
Oleh: Irwan Fals*
Dimotori oleh Partai Demokrat (PD), parpol-parpol pendukung koalisi pemerintahan SBY-Boediono, dikabarkan akan bertemu. Pertemuan itu mendesak dilakukan karena liarnya manuver masing-masing parpol menjelang Pansus Hak Angket Bank Century membacakan kesimpulan.
Parpol yang terbilang paling ‘liar’ dan agaknya sulit dikendalikan adalah PKS. Melalui Sekjennya, Ania Matta, partai Islam itu memunculkan wacana pemakzulan terhadap pemerintah. PKS juga tidak akan menutup-nutupi proses penyelidikan kasus Century jika ditemukan adanya pihak pemerintah yang bersalah.
Parpol yang terbilang paling ‘liar’ dan agaknya sulit dikendalikan adalah PKS. Melalui Sekjennya, Ania Matta, partai Islam itu memunculkan wacana pemakzulan terhadap pemerintah. PKS juga tidak akan menutup-nutupi proses penyelidikan kasus Century jika ditemukan adanya pihak pemerintah yang bersalah.
Isu pemakzulan itu juga terus didorong oleh Partai oposisi seperti Gerindra yang telah menyampaikan sikap resminya. Sambil meminta SBY-Boediono tidak takut menghadapi isu pemakzulan itu, PDIP telah membuat kesimpulan sementara: empat lembaga negara melanggar hukum dalam kasus Bank Century.
Langkah PKS yang membuat isu pemakzulan semakin menggelinding bak bola panas tentu saja mengusik PD. Sekjen Demokrat Amir Syamsuddin melihat sikap beberapa partai koalisi itu aneh. Bukannya sikap yang berseberangan adalah menjadi domainnya partai oposisi?
Diingatkan seperti itu, PKS rupanya tak menurut. Mereka justru menuduh PD tidak paham makna koalisi dan demokrasi. Dalam demokrasi, perbedaan pandangan terhadap sebuah masalah adalah hal yang wajar-wajar saja, termasuk dalam kasus century. Mereka bahkan menagih komitmen SBY, yang ingin agar Skandal Century dibuka biar terang benderang.
Amir pun bersikap lebih keras. Dikasih jatah menteri kok sekarang tidak bisa diatur dan sudah bertindak di luar nalar politik? Begitulah analisanya. Karena itu, Kamis (4/2/2010), dia mengancam akan mengusulkan kepada presiden SBY untuk melakukan perombakan (reshuffle) kabinet.
Entahlah apa yang akan terjadi di di hari-hari yang akan datang. Mungkinkah pertemuan yang belum terjadwal itu dapat membuahkan hasil berupa kembalinya kekompakan partai koalisi menghadapi kasus bailout Bank Century Rp 6,7 triliun. Ataukah justru sebaliknya, terpecah, dan semakin membahayakan pemerintahan SBY-Boediono ini? Umur koalisi saat ini baru 100 lewat 7 hari. Wallahualam…
*dikutip dari: kageri.blogdetik.com
---
posted by: pkspiyungan.blogspot.com
Langkah PKS yang membuat isu pemakzulan semakin menggelinding bak bola panas tentu saja mengusik PD. Sekjen Demokrat Amir Syamsuddin melihat sikap beberapa partai koalisi itu aneh. Bukannya sikap yang berseberangan adalah menjadi domainnya partai oposisi?
Diingatkan seperti itu, PKS rupanya tak menurut. Mereka justru menuduh PD tidak paham makna koalisi dan demokrasi. Dalam demokrasi, perbedaan pandangan terhadap sebuah masalah adalah hal yang wajar-wajar saja, termasuk dalam kasus century. Mereka bahkan menagih komitmen SBY, yang ingin agar Skandal Century dibuka biar terang benderang.
Amir pun bersikap lebih keras. Dikasih jatah menteri kok sekarang tidak bisa diatur dan sudah bertindak di luar nalar politik? Begitulah analisanya. Karena itu, Kamis (4/2/2010), dia mengancam akan mengusulkan kepada presiden SBY untuk melakukan perombakan (reshuffle) kabinet.
Entahlah apa yang akan terjadi di di hari-hari yang akan datang. Mungkinkah pertemuan yang belum terjadwal itu dapat membuahkan hasil berupa kembalinya kekompakan partai koalisi menghadapi kasus bailout Bank Century Rp 6,7 triliun. Ataukah justru sebaliknya, terpecah, dan semakin membahayakan pemerintahan SBY-Boediono ini? Umur koalisi saat ini baru 100 lewat 7 hari. Wallahualam…
*dikutip dari: kageri.blogdetik.com
---
posted by: pkspiyungan.blogspot.com