Salim A. Fillah*
Pengisi Majelis Jejak Nabi
Setiap Kamis 16.00 Masjid Jogokariyan Jogja
- Selalu ada waktu yang harus terluang untuk keluarga; yang tentang mereka Allah akan pertanyakan kepemimpinan & bimbingan kita.
- Seruan mula pada Sang Nabi; “Dan beri ingatlah keluargamu yang terdekat!” (QS 26: 214), maka hikmah & nasehat adalah hak mereka.
- Allah katakan “Jagalah dirimu & keluargamu dari api neraka!” (QS 66: 6), maka dihajatkan kebersamaan penuh makna & keteladanan.
- Anak & isteri adalah kesenangan hidup di dunia. Maka tugas kita adalah mengupayakan agar kelak berkumpul jua, bahagia di surga.
- Anak & isteri adalah titipanNya, maka kita harus menjaga, agar kelak saat dikembalikan, mereka sesuai keadaan awalnya: fithrah.
- Isteri & anak adalah karuniaNya. Sudahkah tertunjukkan rasa syukur atas kehadiran mereka; di lembutnya kata & syahdunya mesra?
- Isteri & anak: fitnah & ujian. Dalam membersamai & menyenangkan; bergulatlah hasrat dengan keterbatasan; lalu diujilah ketaatan.
- Bahagialah suami & ayah; yang memastikan tiap suapan ke mulut isteri-anak & segala yang dikenakan, halal-thayyib tak meragukan.
- Bahagialah suami & ayah; membimbing isteri & anak mengulang hafalan, tadabburi Quran, mengisah penuh cinta sirah Nabi & sahabat.
- Berbahagialah; suami & ayah yang khusyu’ menangis mendoakan keselamatan, keberkahan, serta kebaikan anak-isteri & keturunannya.
- Bahagialah suami & ayah; mengecup dengan doa perlindungan & cinta saat isteri-anaknya lelap tidur, jua saat berpamit bepergian.
- Berbahagialah suami & ayah; syukur & takjubi kemajuan isteri & anak dalam berkebaikan, lalu ada peluk, doa, & hadiah sederhana.
- Bahagialah suami & ayah yang jadi kebanggaan anak-isteri; tapi tak menumpulkan pengembangan diri mereka dalam hidup berbakti.
- Tanggungjawab suami & ayah demikian agung; seakan saat isteri dinikahi & anak dilahirkan, mereka bersabda: Bawa kami ke surga!
- Bahwa ada kisah Nuh dengan isteri & anak nan durhaka, itu penyadar bahwa suami & ayah tiada punya kuasa atas jiwa nan dicinta.
- Bahwa hidayah bukan hak ayah & suami, hattapun dia seorang Nabi. Yang kita pertanggungjawabkan ikhtiyar kita, bukan hasilnya.
- Tapi naiflah ayah & suami yang berlindung di balik nama agung Nuh & Luth, tanpa upaya meluangkan saat berharga untuk keluarga.
- Pun para isteri; agunglah mereka dalam juangnya untuk menjadi apa yang ditaujihkan Al Quran; Shalihat, Qanitat, Hafizhat.
- Bagi suami; mereka penggenap separuh agama, penjaga ketaatan, tempat berlari dari yang haram & keji menuju yang berkah & suci.
- Maka para isteri itu tahu; untuk siapa mereka berdandan & mempercantik diri; tersenyum & penuh pemuliaan menyambut kepulangan.
- Pada cium tangan takzim & mungkin airmata, bisik mereka mesra, "Suamiku; kami lebih sabar tuk lapar daripada 'adzab nan besar!"
*)http://twitter.com/#!/salimafillah
*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Indonesia