• Sebaik-baik istana adalah yang mendekatkan pemimpin kepada rakyatnya. Seburuk-buruknya, ialah yang menjauhkan antar mereka.
• Sa'd ibn Abi Waqqash nan mulia diangkat jadi Gubernur Kufah. Sang penakluk Persia memimpin wilayah berwargakan orang yang mendendamnya.
• Maka hari-hari sang Gubernur dibisingkan derau kebengalan rakyatnya. Mereka sukar dipuaskan, tak henti membuat onar. Sa'd tak tahan.
• Maka didirikanlah kompleks kantor Gubernur Kufah; berbenteng tinggi & dijaga ketat. Sa'd tak ingin tugas administratifnya terganggu.
• Lelaki shalih & bertaqwa yang mustajab doanya itu kini lebih tenang mengatur jalannya pemerintahan Kufah dari balik kantor megahnya.
• Tapi di luar sana, rakyat kian gelisah. Dan keresahan khalayak itu dirasakan sang pemimpin agung yang merakyat; 'Umar, Amirul Mukminin.
• Suatu hari diterbitkannya 2 surat perintah Khalifah. Yang satu untuk Sa'd; satu lagi untuk yang diutus mengantar: Abu Musa Al Asy'ari.
• Abu Musa yang membaca surat untuknya di tengah perjalanan Madinah-Kufah ternganga. Bunyinya; Robohkan benteng Sa'd, bakar istananya!
• Tapi itu tugas; dan Abu Musa melaksanakannya dengan memberi penjelasan pada rakyat nan bersorak-sorai sementara Sa'd tertunduk taat.
• Surat perintah 'Umar diberikan pada Sa'd yabg menerimanya penuh ta'zhim. Bunyinya: Dengarkan rakyatmu, betapapun tak sukanya engkau!
• Apakah provinsi Kufah & super-state Madinah di bawah 'Umar ketika itu miskin sehingga 'Istana Sa'd' dianggap melukai perasaan rakyat?
• Jawabnya: tidak. Justru di bawah kaki Panglima Sa'd, Persia baru saja jatuh & mempersembahkan bertumpuk kekayaan bagi kaum muslimin.
• Ibn Katsir mencatat, saat Kisra lari, uang tunai pribadi yang TAK SEMPAT TERBAWA mencapai 3.000.000.000.000 dinar (1 dinar: Rp 1,75 Jt)
• Ada mahkota nan disangga 3 rantai; tahta & kursi-kursi menteri yang terbuat dari emas bertabur permata, aneka perhiasan, & permadani.
• Semua kekayaan dengan jumlah tak terbayangkan oleh kaum muslimin itu membanjiri Madinah & dibagi dengan adil oleh 'Umar yang berlinang.
• Dalam keadaan negara semakmur itu, sebenarnya Istana Sa'd (apalagi ini Sa'd; berjasa besar memakmurkan negara); sungguhlah wajar saja.
• Tapi 'Umar ingin menunjukkan & dia memberi teladan: kinerja tak tergantung fasilitas. Apalagi jika fasilitas itu menghalangi kedekatan.
• Mendengarkan orang yang dipimpin adalah asas utama kepemimpinan Islam. Itu yang hendak ditegakkan 'Umar dengan membakar Istana Sa'd.
• Bagi 'Umar: Kedekatan dengan rakyat bisa terlukai oleh hal-hal yang dianggap kecil oleh para pejabat. Bahkanpun jika atas nama kinerja.
• Apatah lagi jika semata gaya hidup. Kata 'Ali; bermewahnya wirausahawan masih mungkin menginspirasi, bermewahnya pejabat pasti melukai.
• Maafkan ya Shalih(in+at); ini tadi hanya pagi Jumat yang diisi mengingatkan diri atas amanah-amanah nan telah & mungkin kelak teremban.
• Ini bukan tuk Anggota Dewan. Tiada nan lebih tertuntut mengambil pelajaran selain yang me-ricaukan & Shalih(in+at) semua bila berkenan.
*)sumber: http://twitter.com/salimafillah
*posted: pkspiyungan.blogspot.com
• Sa'd ibn Abi Waqqash nan mulia diangkat jadi Gubernur Kufah. Sang penakluk Persia memimpin wilayah berwargakan orang yang mendendamnya.
• Maka hari-hari sang Gubernur dibisingkan derau kebengalan rakyatnya. Mereka sukar dipuaskan, tak henti membuat onar. Sa'd tak tahan.
• Maka didirikanlah kompleks kantor Gubernur Kufah; berbenteng tinggi & dijaga ketat. Sa'd tak ingin tugas administratifnya terganggu.
• Lelaki shalih & bertaqwa yang mustajab doanya itu kini lebih tenang mengatur jalannya pemerintahan Kufah dari balik kantor megahnya.
• Tapi di luar sana, rakyat kian gelisah. Dan keresahan khalayak itu dirasakan sang pemimpin agung yang merakyat; 'Umar, Amirul Mukminin.
• Suatu hari diterbitkannya 2 surat perintah Khalifah. Yang satu untuk Sa'd; satu lagi untuk yang diutus mengantar: Abu Musa Al Asy'ari.
• Abu Musa yang membaca surat untuknya di tengah perjalanan Madinah-Kufah ternganga. Bunyinya; Robohkan benteng Sa'd, bakar istananya!
• Tapi itu tugas; dan Abu Musa melaksanakannya dengan memberi penjelasan pada rakyat nan bersorak-sorai sementara Sa'd tertunduk taat.
• Surat perintah 'Umar diberikan pada Sa'd yabg menerimanya penuh ta'zhim. Bunyinya: Dengarkan rakyatmu, betapapun tak sukanya engkau!
• Apakah provinsi Kufah & super-state Madinah di bawah 'Umar ketika itu miskin sehingga 'Istana Sa'd' dianggap melukai perasaan rakyat?
• Jawabnya: tidak. Justru di bawah kaki Panglima Sa'd, Persia baru saja jatuh & mempersembahkan bertumpuk kekayaan bagi kaum muslimin.
• Ibn Katsir mencatat, saat Kisra lari, uang tunai pribadi yang TAK SEMPAT TERBAWA mencapai 3.000.000.000.000 dinar (1 dinar: Rp 1,75 Jt)
• Ada mahkota nan disangga 3 rantai; tahta & kursi-kursi menteri yang terbuat dari emas bertabur permata, aneka perhiasan, & permadani.
• Semua kekayaan dengan jumlah tak terbayangkan oleh kaum muslimin itu membanjiri Madinah & dibagi dengan adil oleh 'Umar yang berlinang.
• Dalam keadaan negara semakmur itu, sebenarnya Istana Sa'd (apalagi ini Sa'd; berjasa besar memakmurkan negara); sungguhlah wajar saja.
• Tapi 'Umar ingin menunjukkan & dia memberi teladan: kinerja tak tergantung fasilitas. Apalagi jika fasilitas itu menghalangi kedekatan.
• Mendengarkan orang yang dipimpin adalah asas utama kepemimpinan Islam. Itu yang hendak ditegakkan 'Umar dengan membakar Istana Sa'd.
• Bagi 'Umar: Kedekatan dengan rakyat bisa terlukai oleh hal-hal yang dianggap kecil oleh para pejabat. Bahkanpun jika atas nama kinerja.
• Apatah lagi jika semata gaya hidup. Kata 'Ali; bermewahnya wirausahawan masih mungkin menginspirasi, bermewahnya pejabat pasti melukai.
• Maafkan ya Shalih(in+at); ini tadi hanya pagi Jumat yang diisi mengingatkan diri atas amanah-amanah nan telah & mungkin kelak teremban.
• Ini bukan tuk Anggota Dewan. Tiada nan lebih tertuntut mengambil pelajaran selain yang me-ricaukan & Shalih(in+at) semua bila berkenan.
*)sumber: http://twitter.com/salimafillah
*posted: pkspiyungan.blogspot.com