Asy-Syaikh Najih Ibrohim
[Risalatun ila kulli man ya'malu lil islam]
Bagaimana Islam bisa kuat dan berjaya tanpa tekad seperti tekad Mush'ab bin Umair Radhiyallahu Anhu? Tekad kuatnya membuatnya membuang masa muda dan kehidupan serba "wah", lalu beralih menjalani kehidupan keras, miskin, dan penuh derita. Tekad kuat-nya menjadi unsur paling penting keislaman sebagian besar penduduk Madinah.
Jika Anda baca kisahnya, rnaka terlihat bahwa dia betul-betul orang bertekad kuat, hingga akhir hayatnya! Ketika ia memegang panji perang saat bertempur di perang Uhud, tangan kanannya terpotong. Lalu, ia rnemegang panji perang itu dengan tangan kirinya. Tangan kirinya juga terpotong tidak lama setelah itu, lalu ia memegang panji perang itu dengan kedua lengannya. Dalam kondisi seperti itu, Mush' ab bin Umair diserang Ibnu Qumi'ah, semoga Allah melaknat-nya, dengan pedang, hingga gugur sebagai syahid. Tekad kuat tetap Anda lihat pada Mush' ab bin Umair setelah kematiannya. Mush'ab bin Umair, yang tadinya hidup enak dan mewah, hanya punya satu baju untuk kafannya ketika meninggal dunia. Jika kaum Muslimin menutup kepalanya, kedua kakinya terlihat. Dan, jika rnereka rnenutup kedua kakinya, kepalanya terlihat. Lalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyuruh mereka menutup kepala Mush'ab bin Umair dengan baju dan rnenutup kedua kakinya dengan daun pohon Idzkhir.
Bagairnana Islam dapat tegak dan kembali berjaya seperti sediakala tanpa tekad seperti tekad Shalahuddin AI-Ayyubi? Tekadnya meluluhlantakkan pasukan Salib di Hiththin dan mengembalikan urnat Islam kepada akidah yang benar. Sebelum itu, mereka tenggelam dalam lautan bid'ah Syi'ah dan kesesatan kebatinan.
Kita membutuhkan tekad seperti tekad Shalahuddin AI-Ayyubi! Tekad besar membuatnya meninggalkan kehidupan mewah ala istana dan glamour serta lebih senang hidup di kemah, yang diombang-ambingkan angin di padang pasir. la menghabiskan usianya di tengah panasnya padang pasir dan hawa dingin musim dingin bersama mujahidin.
Sungguh indah apa yang dikatakan Ibnu Syaddad tentang Shalahuddin Al-Ayyubi, "Kecintaan dan kerinduan kepada jihad menguasai relung hati Shalahuddin Al-Ayyubi. Hingga, pembicaraannya selalu tertuju kepadanya, penglihatannya terfokus pada peralatannya, perhatiannya tercurah kepada mujahidin, simpatinya terarah kepada orang yang mengingatkannya kepada jihad dan mendorongnya berjihad. Karena begitu besar cintanya kepada jihad di jalan Allah, ia rela meninggalkan keluarga, anak-anak, istana, dan wilayah kekuasaannya. la lebih enjoy hidup di kemah, yang diombang-ambing angin ke kanan-kiri."
Andai Allah Ta'ala tidak menganugerahkan tekad seperti Shalahuddin Al-Ayyubi kepada umat Islam, tentu agama dan negeri mereka direbut musuh serta mereka tidak punya apa-apa lagi yang bisa dibanggakan!
Karena begitu pentingnya tekad kuat dalam agama, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa,
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKATS-TSABAATA FIL 'AMRI WAL 'AZIIMATA 'ALAR-RUSYDI
"Ya Allah, aku minta ketegaran dalam semua urusan dan tekad kuat berada di atas petunjuk."
[pkspiyunganonline]
[Risalatun ila kulli man ya'malu lil islam]
Akhi, aktivis Islam, ketahuilah, Islam kuat dan tegak dengan orang-orang bertekad baja, bukan dengan orang-orang murahan, orang-orang yang suka berleha-leha. Sungguh, Islam tidak mungkin kuat dengan orang-orang seperti itu. Islam kuat dan kokoh dengan orang-orang "besar", dan amanah besar yang tidak mampu dipikul langit dan bumi hanya bisa diemban orang-orang-orang "besar".
Bagaimana Islam bisa tegak tanpa tekad seperti tekad Anas bin An-Nadhr Radhiyallahu Anhu? Ia berkata, "Jika Allah mengizinkanku memerangi orang-orang musyrik, Dia akan melihat apa yang aku kerjakan". BetuI, Anas bin An-Nadhr punya kesempatan hadir di Perang Uhud. Di perang itu, ia bertempur habis-habisan, hingga diketemukan delapan puluh lebih luka-Iuka saat ia meninggal dunia. Bahkan, tubuhnya dirobek-robek musuh dan hanya bisa dikenali saudara perempuannya. Saudara perempuannya mengidentifikasi dirinya, dengan melihat jari-jarinya. (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ahmad).
