TEMPO.CO, Jakarta- Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta menilai hasil survei Lembaga Survei Indonesiakemarin menunjukkan bahwa politik Indonesiamasih labil. Menurut dia, labilnya politik Indonesiaini ditandai dengan banyaknya suara mengambang yang kerap meloncat dari satu partai ke partai lainnya.
"Situasi demokrasi kita masih dalam perjalanan. Sehingga masih labil. Karena itu survei juga volatilitasnya tinggi. Pilihan politik masyarakat bisa berubah setiap waktu ditentukan oleh tren politik," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR.
Kemarin, LSI menyatakan bahwa sebanyak 50 persen responden berpotensi tidak memilih jika pemilu dilakukan hari ini. Hanya 49 persen dari 2050 orang responden yang menyatakan mantap dengan pilihannya. Sementara sisa nya menyatakan masih ragu dan belum menentukan pilihan.
Menurunnya kepercayaan publik ini, menurut Peneliti Centre for Strategic and International Studies J Kristiadi terjadi karena merosotnya fungsi partai. Menurutnya, publik juga menilai fenomena korupsi terjadi di seluruh partai politik.
Dalam survei ini, LSI menempatkan Partai Golkar dengan tingkat elektabilitas tertinggi dengan perolehan 15 persen suara. Sementara Demokrat berada di posisi kedua dengan 13,7 persen suara dan PDI Perjuangan berada di posisi ketiga dengan 13,6 persen.
Anis mengatakan, hasil LSI ini menunjukkan bahwa hasil pemilu masih sulit ditebak. Menurutnya, tingginya angka masyarakat yang belum menentukan pilihan masih memungkinkan peta kekuatan politik berubah. Anis mengatakan meskipun ada kecenderungan partai politik besar menurun tingkat elektabilitasnya, ternyata tidak mendongkrak angka elektabilitas partai kecil dan menengah.
"Sikap apolitik disebabkan adanya political distrust. Angka yang muncul ini masih mungkin berubah. Ini yang harus diwaspadai oleh partai-partai politik," ujarnya.
Anis mengaku khawatir dengan keadaan ini. Menurutnya, jika angka partisipasi politik pada pemilu 2014 nanti berada di bawah lima puluh persen maka akan berimbas pada legitimasi politik sebuah pemerintahan. Karena itu, ia mengatakan bahwa partai politik harus membuat gebrakan dalam sisa waktu yang ada. "Partai politik harus membuat gebrakan yang signifikan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat," ujarnya.
Secara internal, ia mengatakan, survei ini juga akan menjadi bahan evaluasi dari PKS untuk menentukan langkah evaluasi. "Kita akan jadikan hasil evaluasi ini sebagai bahan dalam Rakornas kami," ujarnya.
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
"Situasi demokrasi kita masih dalam perjalanan. Sehingga masih labil. Karena itu survei juga volatilitasnya tinggi. Pilihan politik masyarakat bisa berubah setiap waktu ditentukan oleh tren politik," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR.
Kemarin, LSI menyatakan bahwa sebanyak 50 persen responden berpotensi tidak memilih jika pemilu dilakukan hari ini. Hanya 49 persen dari 2050 orang responden yang menyatakan mantap dengan pilihannya. Sementara sisa nya menyatakan masih ragu dan belum menentukan pilihan.
Menurunnya kepercayaan publik ini, menurut Peneliti Centre for Strategic and International Studies J Kristiadi terjadi karena merosotnya fungsi partai. Menurutnya, publik juga menilai fenomena korupsi terjadi di seluruh partai politik.
Dalam survei ini, LSI menempatkan Partai Golkar dengan tingkat elektabilitas tertinggi dengan perolehan 15 persen suara. Sementara Demokrat berada di posisi kedua dengan 13,7 persen suara dan PDI Perjuangan berada di posisi ketiga dengan 13,6 persen.
Anis mengatakan, hasil LSI ini menunjukkan bahwa hasil pemilu masih sulit ditebak. Menurutnya, tingginya angka masyarakat yang belum menentukan pilihan masih memungkinkan peta kekuatan politik berubah. Anis mengatakan meskipun ada kecenderungan partai politik besar menurun tingkat elektabilitasnya, ternyata tidak mendongkrak angka elektabilitas partai kecil dan menengah.
"Sikap apolitik disebabkan adanya political distrust. Angka yang muncul ini masih mungkin berubah. Ini yang harus diwaspadai oleh partai-partai politik," ujarnya.
Anis mengaku khawatir dengan keadaan ini. Menurutnya, jika angka partisipasi politik pada pemilu 2014 nanti berada di bawah lima puluh persen maka akan berimbas pada legitimasi politik sebuah pemerintahan. Karena itu, ia mengatakan bahwa partai politik harus membuat gebrakan dalam sisa waktu yang ada. "Partai politik harus membuat gebrakan yang signifikan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat," ujarnya.
Secara internal, ia mengatakan, survei ini juga akan menjadi bahan evaluasi dari PKS untuk menentukan langkah evaluasi. "Kita akan jadikan hasil evaluasi ini sebagai bahan dalam Rakornas kami," ujarnya.
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia