Isyarat & Rahasia Kemenangan Dalam Surat ke-8

Amru Kholid
[Nadzarat fi ahdaf Suwar al-Qur’an]
Al-Anfal, surat ke-8, adalah surah Madaniyah, diturunkan setelah surah al-Baqarah, letaknya di dalam mushaf setelah surah al-A'raf, dan jumlah ayatnya ada 75.

Yaum al-Furqon

Surah ini diturunkan setelah dan sebagai komentar terhadap Perang Badar, sehingga sebagian ulama menyebutnya sebagai "Surah Badar". Perang Badar adalah perang besar pertama dalam sejarah Islam. Allah menyebutnya sebagai Yaum al-Furqon (Hari Pembeda), karena pada hari itu Allah membedakan antara kebenaran dengan kebatilan. Hari itu mencerminkan peralihan dua periode dalam sejarah umat manusia: dari periode Islam sebagai pihak yang lemah menuju periode Islam menjadi kuat dan dibela hingga sekarang. Ia adalah hari yang sangat agung dalam sejarah manusia, sehingga surah ini secara keseluruhan diturunkan untuk menguIasnya.

Jika kemenangan ditentukan berdasarkan ukuran material, umat Islam takkan menang pada Perang Badar. Bayangkan, pasukan umat Islam hanya berjumlah 313 orang dan tidak siap berperang baik secara mental maupun perIengkapan, sedang¬kan pasukan kaum kafir berjumlah sekitar 1000 orang dengan perlengkapan perang yang lengkap. Pasukan Islam hanya me¬miliki seekor kuda, sedangkan pasukan kafir memiliki 300 kuda. Jadi, dengan kriteria material, umat Islam mustahil menang pada perang itu.

Kaidah Kemenangan
Surah ini menerangkan kaidah-kaidah untuk meraih keme¬nangan. Ini cocok dengan karakter surah ini dan asbab nuzul¬nya. Setelah kaum Muslim menang di Badar, surah ini diturun¬kan untuk meneguhkan pemahaman mereka tentang kaidah universal untuk meraih kemenangan. Sebab, kemenangan tak¬kan diperoleh secara kebetulan, tapi mengikuti kaidah alamiah dan kaidah rabbaniah.

Kemenangan diraih setelah terpenuhi dua sebab utama:

-Keyakinan bahwa kemenangan itu dari sisi Allah SWT: Waman-nashru illa min indillah … "Kemenangan itu hanya dari sisi Allah." [ayat 10]

-Pemenuhan sebab-sebab kemenangan dan kerja keras untuk menyeimbangkan kekuatan dengan musuh, bahkan meng¬ungguli mereka jika mungkin, lalu menyiapkan strategi, kajian, dan segala sesuatu yang memiliki pengaruh secara alamiah bagi kemenangan.

Surah ini menjelaskan makna tawakkal kepada Allah yang sejati, yakni kita harus yakin bahwa Allah adalah Penolong dan kita harus mengeluarkan segala usaha alamiah yang mungkin kita lakukan untuk mewujudkan kemenangan. Karena itu, surah ini memuat ayat yang menyatakan:
“..Itu karena Allah takkan mengubah nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum sampai kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." [ayat 53]
Bahkan dalam ayat 60 Allah mewajibkan kita untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dalam merealisasikan tujuan da’wah.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu mampu.”

Ayat tersebut menunjukkan bahwa faktor penentu bukan Allah saja, tapi juga usahamu memenuhi sebab alamiah sekuat tenaga. Jadi, engkau harus paham bahwa kemenangan tergan¬tung pada dua hal: usaha manusia dan takdir (kebijakan Allah SWT).

Sebagian manusia menyangka bahwa kemenangan adalah mukjizat Tuhan semata-mata dan mengira bahwa tugas mereka hanya berdoa. Lalu, bila kemenangan tak jua datang, mereka pun heran. Mereka tidak paham bahwa ada sebab alamiah, se¬perti strategi, perjuangan, dan pengorbanan yang harus dipenuhi. Kita tidak boleh sekadar berdoa dan berlindung pada Allah, sambil meninggalkan sebab alamiah, karena dengan begitu kita telah salah memahami karakteristik agama kita dan sunnatullah di dunia.

Sebaliknya, ada sekelompok orang yang hanya meIaksanakan sebab-sebab alamiah, seperti menyusun strategi, melaksanakan pelbagai kajian, serta berjuang siang dan malam, lalu ketika mereka hendak membandingkan kekuatan mereka dengan ke¬kuatan lawan, mereka mendapati diri mereka sangat lemah. Hasilnya, mereka menyangka tidak dapat melakukan apa-apa. Nah, hal ini disebabkan mereka mengandalkan sebab alamiah semata-mata, dan melupakan bahwa kemenangan berasal dari Allah.

Surah ini mengajarkan kita untuk bersikap seimbang. Per¬tama-tarna, kita hams beriman pada takdir Allah, kemudian kita harus memenuhi sebab alamiah untuk meraih kemenangan. [bersambung -- pkspiyungan.blogspot.com]


Baca juga :