Satu Rumah Dua Idiologi

pkspiyunganonline: Sebelum menikah, dua pasangan muda asal Bandung ini, Angga (30 tahun) dan Rita (28), sudah mengetahui sosok idola masing-masing. Tetapi, ketika pernikahan berlangsung hampir dua tahun, mereka belum berhasil mencari jalan terbaik untuk tetap hidup damai dengan sosok idola yang berbeda. Perbedaan itu pun sering berakhir dengan perdebatan.

Rangga sangat mengidolakan Gus Dur. Angga selalu memuji dan membenarkan apa pun komentar nyeleneh dari Gus Dur.

Tapi, Rita menilai Gus Dur sebagai tokoh nasional yang aneh dan tidak layak menjadi pemimpin. Rita memilih mengagumi pemimpin dari PKS yang ia nilai masih bersih.

Angga tentu sangat loyal pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Gus Dur. Sedangkan Rita, memilih PKS. ''Ternyata, memilih tokoh panutan berpengaruh ke pilihan partai dan memilih partai berpengaruh pada prinsip hidup,'' ujar Rita.

Awalnya, Rita dan Rangga saling menghormati perbedaan pendapat itu. Kalaupun pemilu nanti mereka akan menentukan pilihan yang berbeda, bagi mereka tidak menjadi masalah. Namun, pertengkaran kecil masih sering terjadi karena perbedaan pendapat saat berdiskusi menanggapi gejolak politik yang terjadi di Indonesia. ''Kadang-ka dang, saya marah dan tidak menegur suami saya beberapa jam kalau kalah debat,'' ujar Rita.

Kehidupan rumah tangga mereka kini hampir mencapai dua tahun. Tapi, suaminya terlihat lelah dengan perbedaan prinsip hidup yang mereka miliki.

Suaminya, kata dia, tertarik pada perempuan yang memiliki tokoh idola yang sama dan cara pandang hidup yang sama.

''Saya sangat kecewa karena komitmen awal pernikahan kita sudah dilanggar. Sebelum menikah, kita memiliki komitmen perbedaan yang ada pada kami justru bisa membuat kami lebih bersatu,'' katanya.

Dalam kesehariannya, Rangga digambarkan Rita sebagai sosok yang berpikir lebih bebas ketika memandang sesuatu, termasuk dalam menjalin hubungan sosial. Bagi Rangga, berkeluarga bukan berarti menutup peluang hubungan sosial. Rangga menilai, rumah tangga bukan sebuah ikatan untuk berteman dengan siapa pun. Sementara, Rita sangat patuh dengan berbagai hukum dalam Islam, sehingga dalam pergaulan ia menjaga dirinya karena ia sudah berstatus sebagai istri orang.

Akhirnya, Rita dan Rangga memutuskan untuk berpisah sementara, untuk mencari jalan yang terbaik bagi rumah tangga mereka. ''Saya kecewa, karena berawal dari hal kecil, hanya berbeda pilihan tokoh politik, bisa berpengaruh pada prinsip hidup. Apalagi, dengan kehadiran orang ketiga sekarang rumah tangga kami terancam,'' ujar Rita dengan nada lirih.

sumber: republika (10/8)
Baca juga :