Oleh: H. Abdullah Haidir, Lc
Ketua MPW PKS Arab Saudi
Perang Ahzab (bag.2)
Al-Kufru Millatun Waahidah (Kekufuran adalah satu agama)
Sepanjang sejarahnya, aqidah tauhid selalu menjadi target bersama musuh-musuh Islam. Walaupun aqidah di antara mereka satu sama lain saling bertolak belakang, namun jika sudah berhadapan dengan kaum muslimin, apalagi didorong oleh kepentingan duniawi masing-masing, mereka dapat dengan mudah merapatkan barisan untuk mengumpulkan kekuatan.
Inilah kurang lebih yang sedang diemban oleh 'tim lobi' Yahudi. Bagaimana kekuatan musuh-musuh Islam dapat mereka satukan untuk membentuk kekuatan sekutu dalam sebuah rencana operasi penyerbuan besar-besaran ke Madinah.
Delegasi ini langsung dipimpin oleh Huyay bin Akhthab, didampingi para anggotanya; Salam bin Abi Al-Huqaiq, Kinanah bin Rabi bin Abi Al-Huqaiq, Hauzah bin Qais Al-Wa'ili, Abu Ammar Al-Wa'ili, dll. Mereka langsung menuju kota Mekah untuk menemui pentolan kaum kafir Quraisy yang saat itu menjadi pusat permusuhan terhadap Rasulullah saw dan para shahabatnya.
Setibanya di Mekah, mereka disambut hangat oleh tokoh Quraisy; Abu Sufyan yang sebelumnya memang memiliki hubungan baik dengan orang-orang Yahudi. Lalu diadakan perundingan antara mereka dengan tokoh Quraisy. Intinya adalah bahwa delegasi Yahudi tersebut mendorong kaum kafir Quraisy menggelar penyerbuan besar-besaran ke Madinah untuk membasmi kaum muslimin hingga ke akar-akarnya. Tak lupa, orang-orang Yahudi tersebut mengingatkan mereka dengan perang Badar dan Perang Uhud yang telah mereka alami.
Sebagaimana diketahui, kaum kafir Quraisy sendiri saat itu masih menyimpan bara permusuhan yang besar terhadap kaum muslimin. Selain masalah idiologi, kekalahan telak pada perang Badar dan 'kemenangan tanggung' pada perang Uhud membuat api permusuhan mereka tetap menyala-nyala. Maka ajakan delegasi Yahudi tersebut tak ubahnya bak melemparkan api di atas rerumputan kering yang langsung menyala berkobar-kobar. Karenanya, tak perlu perdebatan alot untuk menyetujui ajakan kaum Yahudi itu. Apalagi tim lobi Yahudi tersebut berjanji untuk menawarkan ajakan yang sama kepada suku-suku lainnya dan juga akan mengajak Bani Quraidzah, suku Yahudi yang masih menetap di Madinah dan masih menyepakati perjanjian damai dengan kaum muslimin, untuk membatalkan perjanjian mereka dengan kaum muslimin.
Namun tokoh-tokoh Quraisy juga ingin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan legitimasi agama mereka di mata kaum Yahudi dengan menyodorkan sebuah pertanyaan kepada tokoh Yahudi itu, "Wahai kaum Yahudi, kalian adalah Ahlul Kitab pertama, kini kami sedang bertikai dengan Muhamad, apakah agama kami lebih baik ataukah agama dia?" Maka tanpa ragu tokoh-tokoh Yauhdi itu berkata, "Agama kalian lebih baik dari agamanya, dan kalian lebih dekat kepada kebenaran."
Demikianlah Yahudi, yang selama ini membangga-banggakan kedudukannya sebagai Ahlul Kitab, begitu saja menggadaikan aqidahnya dengan memberikan pembenaran terhadap keyakinan paganisme yang jelas-jelas bertentangan dengan keyakinan mereka. Pada merekalah Allah Ta'ala menurunkan ayat-Nya
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada Jibt dan Thagut (setan yang disembah selain Allah) dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang beriman." (QS. An-Nisa: 51)
Setelah itu, tim lobi Yahudi tersebut menuju kabilah-kabilah kecil di jazirah Arabia dengan tujuan yang sama. Mereka mendatangi suku Ghathafan, Bani Sa'ad, Bani Murrah dan suku-suku lainnya. Berbekal persetujuan kaum kafir Quraisy atas rencana tersebut, tidak ada kesulitan untuk mendapatkan persetujuan mereka.
Maka, dalam waktu singkat, telah siap sebuah pasukan sekutu (Ahzab), terdiri dari beberapa suku Arab yang memusuhi kaum muslimin dengan suku Quraisy sebagai pemimpinnya. Diperkirakan jumlah mereka mencapai 10 ribu pasukan lebih. Jumlah terbesar berasal dari suku Quraisy. Karenanya, panglima perang dipegang oleh Abu Sufyan yang kala itu masih kafir.
Inilah kurang lebih yang sedang diemban oleh 'tim lobi' Yahudi. Bagaimana kekuatan musuh-musuh Islam dapat mereka satukan untuk membentuk kekuatan sekutu dalam sebuah rencana operasi penyerbuan besar-besaran ke Madinah.
