Pendidikan Ekonomi Islam Marak | Perbankan Syari'ah membutuhkan ribuan tenaga profesional

Paling tidak dalam satu dua tahun ini perbankan syariah membutuhkan 14 ribu hingga 15 ribu orang.

Syafii Antonio
Penerapan ekonomi Islam, khususnya dalam bentuk perbankan dan keuangan syariah, memicu banyak lembaga pendidikan membuka program studi dalam bidang ini. Tren masyarakat yang mendalami ilmu tersebut pun mengalami peningkatan. Ketua I Ikatan Ahli Ekonomi Islam, Agustianto Mingka, menyatakan hingga sekarang keinginan itu kian marak.

Perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi agama, dengan sendiri tergerak untuk mewadahi minat masyarakat itu. Ia menyebut, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan perguruan tinggi yang dikelola oleh Muhammadiyah. Lebih lanjut ia mengatakan, ada lima Universitas Islam Negeri (UIN) yang menggelar program studi ekonomi Islam. Selain itu, terdapat 14 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan 32 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

Ia mengatakan mahasiswa yang belajar di berbagai perguruan tinggi itu juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di industri perbankan dan keuangan syariah. “Masih dibutuhkan banyak tenaga profesional,“ kata Agustianto di Jakarta, Ahad (29/1).

Paling tidak dalam satu dua tahun ini, kata Agustianto, perbankan syariah membutuhkan 14 ribu hingga 15 ribu orang. Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia, Syafii Antonio, mengatakan lembaga pendidikannya yang mulai beroperasi sejak 2002 mengajarkan ekonomi Islam, manajemen Islam, serta keuangan dan akuntansi Islam.

Ia menginginkan mereka benar-benar menguasai ilmu dan merujuk pada hukumhukum Islam. Kemampuan mereka dalam bahasa Inggris dan Arab juga ditingkatkan. Kedisiplinan juga diterapkan bagi para calon sumber daya yang bergerak dalam ekonomi Islam itu.

Secara terpisah, Dadang Romansyah, kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Prasarana Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, mengungkapkan bank syariah memang masih membutuhkan tenaga yang andal.

Bukan saja mereka yang mengerti ekonomi, melainkan juga hukum Islam dalam praktik ekonomi, seperti keuangan dan perbankan. Dengan pertimbangan ini, lembaga pendidikan semacam SEBI menempuh langkah komprehensif dengan menggabungkan semua ilmu itu. “Kami ingin, mereka juga berakhlak Islami. Ini sangat penting,“ ujarnya.



*)REPUBLIKA (30/1/12)


*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :