Selamat Datang di Kota Kemerdekaan


TEMPO Interaktif, Kairo - Ada "kota" baru di Kairo. Namanya Midan Tahrir (Medan Merdeka) alias Tahrir Square. Ya, alun-alun di samping Sungai Nil itu kini telah berubah menjadi sebuah "kota" kecil. Sejak para pemuda Mesir berdemonstrasi menentang Presiden Husni Mubarak pada 25 Januari lalu, alun-alun ini tak pernah sepi dari manusia. Siang maupun malam, panas maupun hujan, orang menyemut di sana. Ratusan ribu orang bisa berada di sana dalam satu waktu. Mereka datang silih berganti setiap hari.

Nah, kerumunan manusia itu tentu memerlukan banyak kebutuhan, mulai makan, minum, tempat buang air, sampai kesehatan. Pada hari-hari pertama, untuk makan dan minum--selain membawa sendiri--bisa mengandalkan para relawan yang membagikan kebutuhan pokok itu. Tapi tentu saja jumlah dan ragamnya amat terbatas. Akhir-akhir ini, banyak pedagang makanan dan minuman yang membuka lapak di sana. Ada kedai teh yang menyediakan minuman panas dengan harga 1 pound Mesir. Kalau lapar, ada kushari (campuran nasi dan makaroni) seharga 3 pound.

Mau makanan kecil? Tak jadi masalah. Sejumlah toko yang memang sejak dulu berada di Tahrir sudah mulai berani membuka pintu. Ada toko kuaci dan kacang-kacangan, ada toko kelontong penjual biskuit dan makanan kecil lainnya. Rokok pun bisa dibeli dari pedagang asongan yang hilir-mudik ke sana-kemari. Jika sepatu Anda kurang mengkilat, silakan mendatangi tukang semir di barikade pertama di samping American University. Tukang koran juga ada, menjual majalah dan surat kabar hari ini dari berbagai aliran (pro dan anti-Mubarak). Kehabisan baterai telepon seluler? Tenang, cukup colok beramai-ramai di samping Museum Tahrir secara gratis.


Bosan berdemo, santai dulu di "galeri seni". Sejumlah mahasiswa seni--kebanyakan dari Alexandria--membuat seni instalasi yang berasal dari sampah dan barang yang tercecer. Di beberapa sudut juga ada musisi yang memainkan gitar dan oud (gitar Arab berpantat besar). Mereka menyanyikan lagu-lagu gembira. Banyak yang berjoget di depan mereka.

Panitia juga menyediakan sejumlah posko kesehatan yang tersebar di lima titik dan rumah sakit darurat di belakang deretan biro travel yang kini tutup. Ada banyak obat yang bisa diperoleh secara gratis. Dokter yang "praktek" di sana juga tak main-main. Ada spesialis ortopedi dan bedah untuk mereka yang luka serta dokter spesialis internis untuk penyakit dalam. Di posko-posko, selain dijaga dokter muda, ada apoteker sehingga pasien pasti tak salah obat.

Mau menginap? Boleh. Tinggal dirikan tenda atau menginap di "hotel" sementara dari terpal. Ribuan tenda berdiri di sana, karena memang banyak demonstran yang menginap. Keluar Tahrir pada malam hari amat berbahaya karena, selain sudah jam malam, banyak pendukung Mubarak yang siap menganiaya demonstran di ujung-ujung jalan. Jadi selamat datang di kota kemerdekaan.

Reporter: Qaris Tajudin (Kairo)

*sumber: Tempointeraktif.com
*posted by: pkspiyungan.blogspot.com
Baca juga :