PM Palestina Ismail Haniya Tegaskan Lawatan Luar Negerinya Sukses

GAZA - Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah tiba kembali di Jalur Gaza pada Selasa malam (10/1) setelah melakukan perjalanan ke sejumlah negara tetangga. Haniyah meninggalkan Gaza pada tanggal 25 Desember 2011. Ia mengunjungi Mesir, Turki, Sudan dan Tunisia. Selain bertemu dengan para pemimpin negara-negara sahabat, Haniyah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Al Arabi dan ketua Al Ikhwan Muhammad Badie saat berada di Kairo.

PM Palestina Ismail Haniyah menegaskan bahwa lawatannya ke luar negeri bertujuan memperkuat persatuan nasional sebagai aplikasi bagi persatuan dan mengakhiri blokade yang dipaksakan terhadap bangsa Palestina.

Dalam penjelasan rinci tentang lawatan luar negerinya di hadapan anggota kabinet dan anggota parlemen Palestina di Gaza, Kamis (12/1) Haniya menyatakan, “Israel sedang menuju kehancuran, arogansi pemukim yahudi, yahudisasi Al-Quds, pembangunan tembok rasial tidak mungkin bisa mengubah sejarah maupun menghapus persoalan ini dari hati bangsa Arab dan kaum muslimin.

PM menegaskan konsistensi pemerintahannya dan terus bersiap menyongsong persatuan nasional. Haniya menyebutkan komitmen pemerintahan di Gaza tidak serupa dengan komitmen saudara-saudara Palestina di Tepi Barat.

Haniya menyatakan, “Rekonsiliasi Palestina bukan sekedar nash, kertas maupun tanda tangan semata, melainkan semangan dan kepercayaan terhadap kontribusi politik dan memanfaatkan pengalaman. Kita adalah satu bangsa di satu rumah, kita ingi hidup berdampingan dan bekerja bersama-sama.”

Problema rekonsiliasi adalah adanya intervensi asing dan tekanan Israel. Karena itu kita harus membentuk penghalang yang kuat untuk melindunginya, sebab jika kita terus menjaminkan persoalan Palestina kepada intervensi ini, maka akan melahirkan sejumlah rintangan.


Kunjungan Ke Mesir

Arab league Secretary General, Nabil el-Arabi, left, meets with Gaza's Hamas Prime Minister, Ismail Haniyeh in Cairo, Egypt, Monday, Dec. 26, 2011.


PM menjelaskan, kunjungannya ke Mesir sukses dan berhasil. Dialog dilakukan terkait persoalan listrik. Kita meminta pihak Mesir untuk menambah distribusi listrik ke Gaza.

Juga dibahas persoalan kekurangan gas di Gaza, persoalan perjalanan dan hambatannya serta perlintasan Rafah dan kebebasan bepergian.

Di samping itu dibahas juga keamanan di Sinai, kami tegaskan bahwa keamanan Mesir adalah juga keamanan kita, dan keamanan kita adalah juga keamanan Mesir.

Termasuk persoalan terowongan, Haniya menyatakan bahwa fakta strategis kita telah memecahkan blokade dan mematahkan konspirasi, dan salah satu inovasi rakyat Palestina menghadapi blokade.

Haniya menjelaskan, pembicaraan juga dilakukan dengan pimpinan Mesir dan Sekjen Liga Arab, Nabil Arabi terkait rekonstruksi Gaza. Kami banyak membicarakan persoalan ini terkait pentingnya memasukan bahan bangunan ke Gaza, hal ini mengharuskan diperbaikinya perlintasan Rafah.

Haniya menyebutkan, juga dibahas mengenai dana yang tertahan di Liga Arab dalam pertemuan puncak. Haniya menyatakan, dana ini untuk bangsa Palestina, kami meminta pihak Liga Arab untuk membelikan bahan bangunan dan lainnya. Perusahaan Arab dan Mesir sedang berkordinasi dengan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini.

Haniya meminta pihak Liga Arab untuk menjamin keamanan bagi rekonsiliasi Palestina, dan pentingnya dukungan Arab secara politik dan keuangan, kami nyatakan jika di sana ada tekanan keuangan Amerika, maka sebagai gantinya adalah keuangan Arab.


Kunjungan Ke Sudan

Hamas Prime Minister Ismail Haniya was received Wednesday by Ibrahim Ahmed Omar, an adviser to President Al Bashir upon arrival in Khartoum. (Reuters)



Mengenai kunjungannya ke Sudan, Haniya menegaskan telah memberikan langkah praktis untuk mengakhiri blokade. Pertemuan dengan Presiden, PM dan anggota kabinet. Haniya menyebutkan diundang untuk menghadiri peringatan nasional Sudan.

Kunjungan ke Sudan sangat positif, dibicarakan seputar beasiswa ke Sudan dan dukungan Sudan untuk konferensi mendukung Al-Quds.


Kunjungan Ke Turki

Turkey's Prime Minister Erdogan and Hamas' Gaza leader Haniyeh greet members of parliament from Erdogan's ruling AK Party during a meeting at the Turkish parliament on January 3, 2012. (REUTERS/Stringer)


Haniya berbicara mengenai Turki, realitas Turki adalah negara Islam dan berpengaruh besar bagi kawasan secara umum, dan bagi Palestina secara khusus.

PM Palestina menjelaskan, pertemuan di Turki berlangsung secara resmi dan juga dengan kalangan non formal, keluarga korban Mavi Marmara dan lainnya.

Haniya membahas persoalan rekonstruksi Gaza dengan PM Turki. Erdogan menyampaikan bahwa Turki siap membantu pengembangan Gaza dan rekonstruksinya.

Pertemuan juga digelar dengan para pimpinan partai di Turki, mereka mendukung persoalan Palestina dan menegaskan pentingnya persatuan bangsa Palestina.


Kunjungan Ke Tunisia

Tunisian President Moncef Marzouki (R) receives from Gaza's Hamas Prime Minister Ismail Haniya the key of Al-Quds on January 5, 2012 at Carthage Palace in Tunis.


Kunjungan ke Tunisia disebutkan Haniya berlangsung secara formal dan non formal.

Tunisia menyampaikan undangan kemanusiaan kepada anak-anak Palestina untuk berkunjung ke Tunisia dalam liburan musim panas mendatang. Haniya menyatakan, kami temukan di Tunisia, cinta, semangat dan dukungan bagi perjuangan Palestina. Disebutkan adanya MoU dengan Tunisia yang akan memberikan bea siswa kepada para pelajar Palestina, di samping kerjasama di sektor kesehatan dan ekonomi. [InfoPALESTINA]


---
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :