Ratusan ribu rakyat Palestina kemarin merayakan kedatangan 400 orang lebih tahanan Palestina yang dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan antara tentara ‘Israel’ Gilad Shalit dengan 1.027 tahanan Palestina.
Kepada massa yang merayakan pembebasan di jalur Gaza, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengungkapkan bahwa penangkapan Shalit merupakan hal positif karena telah memenangkan kebebasan tahanan Palestina. “Kami memerlukan Gilad baru,” teriak kerumunan massa, menanggapi pernyataan Haniyeh.
Saat ini terdapat 5.000 lebih warga Palestina yang masih ditahan di penjara-penjara ‘Israel’. Beberapa di antara mereka ditangkap karena melawan kependudukan ilegal ‘Israel’ atas tanah Palestina sementara yang lainnya ditahan dengan alasan yang tidak jelas.
Rakyat Palestina telah lama berpendapat bahwa perdamaian tidak akan tercapai tanpa pembebasan seluruh tahanan Palestina di penjara-penjara ‘Israel’.
Kebahagiaan Tak Terlukiskan
Raed Abu Lebdeh, tahanan Palestina yang telah menghabiskan 13 tahun hidupnya di penjara akhirnya dapat memeluk puterinya Miriam, 13, untuk pertama kalinya.
“Kebahagiaan ini tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata,” ujarnya sambil memeluk puterinya yang menangis.
“Saya merasa seolah-olah baru dilahirkan hari ini. Akhirnya untuk pertama kalinya saya dapat melihat ayah saya dan memeluknya,” tutur Miriam.
Menunggu Suami 25 Tahun
Suka cita juga meliputi Suhair al-Gul. Omar—suaminya adalah tahanan seumur hidup yang telah menghabiskan 25 tahun hidupnya di penjara ‘Israel’.
Bersama ke dua anak lelakinya, Suhair kemarin menyambut kedatangan suaminya dengan rasa bahagia bercampur tidak percaya.
“Hal ini membuat saya benar-benar takjub. Akhirnya ia dapat kembali ke rumah. Selain menemui anak-anaknya, ia juga akan bertemu dengan 18 orang cucunya,” ujarnya.
Harapan Shalit
Selasa (18/ 10/ 2011) pagi kemarin, Shalit diserahkan kepada pejabat Mesir di perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir.
Ia kemudian dibawa oleh beberapa pejabat ‘Israel’ ke pangkalan udara Tel Nof.
Dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi Mesir di Rafah, Shalit berharap kesepakatan pertukaran tahanan ini dapat menjadi salah satu jalan mencapai perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina.
“Saya akan sangat senang jika semua tahanan Palestina dapat dibebaskan sehingga mereka dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Dan semoga saja kesepakatan ini dapat berujung pada perdamaian ‘Israel’ dan Palestina,” tuturnya.
Namun, menurut seorang penulis dan profesor dari Universitas California, Saree Makdisi, kesepakatan pertukaran tahanan ini tidak menjamin perubahan sikap Zionis ‘Israel’ di masa mendatang. “Jangan berharap terlalu berlebihan,” katanya kepada laman Al Jazeera.
“Kita harus ingat bahwa dalam sehari, ‘Israel’ bisa menyerang Tepi Barat hingga sepuluh kali dengan rata-rata 300-400 penggerebekan dalam sebulan. Dan ini artinya dalam sebulan mereka menahan 300-400 warga Palestina,” ia melanjutkan. (MR/Sahabat Al-Aqsha)
Liga Arab Minta Israel Bebaskan Seluruh Tawanan Palestina Tanpa Syarat
Liga Arab meminta entitas Zionis Israel untuk membebaskan segera seluruh tawanan Palestina yang ada di penjaranya tanpa ketentuan atau syarat apapun.
Dalam pernyataan yang disampaikan Sekjen Liga Arab, Nabil Arabi, ditegaskan bahwa pihaknya bersikap mendukung setiap proses pertukaran tawanan. Liga Arab menegaskan perlunya pembebasan seluruh tawanan Palestina dan Arab yang mendekam di penjara-penjara Zionis Israel.
Arabi menyatakan bahwa di antara para tawanan yang mendekam di dalam penjara Zionis Israel ada yang sudah ditahan bertahun-tahun lamanya, ada yang mendekam di penjara tanpa proses pengadilan. Hal ini bertentangan dengan semua kaedah hukum kemanusiaan internasional.
Hal tersebut disampaikan Arabi setelah pertemuan hari Selasa (18/10), dengan Sekjen Dewan Nasional untuk HAM di Mesir, Butros Gali, keduanya membahas jadwal pelaksanaan konferensi Arab untuk HAM yang sedianya dilaksanakan di Kairo pada Desember mendatang.
