Hidayat: Optimistis Koalisi Parpol Islam

pkspiyunganonline: PKS optimistis koalisi partai politik Islam yang kembali bergulir menjelang Pilpres 2009 dapat terwujud. Hal ini, menurutnya, justru akan merombak paradigma adanya dikotomi partai Islam nasionalis dan partai Islam sekuler.

"Hal ini mengulangi wacana yang terjadi pada menjelang pemilu 1999-2004. Itu baik saja," kata Hidayat Nurwahid, mantan Presiden PKS, pada diskusi ‘Wajah Muslim Indonesia’ di Fakultas Ilmu Budaya UI, Depok, Kamis (24/07).

Wacana koalisi ini, kata Hidayat, diharapkan dapat menjadi pendorong roda berpolitik menjadi lebih dinamis di Indonesia. "Ini bagian dari penguatan demokrasi kita, sehingga lebih bergairah dan menghadirkan peran serta yang lebih banyak lagi. Mengapa tidak?" katanya.
Dengan terwujudnya koalisi itu, menurutnya, justru akan menghapus adanya perbedaan di antara parpol Islam yang ada di Indonesia. “Dengan bergulirnya wacana tersebut, tidak menjadi dikotomi kembali antara partai Islam nasionalis dengan partai Islam sekularis,” papar ketua MPR itu.

Karena itu, Hidayat menyarankan agar setiap politisi parpol Islam untuk tidak mengutamakan kepentingan pribadinya. "Jangan terpecah-pecah. Jika ingat rakyat, maka kebijakan kita akan memihak kepada publik," katanya. [inilah.com]

Hidayat Nur Wahid: Koalisi Islam? Kenapa Tidak!

Detiknews: Jakarta - Isu koalisi partai Islam kembali bergulir menjelang Pemilu 2009. Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan koalisi partai Islam akan membuat kehidupan berpolitik di Indonesia menjadi lebih bergairah.

"Saya kira wacana itu bagian dari dinamisasi untuk menghadirkan gerak daripada berpolitik yang lebih dinamis, lebih menggairahkan. Tapi sekali lagi, selama itu tidak bertentangan dengan UU dan untuk menguatkan demokrasi kita, ya mengapa tidak," katanya usai menjadi pembicara dalam acara 'Diskusi Wajah Muslim Indonesia' di Fakultas Ilmu Budaya UI, Depok, Kamis (24/7/2008).

Menurut Hidayat, wacana koalisi partai Islam saat ini sama seperti yang terjadi pada Pemilu 1994 dan 1999. Tujuannya untuk dinamisasi politik, bukan menciptakan dikotomi partai yang berbeda platform-nya.

"Sesuatu yang baik saja dalam konteks dinamisasi. Tapi itu tidak pernah dimaksudkan untuk menghadirkan kembali dikotomi antara kelompok partai Islam-nasionalis dan partai nasionalis-sekularis," terangnya.

Ide koalisi Islam banyak ditanggapi pesimis berbagai pihak. Hidayat mengatakan, pesimisme itu justru harus dijadikan cambuk bagi pengurus partai Islam untuk bekerja keras.

"Boleh saja pesimis. Saya harap pesimisme itu dijadikan oleh kawan-kawan partai Islam sebagai cambuk untuk bekerja lebih keras," tukasnya.(gah/ana)
Baca juga :