Latar Depan Bom Ritz

by admin
--
Cerdik! ... dan pasti licik!
Seketika indera ro'yu siyasah saya menganilis 'apa yang dituju?' begitu mendengar adanya bom meledak di Ritz Hotel Jakarta pagi ini (17/7).

Meledaknya Hotel Ritz-Carlton pukul 07.55 WIB membuat laga antara Manchester United dan Indonesia All Star terancam. Hingga kini belum ada kepastian mengenai tur juara Liga Primer itu.

Kesebelasan MU sendiri saat ini sedang berada di Malaysia untuk melakukan tur pertamanya melawan tim nasional Malaysia. Rencananya mereka akan tiba di Jakarta pada Sabtu (18/7) dinihari.

Setibanya di Bandara Halim Perdana Kusumah, The Red Devils direncanakan langsung menuju hotel untuk beristirahat sebelum melakukan serangkaian acara yang telah dijadwalkan.

Seluruh pihak yang terkait dengan tur MU dikabarkan tengah melakukan rapat mendadak terkait dengan ledakan yang terjadi di Hotel Ritz-Carlton.

Ledakan yang terjadi di kawasan Mega Kuningan ini terjadi dua kali. Selain di Hotel Ritz-Carlton, ledakan juga terjadi di Hotel JW Marriott.
[dikutip dari inilah.com]

----

Kalau mau bikin berita super heboh di Indonesia saat ini ya... memang berita 'Bom MU'. Apa atau tepatnya siapa yang jadi target aksi bom ini? Jelas akan jadi teka-teki dan bola liar yang akan menjadi topik laris di media massa, cetak elektronik dan tentu jagad maya.

Timing (baca taiming) dan lokasi yang diambil memang menunjukan kepiawaian sang arsitek bom. Ada dua hal yang jadi background, pertama pilpres yang usai digelar namun belum tuntas. Kedua, tour Tim sepakbola yang paling terkenal sedunia MU. Dua kondisi ini sangat menjual buat bikin berita ke semua pelosok dunia.

Itu kalau dilihat dari latar belakang peristiwa. Namun bukan itu yang penting, justru LATAR DEPAN dari bom itu yang lebih penting kita cermati. Analisa dangkal saya membisiki kalau umat Islam indonesia yang hendak digarap. Biasa, jualan stereotip TERORIS akan laris manis. Dan benar saja, Australia menyebut JI (Jama'ah Islamiyah) dibalik aksi ini.

Itu baru the beginning. Selanjutnya, phobia Islam kembali akan digulirkan. Apa saja yang berbau Islam akan dicurigai, kalau perlu dikebiri. Dan curiga saya (semoga salah) salah satu yang ditarget adalah partai-partai Islam yang menjadi 'pemenang' pilpres lewat koalisi SBY. Isu terorisme bisa dipakai untuk menjegal partai-partai Islam 'mewarnai' pemerintahan, baik di kabinet mendatang atau dalam pimpinan lembaga tinggi negara, DPR dan MPR.

Bagi, partai dakwah tentu ini perlu diwaspadai jangan sampai 'otak bom' mencapai targetnya. Blessing in disgue, disinilah terlihat betapa pentingnya 'masuk menjadi bagian dalam pemerintahan', sehingga umat Islam bisa menjadi subyek bukan obyek pelengkap penderita. Dan seandainya, ustadz Tifatul Sembiring nanti jadi menkominfo tentu akan menjadi sarana efektif untuk mencegah pencitraan negatif Islam.

Pertanyaan terakhir 'siapa pelakunya'?

Jawaban dunia intelejen menyatakan 'siapa yang paling diuntungkan dengan peristiwa itu' dia patut diduga kuat sebagai otak dibalik peristiwa.

Apakah umat Islam mendapat keuntungan dari peristiwa bom ini? 1000% TENTU TIDAK! Justru umat islam sangat dirugikan.

Bagaimana kalau ternyata 'pelaku'nya adalah orang Islam?

Bisa jadi 'pelaku'nya orang Islam, tapi jelas dia telah diotaki, ditunggangi, diperalat, secara sadar atau tidak justru oleh musuh Islam.

Musuh Islam itu adalah zionis!


---
posted by: pkspiyungan.blogspot.com
Baca juga :