Pesta Setan

Oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham

Imam Ghazali mengajak kita untuk mengenali sejumlah keadaan yang membuat setan “berpesta pora“, karena keberhasilannya menggoda manusia. Pertama, terjadinya perceraian rumah tangga. Iblis sebagai pimpinan para setan selalu memuji semua keberhasilan dan jerih payah anak buahnya, tetapi iblis jauh lebih senang dan berupaya akan membanggakan kelompok setan yang berhasil menceraikan suami istri. (QS alBaqarah : 102).

Kedua, durhaka kepada orang tua. Kelompok-kelompok setan akan selalu berupaya agar manusia tidak hormat kepada orang tuanya, bahkan berharap supaya manusia tidak peduli dan tidak memperhatikan keadaan kedua orangtuanya. Jika kemudian mendapati manusia benar-benar sudah pada titik menyakiti dan durhaka kepada orangtuanya maka bisa dipastikan setan benar-benar sedang mengibarkan panji kemenangannya. Mereka la'natullah `alaihim akan saling mengucap selamat dengan riang.

Ketiga, perkelahian sampai membunuh atau terbunuh. “Pembunuh dan yang dibunuh sama-sama di nera ka.“ (HR Mutafaq alaihi). Jika seorang hamba yang beriman mudah terjerembab dalam kawah panas api neraka maka saat itu terkirimlah hidangan pesta bagi kelompok setan.

Keempat, pecandu khamar dan yang sejenis seperti halnya juga narkoba. (QS 5:90). Orang yang banyak mengonsumsi khamar dan narkoba, berarti sedang dalam keadaan superlalai kepada Allah. Dan, tepatlah jika disebut bahwa orang yang mencandu khamar sedang diajak dalam sebuah pesta setan yang langsung diaransemeni iblis.

Kelima, tenggelam dalam dosa zina dan merasa nyaman dengan aktivitas faahisyah ini (QS al-Isra' [17]: 32). Orang yang berzina takluk dengan hawa nafsu. Filter keimanannya jebol dan tidak bisa mengontrol. Karena itulah setan mudah masuk.

Keenam, ketagihan duit haram, seperti menipu, mencuri, merampok, mengorupsi, dan bermain riba.

Berikutnya, “Attakabburru bil hasadi wal intiqoomi,“ angkuh dan sangat sombong bahkan dibarengi dengan sifat dengki, pemarah, dan dendam (QS 31:18).

Ihwal lain pesta setan adalah ketika manusia ada yang ingin menjadi dukun dan mengamini apa yang diucapkan dukun. Diriwayatkan oleh alBazzar dari `Imron bin Hushoin, “Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.“

Puncak kegembiraan setan adalah manusia mati dalam keadaan maksiat, bahkan mati dalam kafir. “Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka dilaknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.“ (QS [2]:161). “Ya Allah lindungi kami dari maksiat dan godaan setan yang terkutuk.“




*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :