HAMAS-FATAH Bersatu, AS-Israel Meradang!

Kesepakatan bersama Hamas-Fatah, Rabu (27/4), disambut suka cita warga Palestina baik di Gaza maupun Tepi Barat. Namun, tidak demikian dengan sikap Israel dan Amerika.

Senator Amerika Gary Ackerman, memperingatkan bahwa kesepakatan rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas akan membawa bencana. Menurut senator partai Demokrat yang menangani urusan Timur Tengah dan Asia Selatan ini, persetujuan Mahmud Abbas atas kesepakatan ini sama dengan mengapuskan peran Amerika.

Di tempat terpisah, Presiden Israel Shimon Peres mengingatkan bahwa dengan pembentukan pemerintah persatuan serta disepakatinya Pemilu pada Juli mendatang, kemungkinan Fatah memenangkan pemilu sangat kecil. Ia mengkhawatirkan peluang kemenangan Hamas semakin besar.

Presiden Israel ini juga menegaskan bahwa kesepakatan antara Hamas dan Fatah adalah kesalahan fatal, dan akan merintangi pembentukan Negara Palestina, serta menghilangkan kesempatan perdamaian dan stabilisasi di kawasan itu.

Menlu Israel Avigdor Lieberman dan Menhan Israel Ehud Barak juga memperingatkan bahwa Israeltidak akan menerima pemerintah Hamas. Sedangkan para politisi beraliran tengah menyatakan Israel sebaiknya menyampaikan dengan cepat rencana perdamaian sebelum masyarakat internasional memutuskan untuk mengakui kelompok Islam itu.

"Dengan perjanjian ini, garis merah telah dilintasi," kata Lieberman pada radio militer Israel sehari setelah kesepkatan Hamas - Fatah di Kairo.

"Kami dapat juga membekukan pengalihan pajak yang dikumpulkan Israel ke Pemerintah Otonomi Palestina," tambahnya.

Sementara itu, warga Palestina sendiri menyambut gembira kesepakatan bersejarah itu. Selain disambut gembira di Gaza, kesepakatan itu juga disambut gembira di sejumlah kawasan Tepi Barat. Sejumlah warga memaparkan harapan mereka supaya kesepakatan direalisasikan di lapangan dengan menghapus semua penyebab terjadinya perpecahan.

“Kami berharap semoga kesepakatan bisa menghapus lembar hitam dari sejarah rakyat Palestina, dan membantu melindungi hak rakyat untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatannya,” kata seorang warga Tepi Barat Ali Zakarinah.

Warga Tepi Barat yang lain berpendapat bahwa kesepakatan Hamas – Fatah merupakan kemenangan perlawanan terhadap Israel. "Rakyat Palestina berhak memilih, mereka terbukti mampu menghadapi blockade dan serangan Israel ketika sendirian, apalagi ketika kawasan Arab telah berubah dan mendukung mereka?," ujar Khalik Qabha. [AN/bsb]

...

Hamas – Fatah Sepakat Bentuk Pemerintah Persatuan

Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Gerakan Fatah menandatangani perjanjian untuk membentuk pemerintah persatuan sementara, Rabu (27/4). Perjanjian itu membuat banyak kalangan terperanjat karena sebelumnya kedua pihak terlibat persaingan sengit dan perbedaan mendalam mengenai bagaimana memecahkan konflik dengan Israel.

“Tiba saatnya bagi kita membuka lembaran baru untuk saling memahami dan mengembalikan agenda perjuangan demi merebut hak-hak kita”, ungkap Wakil ketua biro politik gerakan Hamas Abu Marzuq.

Kesepakatan membentuk pemerintah persatuan sementara sekaligus menentukan tanggal pemilihan umum itu bukanlah terjadi secara tiba-tiba. Hamas dan Fatah telah lama membahasnya di Mesir dengan diikuti serangkaian pertemuan rahasia.

Kesepakatan itu juga akan mengundang seluruh faksi di Palestina Rabu mendatang (4/5) guna menandatangani perjanjian rekonsiliasi nasional di Kairo. Mesir dipercaya sebagai mediator dalam pertemuan pekan depan di ibukotanya itu.

Perjanjian Hamas – Fatah seketika menghidupkan kembali harapan publik Palestina untuk hidup dalam persatuan dan satu kata dalam menghadapi Israel.

Sementara itu, Israel telah mewanti-wanti presiden Palestina sekaligus pemimpin gerakan Fatah Mahdmud Abbas atas akibat dari kesepakatan ini, namun Mahmud Abbas telah menolak peringatan ini. [AN/bsb]


*)sumber: http://muchlisin.blogspot.com/

*posted: pkspiyungan.blogspot.com
Baca juga :