Bagaimana Islam bisa tegak tanpa tekad seperti tekad Anas bin An-Nadhr Radhiyallahu Anhu? Ia berkata, "Jika Allah mengizinkanku memerangi orang-orang musyrik, Dia akan melihat apa yang aku kerjakan". BetuI, Anas bin An-Nadhr punya kesempatan hadir di Perang Uhud. Di perang itu, ia bertempur habis-habisan, hingga diketemukan delapan puluh lebih luka-Iuka saat ia meninggal dunia. Bahkan, tubuhnya dirobek-robek musuh dan hanya bisa dikenali saudara perempuannya. Saudara perempuannya mengidentifikasi dirinya, dengan melihat jari-jarinya. (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ahmad).
Bagaimana Islam bisa kuat dan berjaya tanpa tekad seperti tekad Mush'ab bin Umair Radhiyallahu Anhu? Tekad kuatnya membuatnya membuang masa muda dan kehidupan serba "wah", lalu beralih menjalani kehidupan keras, miskin, dan penuh derita. Tekad kuat-nya menjadi unsur paling penting keislaman sebagian besar penduduk Madinah.
Jika Anda baca kisahnya, rnaka terlihat bahwa dia betul-betul orang bertekad kuat, hingga akhir hayatnya! Ketika ia memegang panji perang saat bertempur di perang Uhud, tangan kanannya terpotong. Lalu, ia rnemegang panji perang itu dengan tangan kirinya. Tangan kirinya juga terpotong tidak lama setelah itu, lalu ia memegang panji perang itu dengan kedua lengannya. Dalam kondisi seperti itu, Mush' ab bin Umair diserang Ibnu Qumi'ah, semoga Allah melaknat-nya, dengan pedang, hingga gugur sebagai syahid. Tekad kuat tetap Anda lihat pada Mush' ab bin Umair setelah kematiannya. Mush'ab bin Umair, yang tadinya hidup enak dan mewah, hanya punya satu baju untuk kafannya ketika meninggal dunia. Jika kaum Muslimin menutup kepalanya, kedua kakinya terlihat. Dan, jika rnereka rnenutup kedua kakinya, kepalanya terlihat. Lalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyuruh mereka menutup kepala Mush'ab bin Umair dengan baju dan rnenutup kedua kakinya dengan daun pohon Idzkhir.
Bagairnana Islam dapat tegak dan kembali berjaya seperti sediakala tanpa tekad seperti tekad Shalahuddin AI-Ayyubi? Tekadnya meluluhlantakkan pasukan Salib di Hiththin dan mengembalikan urnat Islam kepada akidah yang benar. Sebelum itu, mereka tenggelam dalam lautan bid'ah Syi'ah dan kesesatan kebatinan.
Kita membutuhkan tekad seperti tekad Shalahuddin AI-Ayyubi! Tekad besar membuatnya meninggalkan kehidupan mewah ala istana dan glamour serta lebih senang hidup di kemah, yang diombang-ambingkan angin di padang pasir. la menghabiskan usianya di tengah panasnya padang pasir dan hawa dingin musim dingin bersama mujahidin.
Sungguh indah apa yang dikatakan Ibnu Syaddad tentang Shalahuddin Al-Ayyubi, "Kecintaan dan kerinduan kepada jihad menguasai relung hati Shalahuddin Al-Ayyubi. Hingga, pembicaraannya selalu tertuju kepadanya, penglihatannya terfokus pada peralatannya, perhatiannya tercurah kepada mujahidin, simpatinya terarah kepada orang yang mengingatkannya kepada jihad dan mendorongnya berjihad. Karena begitu besar cintanya kepada jihad di jalan Allah, ia rela meninggalkan keluarga, anak-anak, istana, dan wilayah kekuasaannya. la lebih enjoy hidup di kemah, yang diombang-ambing angin ke kanan-kiri."
Andai Allah Ta'ala tidak menganugerahkan tekad seperti Shalahuddin Al-Ayyubi kepada umat Islam, tentu agama dan negeri mereka direbut musuh serta mereka tidak punya apa-apa lagi yang bisa dibanggakan!
Karena begitu pentingnya tekad kuat dalam agama, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa,
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKATS-TSABAATA FIL 'AMRI WAL 'AZIIMATA 'ALAR-RUSYDI
"Ya Allah, aku minta ketegaran dalam semua urusan dan tekad kuat berada di atas petunjuk."
[pkspiyunganonline]