Jangan Lelah Menyapa Kader Dakwah

Oleh Muhammad Nuh & Abu Hasan*
Persaudaraan kadang seperti tingkah dahan-dahan yang ditiup angin. Walau satu pohon, tak selamanya gerak dahan seiring sejalan. Adakalanya seirama, tapi tak jarang berbenturan. Tergantung mana yang lebih kuat: keserasian batang dahan atau tiupan angin yang tak beraturan.

Indahnya persaudaraan. Sebuah anugerah Allah yang teramat mahal buat mereka yang terikat dalam keimanan. Segala kebaikan pun terlahir bersama persaudaraan. Bahkan panjang dan lama serta terjalnya jalan dakwah akan terasa indah dan mudah kala jalinan persuadaraan antar kader dakwah begitu kokoh.
Namun, pernik-pernik lapangan kehidupan nyata kadang tak seindah idealita. Ada saja khilaf, salah paham, friksi, yang membuat jalan persaudaraan tidak semulus jalan tol. Ketidakharmonisan pun terjadi.

Muncullah kekakuan-kekakuan hubungan. Interaksi persaudaraan menjadi hambar. Sapaan cuma basa-basi. Tidak ada lagi kerinduan. Sebaliknya, ada kekecewaan dan kebencian.

Dan ketika belenggu kekakuan hubungan ini membeku, saat itulah silaturahim menemukan momentumnya. Inilah cara yang paling ampuh agar kekakuan, ketidaksepahaman, kekecewaan menjadi cair. Suasana yang panas pun bisa berangsur dingin.

Dengan nasihat yang begitu sederhana, Rasulullah saw. mengajarkan para sahabat tentang keunggulan silaturahim. Beliau saw. bersabda, “Siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah menyambung tali silaturahim.” (Muttafaq ‘alaih)

Menarik memang tawaran Rasul tentang manfaat silaturahim: luasnya rezeki dan umur yang panjang. Dua hal tersebut merupakan simbol kenikmatan hidup yang begitu besar. Bumi menjadi begitu luas, damai, dan nyaman. Sehingga, kehidupan pun menjadi sangat berarti.

Masalahnya, tidak mudah menggerakkan hati untuk berkunjung ke orang yang pernah dibenci. Mungkin masih terngiang seperti apa sakitnya hati. Begitu berat beban batin. Berat Sekali. Terlebih ketika setan terus mengipas-ngipas bara luka lama. Saat itulah, setan menasehati kalau kitalah sebagai pihak yang patut dikunjungi. Bukan yang mengunjungi. Dan 'godaan setan' ini akan terasa lebih kencang dan lebih berat lagi bagi mereka-mereka yang tergolong 'jajaran senior dakwah'. Kalau saja bukan karena rahmat Allah, sudah berhentilah dakwah sejak dulu.

inspired by dakwatuna
Baca juga :