Kematian Yang Sangat Indah






Oleh: H. Abdullah Haidir, Lc
Ketua MPW PKS Arab Saudi




Abu Ja’far Muhammad bin Ali -pencatat Abu Zur’ah- Berkata,

“Kami mendatangi Abu Zur’ah* di Maa’ Syahran (sebuah nama tempat) saat dia menghadapi sakratul maut, sementara di sisinya terdapat Abu Hatim, Ibnu Warih dan Munzir bin Syazan serta yang lainnya. Lalu mereka menyebut-nyebut hadits tentang talqin :

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

“Talqinlah (tuntunlah) orang yang sedang menghadapi kematiannya dengan bacaan Laa ilaaha illallah.”

(Maksudnya mereka hendak mentalqinkan Abu Zur'ah, akan tetapi mereka agak sungkan karena kedudukannya yang tinggi bagi mereka).

Akhirnya mereka sepakat untuk meriwayatkan hadits tersebut. Maka berkatalah Ibnu Warih: “Telah meriwayatkan kepada kami Abu ‘Ashim, dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih…. dan tatkala menyebut Ibnu Abi….., dia tidak dapat meneruskannya- (mungkin lupa perawi berikutnya...), maka berkatalah Abu Hatim: “telah meriwayatkan kepada kami Bundaar dari Abu ‘Ashim dari Abdul Hamid bin Ja’far dari Shalih, kemudian dia tidak dapat meneruskannya juga, sementara yang lainnya terdiam saja.

Lalu tiba-tiba berkatalah Abu Zur’ah yang sedang dalam sakaratul maut seraya membuka matanya, "Telah meriwayatkan kepada kami Bundaar, dari Abu ‘Ashim, dari Abdul Hamid, dari Shalih Ibnu Abi Uraib dari Katsir bin Murroh dari Mu’az bin Jabal dia berkata, "Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang akhir perkataannya La ilaaha illallah, maka dia akan masuk surga”. Setelah itu ruhnya keluar dari jasadnya....

Semoga Allah merahmatinya.

Allahummarzuqnaa husnal khatimah.....


Abu Zur’ah Ar-Raazi, Ulama Ahli Hafal*)

Kisah tadi adalah detik-detik kematian Abu Zur’ah Ar-Raazi ulama besar ahli hafal. Nama lengkap beliau Abu Zur’ah Ubaidillah bin Abdul Kariim bin Yaziid Ar-Raazi. Lahir pada tahun 200 Hijriyah di kota Roy.

Keutamaan Beliau

Beliau mempunyai kekuatan hafalan yang luar biasa. Hal ini dibuktikan oleh perkataan beliau, “kedua telingaku tidak pernah mendengar ilmu sedikitpun kecuali pasti aku menghafalnya.”

“Aku menghafal 600.000 hadits sebagaimana seseorang hafal ‘qul huwallaahu ahad‘ (Surat Al-Ikhlas, -pent).”

Al-Imam An-Nawawi dalam ‘syarh shahih muslim’ menyatakan, “beliau adalah salah satu ahli hafal Islam dan yang paling banyak hafalannya.”

Ibnul Jauzi dalam ‘shifatus shafwah’ menyatakan,”beliau termasuk pembesar para ahli hafal dan junjungan orang-orang yang bertaqwa.”

Beliau juga dikenal sebagai imam ahli hadits, ahli fiqih, zuhud dan ahli ibadah. Al-Imam An-Nasaa’i berkata, “dia tsiqah (terpercaya)”. Abu Haatim menyatakan,”dia seorang imam”. Abdullah bin Ahmad menceritakan, “ketika Abu Zur’ah datang ke kota kami beliau singgah di rumah ayahku dan ayahku sering mengulang-ulang ilmu dengan beliau. Kemudian aku mendengar ayahku suatu hari menyatakan, ‘Aku tidak pernah shalat sunnah karena aku lebih mengutamakan untuk mengulang-ulang ilmu bersama Abu Zur’ah.”

Ibnu Hibbaan menyatakan, “beliau adalah salah satu imam dunia dalam bidang hadits.”

Ibnu Hajar menyatakan, “beliau termasuk orang yang jarang sepanjang zaman dalam bidang hafalan, kecerdasan, kekuatan beragama, keikhlasan, ilmu dan amal.”

Beliau wafat tahun 264 Hijriyah di kota Roy (tempat kelahiran beliau) pada hari Senin.

---
Sumber:
-Wasa'il Tsabat Fi Dinillah Ta'ala, karya Syekh Muhammad bin Saleh Al-Munajjid
-http://madrasahjihad.wordpress.com/2011/10/27/abu-zurah-ar-raazi-ulama-ahli-hafal/

*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia
Baca juga :