*)http://sahabatalaqsha.com/nws/?p=6488
*)www.infopalestina.com
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia
Kepada massa yang merayakan pembebasan di jalur Gaza, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh mengungkapkan bahwa penangkapan Shalit merupakan hal positif karena telah memenangkan kebebasan tahanan Palestina. “Kami memerlukan Gilad baru,” teriak kerumunan massa, menanggapi pernyataan Haniyeh.
Saat ini terdapat 5.000 lebih warga Palestina yang masih ditahan di penjara-penjara ‘Israel’. Beberapa di antara mereka ditangkap karena melawan kependudukan ilegal ‘Israel’ atas tanah Palestina sementara yang lainnya ditahan dengan alasan yang tidak jelas.
Rakyat Palestina telah lama berpendapat bahwa perdamaian tidak akan tercapai tanpa pembebasan seluruh tahanan Palestina di penjara-penjara ‘Israel’.
Kebahagiaan Tak Terlukiskan
Raed Abu Lebdeh, tahanan Palestina yang telah menghabiskan 13 tahun hidupnya di penjara akhirnya dapat memeluk puterinya Miriam, 13, untuk pertama kalinya.
“Kebahagiaan ini tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata,” ujarnya sambil memeluk puterinya yang menangis.
“Saya merasa seolah-olah baru dilahirkan hari ini. Akhirnya untuk pertama kalinya saya dapat melihat ayah saya dan memeluknya,” tutur Miriam.
Menunggu Suami 25 Tahun
Suka cita juga meliputi Suhair al-Gul. Omar—suaminya adalah tahanan seumur hidup yang telah menghabiskan 25 tahun hidupnya di penjara ‘Israel’.
Bersama ke dua anak lelakinya, Suhair kemarin menyambut kedatangan suaminya dengan rasa bahagia bercampur tidak percaya.
“Hal ini membuat saya benar-benar takjub. Akhirnya ia dapat kembali ke rumah. Selain menemui anak-anaknya, ia juga akan bertemu dengan 18 orang cucunya,” ujarnya.
Harapan Shalit
Selasa (18/ 10/ 2011) pagi kemarin, Shalit diserahkan kepada pejabat Mesir di perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir.
Ia kemudian dibawa oleh beberapa pejabat ‘Israel’ ke pangkalan udara Tel Nof.
Dalam wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi Mesir di Rafah, Shalit berharap kesepakatan pertukaran tahanan ini dapat menjadi salah satu jalan mencapai perdamaian antara ‘Israel’ dan Palestina.
“Saya akan sangat senang jika semua tahanan Palestina dapat dibebaskan sehingga mereka dapat berkumpul kembali dengan keluarganya. Dan semoga saja kesepakatan ini dapat berujung pada perdamaian ‘Israel’ dan Palestina,” tuturnya.
Namun, menurut seorang penulis dan profesor dari Universitas California, Saree Makdisi, kesepakatan pertukaran tahanan ini tidak menjamin perubahan sikap Zionis ‘Israel’ di masa mendatang. “Jangan berharap terlalu berlebihan,” katanya kepada laman Al Jazeera.
“Kita harus ingat bahwa dalam sehari, ‘Israel’ bisa menyerang Tepi Barat hingga sepuluh kali dengan rata-rata 300-400 penggerebekan dalam sebulan. Dan ini artinya dalam sebulan mereka menahan 300-400 warga Palestina,” ia melanjutkan. (MR/Sahabat Al-Aqsha)
Liga Arab Minta Israel Bebaskan Seluruh Tawanan Palestina Tanpa Syarat
Liga Arab meminta entitas Zionis Israel untuk membebaskan segera seluruh tawanan Palestina yang ada di penjaranya tanpa ketentuan atau syarat apapun.
Dalam pernyataan yang disampaikan Sekjen Liga Arab, Nabil Arabi, ditegaskan bahwa pihaknya bersikap mendukung setiap proses pertukaran tawanan. Liga Arab menegaskan perlunya pembebasan seluruh tawanan Palestina dan Arab yang mendekam di penjara-penjara Zionis Israel.
Arabi menyatakan bahwa di antara para tawanan yang mendekam di dalam penjara Zionis Israel ada yang sudah ditahan bertahun-tahun lamanya, ada yang mendekam di penjara tanpa proses pengadilan. Hal ini bertentangan dengan semua kaedah hukum kemanusiaan internasional.
Hal tersebut disampaikan Arabi setelah pertemuan hari Selasa (18/10), dengan Sekjen Dewan Nasional untuk HAM di Mesir, Butros Gali, keduanya membahas jadwal pelaksanaan konferensi Arab untuk HAM yang sedianya dilaksanakan di Kairo pada Desember mendatang.
*)http://sahabatalaqsha.com/nws/?p=6488
*)www.infopalestina.com
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia