Pendukung PKS Tumplek di Mandala Krida


JOGJA (KR) – Ribuan pendukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memenuhi lapangan parkir Stadion Mandala Krida, Selasa (17/3) untuk mengikuti kampanye terbuka periode pertama di DIY dengan juru kampanye DR. Hidayat Nur Wahid, MA. Mereka datang dari berbagai daerah menggunakan kendaraan pribadi dan umum. Kampanye terbuka ini dimeriahkan grup band GIGI, Anant, nasyid Shoutul Harokah dan Fathul Jihad dipandu MC Tarzan dan Ribut Srimulat.

Sebelumnya kader-kader PKS juga menyapa masyarakat DIY dengan menggelar aksi teatrikal di jalan dan pusat-pusat perbelanjaan. Kader-kader dari sayap muda PKS DIY Justice Boys and Girls (JBG) dan Pemuda Keadilan juga ngonthel bareng dari kantor DPW PKS DIY melewati Jalan Gejayan-Jalan Magelang-Jalan Sultan Agung-Jalan Kusumanegara berakhir di stadion Mandala Krida. Di Mandala Krida kader PKS tumpah ruah mengikuti kampanye terbuka yang dimeriahkan sejumlah hiburan.

Dalam orasinya Hidayat Nurwahid menyampaikan, hari pertama kampanye diawali dengan ikrar kampanye damai di seluruh Indonesia. Jika janji ini tidak dipenuhi, rakyat bisa marah dengan tidak memilihnya. Karena itu, PKS berkomitmen untuk kampanye dengan santun dan matang sehingga menghasilkan wakil rakyat berkualitas.

PKS juga tidak tabu untuk melakukan koalisi dengan parpol lain, baik sesama parpol Islam maupun parpol berbasis nasionalisme. Koalisi bukan barang baru bagi PKS dan tidak akan membuat politik jadi terkotak-kotak.
“PKS juga sudah diajak koalisi dengan beragam partai, di Yogyakarta dalam pemilihan Walikota, PKS berkoalisi dengan PDIP. Di Jawa Barat koalisi dengan PAN, di Jawa Timur koalisi dengan Partai Demokrat, di Kepri dengan Partai Golkar dan di Sumatera Utara dengan PPP. Jika nanti PKS akan melakukan koalisi hal itu sama artinya dengan melanjutkan tradisi,” katanya.

Sedang pelaksanaan kampanye terbuka adalah momentum yang tepat bagi rakyat untuk memaksimalkan kedaulatan yang dimiliki. Dengan menengarai dan mengkritisi partai politik (parpol) dan calon anggota legislatif (caleg) sehingga bisa dijadikan acuan dalam memilih DPR yang lebih reformis, bersih, profesional dan terbukti bisa menghadirkan fakta bahwa mereka wakil rakyat.

Karena sampai saat ini dinamika masih terus berjalan karena kampanye terbuka baru dilakukan dan seluruh parpol akan menyampaikan calon anggota DPR, DPD dan DPRD.

“Saya kira saat ini adalah momentum yang sangat besar, jadi kita jangan melompat untuk membahas calon presiden. Mengingat saat ini yang penting dan perlu segera dilakukan adalah menyukseskan Pemilu Legislatif. Sebab jika Pemilu Legislatif gagal secara otomatis tidak ada pemilihan presiden,” kata Ketua MPR RI sekaligus kandidat Calon Presiden (Capres) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DR Hidayat Nurwahid MA seusai acara vdialog dengan dunia usaha di Hotel Saphir, Selasa (17/3) [pagi hari, sebelum menghadiri kampanye terbuka-ed]

Hidayat mengatakan, rakyat perlu menyadari dan memahami bahwa kalu mereka menggunakan hak pilih sesungguhnya tidak hanya bisa memilih tapi, tapi juga menghukum partai-partai yang telah terbukti melakukan korupsi, menghianati dan melupakan masyarakat. Dengan menyalurkan suara pada partai atau pemimpin bersih dan selalu memperjuangkan aspirasi masyarakat, diharapkan bisa menjadi pelajaran berharga bagi parpol sehinggan dimasa yang akan datang tidak melakukan kesalahan serupa.

Bertemu Cak Nun
Sebelum kampanye di Stadion Mandala Krida, Hidayat Nurwahid bersilaturahim kediaman budayawan Emha Ainun Najib didaerah Patangpuluhan Yogyakarta Selasa (17/3). Dalam pertemuan ini hadir juga Noe, anak Emha yang juga vocalis group band Letto, serta pengurus dan caleg PKS dari Yogyakarta.

Dalam pertemuan yang berlangsung dalam suasana akrab tersebut, Hidayat dan Cak Nun, panggilan akrab Emha, membincangkan situasi politik saat ini. Cak Nun memprihatinkan kondisi dimana kepercayaan masyarakat terhadap lembaga politik sangat rendah “Harusnya kalau ada rakyat yang menderita kan ingat DPR karena mereka wakil rakyat. Ini tidak. Mereka menderita tapi tidak ingat DPR ini kan ada yang salah“ Jelas Cak Nun.

Cak Nun mengusulkan harusnya kampanye ditempat Ibadah tidak dilarang. Sebaliknya, kampanye sebaiknya dilakukan ditempat ibadah agar juru kampanye tidak mudah berbohong. “Kalau mereka berbohong kualat nanti,” canda Cak Nun.

Sementara jika dilakukan dilapangan, jurkam tidak ada beban untuk mengumbar janji, berbohong. Sehingga ketika mereka terpilih nanti mudah lupa dengan janji-janji kampanyenya. [Tim KR]-n
----
sumber: Koran KR (18/3/09)
Baca juga :