena itu harus terjadi perubahan dari tahap kuantitas kepada kualitas, sehingga mengakomodasi peran penting media dalam mendukung pembangunan masyarakat dan individu serta bangsa dan mendukung pembuatan keputusan.

- Memberikan prioritas terhadap isu-isu dan masalah-masalah yang berkaitan dengan warga negara; hal-hal yang membuat mereka merasa bahwa media adalah cermin hakiki dari kepentingannya, aspirasinya, isu-isunya dan harapannya di masa yang akan datang, berupakebutuhan yang fokus pada kode etik media, berambisi memberikan informasi yang progressif dan refresentatif, memerangi berbagai hal yang dapat menghancurkan masyarakat atau mengancam stabilitasnya, dan untuk memberikan kesempatan mengekspresikan pendapat bagi semua orang tanpa pengecualian atau diskriminasi, dan memastikan bahwa kandungannya tidak keluar dari konten media terhadap perhatian warga negara, berdasarkan etika media dan adat istiadatnya.

Jika media dapat merealisasikan prinsip-prinsip ini dan memberikan perhatian seluruh sarananya, maka hal tersebut akan dapat memainkan peran utamanya dalam membangun kebangkitan yang diinginkan; kebangkitan dalam memajukan masyarakat secara politik, ekonomi dan sosial, dan niscaya akan memiliki perpanjangan tangan dalam memberikan pengaruh diseluruh lapisan bangsa; sehingga dapat merealisasikan harapan rakyat dan aspirasi mereka, itulah peran dan itulah posisi yang diinginkan dan menjadi harapan semua orang.

Shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabat.

Allahu Akbar walillaahilhamd.




*)http://www.al-ikhwan.net/2012/02/5166/media-pionir-kebangkitan/



*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :