Taushiyah ust. @SalimAFillah : Jangan Tertipu pada Zhahir Kemuliaan



Salim A. Fillah
Muwajih Nasional DPP PKS
Pembina Majelis Jejak Nabi Masjid Jogokariyan Jogja



  1. Merujuk ukuran kebaikan pada arahan Allah & jalan hidup RasulNya adalah keinsyafan mulia yang kadang menyesakkan dada.

  2. Seperti yang dilakukan 'Umar ibn Al Khaththab ketika bergunung-gunung harta Kemaharajaan Persia kilau-kemilau memenuhi Madinah.

  3. Semua mengucap selamat & doa-doa indah atas keberhasilannya menggelorakan jihad, meninggikan kalimat Allah, memakmurkan muslimin.

  4. Tapi di pojok sana, sang Khalifah menangis tersedu-sedu. Di hamparan intan, emas, & segala benda mewah, airmatanya tumpah.

  5. "Mengapa kau menangis hai Amirul Mukminin?", tanya seorang sahabat, "Bukankah Allah telah bukakan keberkahan langit & bumi..

  6. ..bagi ummat ini melalui tanganmu?" Maka 'Umar mendongak dengan mata memerah & pipi basah, "Dusta! Demi Allah ini dusta!"

  7. "Demi Allah bukan begitu! Sebab andai semua ini kebaikan", ujarnya menunjuk tumpukan berlian & mas-kencana, "Mengapa ia..

  8. . .tak terjadi di zaman Abu Bakr; juga tidak di zaman Rasulullah? Maka demi Allah, ini semua pasti bukan puncak kebaikan!"

  9. Sungguh pandangan jernih; harta berlimpah itu bukan kebaikan; SEBAB jika ia KEBAIKAN; harusnya terjadi pada ORANG TERBAIK.

  10. Sedang sabda Nabi adalah benar; "Sebaik-baik kurun adalah masaku, kemudian yang berikutnya, kemudian yang mengikutinya."

  11. Maka adakah hari ini kita menimbang kebaikan yang melimpahi dengan ukuran orang-orang terbaik; soal rizqi, ibadah, dakwah?

  12. Indah direnungkan sejenak; keluarga, pekerjaan, jabatan, kekayaan, kemasyhuran kita; apakah ia baik di sisi para teladan?

  13. Sungguh kurun terbaik bakda Nabi; senada 'Umar; panglima penakluk Persia yang melimpahi Madinah dengan harta berpendapat sama.

  14. Sa'd ibn Abi Waqqash namanya; sang singa yang menyembunyikan kukunya; menitik air matanya ketika memasuki Balairung Kisra.

  15. Melihat megah pilar, anggun mahligai, gemerlap singgasana, & mahkota berjejal permata; Sa'd lirih melantun {QS 44: 25-29}.

  16. ..Betapa banyak taman-taman & mata air yang mereka tinggalkan.. Juga kebun-kebun bertanaman & tempat indah nan mulia.. (25-26)

  17. ..Dan kesenangan yang mereka berlezat menikmatinya.. Demikianlah, & Kami wariskan semua itu pada kaum yang lain.. (27-28)

  18. . .Maka langit & bumi tak menangisi mereka; dan tiadalah mereka diberi tangguh.. (29). Deras airmata Sa'd mentilawah Surat Ad Dukhan.

  19. Begitulah; kebaikan harus kita tanyakan pada para insan terbaik; seperti Abu Bakr yang menangis kala sahabat lain gembira.

  20. Surat An Nashr; dibaca oleh umumnya sahabat sebagai tibanya kemenangan, jayanya agama Allah, gempitanya insan berislam.

  21. Tapi bagi Abu Bakr ia duka mendalam; selesainya tugas Rasul, wafatnya beliau, terputusnya wahyu, & dimulainya kemunduran.

  22. Maka selalu ada pesan tersembunyi yang mengoyak batin di tiap hal yang pada zhahirnya dipandang manusia sebagai kejayaan.

  23. Bahkan bagi sang Nabi; seperti terpampang dalam ayat yang baru kita sebut; "Jika datang pertolongan Allah & kemenangan..

  24. ..dan kamu lihat manusia berbondong-bondong memasuki agama Allah.."; betapa manisnya, betapa indahnya, betapa mulianya..

  25. Telah tiba waktu memetik buah dari perjuangan yang getir & pilu; dari dakwah beliau yang berkuah keringat, darah, air mata..

  26. Tapi kalimat berikutnya menyentak kesadaran; halus & tajam; "Maka bertasbihlah memuji Rabbmu & mohonlah ampun kepadaNya.."

  27. Maka pesan rangkaian rericau ini sederhana; mari tak tertipu pada zhahir kemuliaan; dengan selalu bertasbih & beristighfar.


*https://twitter.com/#!/salimafillah



*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :