Jakarta: Pengamat politik Universitas Paramadina Yudi Latif menilai upaya kubu Susilo Bambang Yudhoyono mendekati PDI Perjuangan bukan karena kemauan sendiri, melainkan karena "terpaksa".
Berbicara dalam diskusi bertajuk "Mencermati Koalisi PDIP dan Partai Demokrat" di Jakarta, Selasa (12/5), Yudi menyebut ada kekuatan yang memaksa SBY mendekati PDI Perjuangan karena saat ini SBY dikerubuti partai-partai berbasis Islam.
"Ini bukan kekuatan dalam negeri. Ini kekuatan luar. Itu yang bisa memaksa SBY untuk membuat perimbangan setelah dikerubuti `hijau-hijau`," katanya.
Menurut Yudi, hal itu tampak jelas dari perilaku yang ditunjukkan SBY yang berinisiatif mendekati PDI Perjuangan melalui Hatta Rajasa sebagai utusan khusus. Padahal selama ini justru ia berada di pihak yang didatangi karena berpeluang besar memenangkan pemilihan presiden 2009 .
"SBY ke Teuku Umar (rumah Megawati, red) pasti spesial. Sejak pemilu legislatif SBY (dalam posisi) didatangi, cuma ke Teuku Umar SBY datang lewat utusan khusus," katanya.
Menurut Yudi, keterlibatan kepentingan pihak asing juga akan semakin terlihat jika benar calon wakil presiden yang dipilih SBY adalah Boediono. "Boediono bukan pilihan bebas nilai, tetapi juga untuk memenuhi selera internasional," katanya.
Mengingat Boediono dianggap "temuan" PDI Perjuangan, maka upaya menarik partai banteng dalam koalisi Partai Demokrat juga dimaksudkan untuk menenangkan partai-partai lain anggota koalisi yang keberatan jika calon wakil SBY tidak memiliki basis politik.
"Boediono diposisikan sebagai wakil PDI Perjuangan. Umpan ini disambut elite-elite PDIP yang sudah capek (lelah) menjadi oposisi," katanya.
Pengamat politik Boni Hargens juga sependapat bahwa upaya menarik PDI Perjuangan merupakan upaya SBY untuk mengamankan pilihannya terhadap Boediono dari penolakan partai teman koalisi Demokrat.
"Ini lebih untuk mendamaikan partai-partai yang ambisius mengajukan calon wakil presiden. Boediono bukan sekedar teknokrat tapi juga merepresentasikan PDI Perjuangan," kata pengajar di Universitas Indonesia tersebut.
sumber: tempointeraktif
----
posted by: pkspiyungan.blogspot.com