Delegasi ini langsung dipimpin oleh Huyay bin Akhthab, didampingi para anggotanya; Salam bin Abi Al-Huqaiq, Kinanah bin Rabi bin Abi Al-Huqaiq, Hauzah bin Qais Al-Wa'ili, Abu Ammar Al-Wa'ili, dll. Mereka langsung menuju kota Mekah untuk menemui pentolan kaum kafir Quraisy yang saat itu menjadi pusat permusuhan terhadap Rasulullah saw dan para shahabatnya.
Setibanya di Mekah, mereka disambut hangat oleh tokoh Quraisy; Abu Sufyan yang sebelumnya memang memiliki hubungan baik dengan orang-orang Yahudi. Lalu diadakan perundingan antara mereka dengan tokoh Quraisy. Intinya adalah bahwa delegasi Yahudi tersebut mendorong kaum kafir Quraisy menggelar penyerbuan besar-besaran ke Madinah untuk membasmi kaum muslimin hingga ke akar-akarnya. Tak lupa, orang-orang Yahudi tersebut mengingatkan mereka dengan perang Badar dan Perang Uhud yang telah mereka alami.
Sebagaimana diketahui, kaum kafir Quraisy sendiri saat itu masih menyimpan bara permusuhan yang besar terhadap kaum muslimin. Selain masalah idiologi, kekalahan telak pada perang Badar dan 'kemenangan tanggung' pada perang Uhud membuat api permusuhan mereka tetap menyala-nyala. Maka ajakan delegasi Yahudi tersebut tak ubahnya bak melemparkan api di atas rerumputan kering yang langsung menyala berkobar-kobar. Karenanya, tak perlu perdebatan alot untuk menyetujui ajakan kaum Yahudi itu. Apalagi tim lobi Yahudi tersebut berjanji untuk menawarkan ajakan yang sama kepada suku-suku lainnya dan juga akan mengajak Bani Quraidzah, suku Yahudi yang masih menetap di Madinah dan masih menyepakati perjanjian damai dengan kaum muslimin, untuk membatalkan perjanjian mereka dengan kaum muslimin.
Namun tokoh-tokoh Quraisy juga ingin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan legitimasi agama mereka di mata kaum Yahudi dengan menyodorkan sebuah pertanyaan kepada tokoh Yahudi itu, "Wahai kaum Yahudi, kalian adalah Ahlul Kitab pertama, kini kami sedang bertikai dengan Muhamad, apakah agama kami lebih baik ataukah agama dia?" Maka tanpa ragu tokoh-tokoh Yauhdi itu berkata, "Agama kalian lebih baik dari agamanya, dan kalian lebih dekat kepada kebenaran."
Demikianlah Yahudi, yang selama ini membangga-banggakan kedudukannya sebagai Ahlul Kitab, begitu saja menggadaikan aqidahnya dengan memberikan pembenaran terhadap keyakinan paganisme yang jelas-jelas bertentangan dengan keyakinan mereka. Pada merekalah Allah Ta'ala menurunkan ayat-Nya
أَلَمْ تَرَ إِلَى الّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطّاغُوتِ، وَيَقُولُونَ لِلّذِينَ كَفَرُوا: هَؤُلاءِ أَهْدَى مِنَ الّذِينَ آمَنُوا سَبِيلاً، أُولَئِكَ الّذِينَ لَعَنَهُمُ اللّهُ، وَمَنْ يَلْعَنِ اللّهُ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا [سورة النساء:51
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab? Mereka percaya kepada Jibt dan Thagut (setan yang disembah selain Allah) dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang beriman." (QS. An-Nisa: 51)
Setelah itu, tim lobi Yahudi tersebut menuju kabilah-kabilah kecil di jazirah Arabia dengan tujuan yang sama. Mereka mendatangi suku Ghathafan, Bani Sa'ad, Bani Murrah dan suku-suku lainnya. Berbekal persetujuan kaum kafir Quraisy atas rencana tersebut, tidak ada kesulitan untuk mendapatkan persetujuan mereka.
Maka, dalam waktu singkat, telah siap sebuah pasukan sekutu (Ahzab), terdiri dari beberapa suku Arab yang memusuhi kaum muslimin dengan suku Quraisy sebagai pemimpinnya. Diperkirakan jumlah mereka mencapai 10 ribu pasukan lebih. Jumlah terbesar berasal dari suku Quraisy. Karenanya, panglima perang dipegang oleh Abu Sufyan yang kala itu masih kafir.
Sebuah operasi perang besar-besaran siap digelar……… (bersambung).
Pelajaran:
- Jika kepentingan telah menjadi idiologi, maka apa saja dapat digadaikan untuk memenuhinya, tak terkecuali aqidah.
- Kekuatan kufur sering berselisih jika berbicara tentang kepentingan pribadi, namun jika menghadapi kaum muslimin, mereka dengan mudah menyingkirkan perselisihan dan menggalang persatuan.
----
* Perang Ahzab (bag.1) : http://www.pkspiyungan.org/2012/01/perang-ahzab-ketika-konspirasi-musuh.html
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia