Oleh: Abdullah Haidir, Lc*
Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Arab Saudi
Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Arab Saudi
Musim haji kembali tiba, banyak kaum muslimin yang telah bersiap-siap menunaikannya. Sekedar sharing, saya ingin menyampaikan beberapa point yang patut dipersiapkan, baik yang bersifat teknis, maupun non teknis.
* Bangunlah keikhlasan untuk beribadah, lalu jaga dan rawatlah. Khusus dalam ibadah haji, masalah keikhlasan menjadi sangat rawan, karena tawaran prestise di masyarakat sangat 'menggiurkan'. Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar selalu diberikan keikhlasan seraya selalu menata hati agar tidak tergoda oleh berbagai hal yang dapat mengurangi keikhlasan.
* Siapkan pula suasana rohani yang kondusif untuk beribadah. Ibadah haji adalah 'even ibadah' yang sangat besar. Sayang, kalau pada even sebesar itu, kita tidak mendapatkan 'rasa' apa-apa selain hal-hal seremonial. Minimal, seorang jamaah haji hendaknya dapat merasakan 'sensasi spiritual' yang menyemangatinya untuk terus lebih dekat dengan Allah. Nah, ibarat seorang atlit yang akan menghadapi pertandingan besar, maka tentu dia akan melakukan persiapan maksimal untuk meraih prestasi terbaik di even itu, begitu pula halnya dengan calon jamaah haji. Hendaknya dia mempersiapkan kondisi jiwa dan hatinya agar mampu menangkap 'kucuran' rahmat Allah Ta'ala padanya.
* Persiapan fisik juga tidak kalah penting. Suasana hati yang kondusif namun tidak didukung kesehatan fisik, juga akhirnya tidak maksimal. Sering-seringlah berlatih jalan kaki, karena hal itu akan banyak dilakukan saat beribadah haji. Tak ketinggalan, persiapkan pula alas kaki yang kuat dan nyaman. Hal itu akan sangat membantu kita menempuh perjalanan jauh dan melelahkan. Sebaiknya jangan mengandalkan beli alas kaki/sandal di miqat, biasanya kurang nyaman dan rawan hilang karena bentuknya sama satu sama lain. Belilah di tempat anda sebelum berangkat, pilih yang terasa paling nyaman di kaki anda, juga yang memiliki bentuk dan warna khas, sehingga mudah dicirikan.
* Di antara hikmah ibadah haji adalah tarkul ma'luufaat (meninggalkan sesuatu yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari) sebagai pembinaan bagi ruhani agar tidak tergantung terhadap dunia, seperti makanan, pakaian dan berbagai fasilitas kehidupan lainnya yang menjadi serba terbatas.
Hal ini menuntut kita untuk bersiap-siap menghadapi kondisi berat atau apa adanya, tidak cepat mengeluh, sabar menghadapi berbagai kemungkinan yang tak terduga, dan tidak terlalu beroreintasi mendapatkan fasilitas yang mewah atau maksimal dengan melupakan substansi dari nilai ibadah haji.
Jangan terlalu risih, kalau suatu saat kita harus duduk di atas pasir atau bebatuan, pakaian ihram kita kumal dan berdebu, keringat berkucuran, tidur di atas tikar, berdampingan dengan orang yang berkulit hitam legam, atau sekali waktu 'nangkring' di atas bak terbuka. Justeru kondisi kumal dan dekil itulah yang Allah banggakan dari hamba-Nya, ketika Dia ikhlas mencari ridanya. Namun hal ini bukan berarti kita sengaja membuat diri kita kotor, atau ceroboh mencari rombongan yang tidak amanah dan suka menelantarkan jamaahnya.
* Ibadah haji juga sangat memberikan perhatian terhadap doa-doa yang kita panjatkan. Secara umum, kita dianjurkan banyak berdoa dalam ibadah haji. Secara khusus, ada enam tempat yang kita disunnahkan khusyu berdoa di sana; Di Shafa, Marwa saat Sa'i, Arafah saat wukuf, Muzdalifah setelah mabit dan shalat Shubuh, setelah melontar jumrah Ula, dan setelah melontar jumrah Wustha (kedua).
Karena itu, perbaikilah kualitas doa kita, berlatihlah bermunajat, mengadukan segala keluh kesah kita kepada Allah dan memanjatkan doa-doa panjang, walau dengan bahasa kita sendiri. Belajarlah pula seni berdoa agar kita merasakan nikmat dengan doa tersebut sebelum berharap terkabulnya, seorang salaf ada yang berkata, 'Kesenangan saya dalam berdoa, melebihi keinginan saya untuk dikabulkan'. 'Sensasi spiritual' itu di antaranya dapat kita tangkap di sela-sela doa kita.
* Selain mendekatkan hubungan kita kepada Allah, ibadah haji juga peluang yang sangat besar untuk membangun hubungan sesama manusia, khususnya kepada orang-orang terdekat. Lebih khusus lagi apabila kita berada di luar negeri dan ada kerabat yang datang menunaikan haji. Maka jangan hilangkan kesempatan berharga tersebut untuk menemuinya, walau sesaat, pengaruhnya akan sangat terasa dan kesannya akan sangat dalam. Jangan lupa, siapkan hadiah-hadiah sepantasnya sebagai 'tanda mata'.
* Kondisi tersesat atau kehilangan benda dan dokumen berharga akan sangat mengganggu kekhusyu'an ibadah anda. Karena itu persiapkan diri baik-baik, jaga kewaspadaan, siapakan tempat yang praktis dan aman bagi benda berharga. Kenali tanda-tanda tempat tinggal anda dengan baik. Alat telekomunikasi sangat membantu, persiapkan pula dengan baik.
Semoga Allah memberikan kemabruran bagi ibadah haji kita semua. Amin.
Riyadh, Dzulqaidah 1431H
*)NB: Bagi yang berminat ebook Panduan Ibadah Haji dan Skema pelaksanaan Haji, dapat mengirim alamat emailnya ke email saya; abu_rumaisha@hotmail.com, insya Allah akan saya kirim ke email yang bersangkutan.
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia
* Bangunlah keikhlasan untuk beribadah, lalu jaga dan rawatlah. Khusus dalam ibadah haji, masalah keikhlasan menjadi sangat rawan, karena tawaran prestise di masyarakat sangat 'menggiurkan'. Banyak-banyaklah berdoa kepada Allah agar selalu diberikan keikhlasan seraya selalu menata hati agar tidak tergoda oleh berbagai hal yang dapat mengurangi keikhlasan.
* Siapkan pula suasana rohani yang kondusif untuk beribadah. Ibadah haji adalah 'even ibadah' yang sangat besar. Sayang, kalau pada even sebesar itu, kita tidak mendapatkan 'rasa' apa-apa selain hal-hal seremonial. Minimal, seorang jamaah haji hendaknya dapat merasakan 'sensasi spiritual' yang menyemangatinya untuk terus lebih dekat dengan Allah. Nah, ibarat seorang atlit yang akan menghadapi pertandingan besar, maka tentu dia akan melakukan persiapan maksimal untuk meraih prestasi terbaik di even itu, begitu pula halnya dengan calon jamaah haji. Hendaknya dia mempersiapkan kondisi jiwa dan hatinya agar mampu menangkap 'kucuran' rahmat Allah Ta'ala padanya.
* Persiapan fisik juga tidak kalah penting. Suasana hati yang kondusif namun tidak didukung kesehatan fisik, juga akhirnya tidak maksimal. Sering-seringlah berlatih jalan kaki, karena hal itu akan banyak dilakukan saat beribadah haji. Tak ketinggalan, persiapkan pula alas kaki yang kuat dan nyaman. Hal itu akan sangat membantu kita menempuh perjalanan jauh dan melelahkan. Sebaiknya jangan mengandalkan beli alas kaki/sandal di miqat, biasanya kurang nyaman dan rawan hilang karena bentuknya sama satu sama lain. Belilah di tempat anda sebelum berangkat, pilih yang terasa paling nyaman di kaki anda, juga yang memiliki bentuk dan warna khas, sehingga mudah dicirikan.
* Di antara hikmah ibadah haji adalah tarkul ma'luufaat (meninggalkan sesuatu yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari) sebagai pembinaan bagi ruhani agar tidak tergantung terhadap dunia, seperti makanan, pakaian dan berbagai fasilitas kehidupan lainnya yang menjadi serba terbatas.
Hal ini menuntut kita untuk bersiap-siap menghadapi kondisi berat atau apa adanya, tidak cepat mengeluh, sabar menghadapi berbagai kemungkinan yang tak terduga, dan tidak terlalu beroreintasi mendapatkan fasilitas yang mewah atau maksimal dengan melupakan substansi dari nilai ibadah haji.
Jangan terlalu risih, kalau suatu saat kita harus duduk di atas pasir atau bebatuan, pakaian ihram kita kumal dan berdebu, keringat berkucuran, tidur di atas tikar, berdampingan dengan orang yang berkulit hitam legam, atau sekali waktu 'nangkring' di atas bak terbuka. Justeru kondisi kumal dan dekil itulah yang Allah banggakan dari hamba-Nya, ketika Dia ikhlas mencari ridanya. Namun hal ini bukan berarti kita sengaja membuat diri kita kotor, atau ceroboh mencari rombongan yang tidak amanah dan suka menelantarkan jamaahnya.
* Ibadah haji juga sangat memberikan perhatian terhadap doa-doa yang kita panjatkan. Secara umum, kita dianjurkan banyak berdoa dalam ibadah haji. Secara khusus, ada enam tempat yang kita disunnahkan khusyu berdoa di sana; Di Shafa, Marwa saat Sa'i, Arafah saat wukuf, Muzdalifah setelah mabit dan shalat Shubuh, setelah melontar jumrah Ula, dan setelah melontar jumrah Wustha (kedua).
Karena itu, perbaikilah kualitas doa kita, berlatihlah bermunajat, mengadukan segala keluh kesah kita kepada Allah dan memanjatkan doa-doa panjang, walau dengan bahasa kita sendiri. Belajarlah pula seni berdoa agar kita merasakan nikmat dengan doa tersebut sebelum berharap terkabulnya, seorang salaf ada yang berkata, 'Kesenangan saya dalam berdoa, melebihi keinginan saya untuk dikabulkan'. 'Sensasi spiritual' itu di antaranya dapat kita tangkap di sela-sela doa kita.
* Selain mendekatkan hubungan kita kepada Allah, ibadah haji juga peluang yang sangat besar untuk membangun hubungan sesama manusia, khususnya kepada orang-orang terdekat. Lebih khusus lagi apabila kita berada di luar negeri dan ada kerabat yang datang menunaikan haji. Maka jangan hilangkan kesempatan berharga tersebut untuk menemuinya, walau sesaat, pengaruhnya akan sangat terasa dan kesannya akan sangat dalam. Jangan lupa, siapkan hadiah-hadiah sepantasnya sebagai 'tanda mata'.
* Kondisi tersesat atau kehilangan benda dan dokumen berharga akan sangat mengganggu kekhusyu'an ibadah anda. Karena itu persiapkan diri baik-baik, jaga kewaspadaan, siapakan tempat yang praktis dan aman bagi benda berharga. Kenali tanda-tanda tempat tinggal anda dengan baik. Alat telekomunikasi sangat membantu, persiapkan pula dengan baik.
Semoga Allah memberikan kemabruran bagi ibadah haji kita semua. Amin.
Riyadh, Dzulqaidah 1431H
*)NB: Bagi yang berminat ebook Panduan Ibadah Haji dan Skema pelaksanaan Haji, dapat mengirim alamat emailnya ke email saya; abu_rumaisha@hotmail.com, insya Allah akan saya kirim ke email yang bersangkutan.
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia