[pkspiyungan online] VIENNA, SABTU - Jangan pernah menyentil Turki, maka Anda akan terpatil. Itu pesan yang disampaikan tim asuhan Fatih Terim tersebut. Bahkan, hanya dengan sisa dua menit pun, Turki bisa bangkit dan kembali mematil lawan yang menyentil lebih dulu.
Patilan balik Turki paling dramatis tentu di perempat final lawan Kroasia. Pada menit ke-118 di perpanjangan waktu, Kroasia sudah unggul 1-0 lewat gol Ivan Klasnic. Tinggal bertahan dua menit bukan waktu yang lama. Tapi, itu waktu yang cukup buat Turki untuk mematil balik dan akhirnya memenangkan pertandingan lewat adu penalti.
Sebelumnya, di pertandingan Grup A, Turki juga membuktikan kemampuan untuk balik secara cepat tersebut. Lawan tuan rumah Swiss, Turki sempat tertinggal 0-1. Tapi, sejak menit ke-57 mereka mampu mengejar dan akhirnya menang 2-1.
Pada pertandingan terakhir dan menentukan di Grup A lawan Republik Ceko, terjadi kasus yang sama. Bahkan, Turki sudah tertinggal 0-2. Sementara waktu sudah tinggal 15 menit tersisa. Namun, itu bukan akhir segalanya bagi para petarung Ottoman itu. Mereka bangkit dan mencetak 3 gol dalam 15 menit, kemudian menang 3-2.
Wajar jika Turki kemudian disebut sebagai The King of Comeback. "Tim kami memang belum sempurna. Tapi, sekali lagi kami bisa menunjukkan kemampuan bangkit dan berada di jalur yang tepat," kata pemain Turki, Hamit Altintop.
"Ini untuk ketiga kalinya kami mampu bangkit dari ketertinggalan untuk kemudian memenangkan pertandingan. Jika kami mampu bermain seperti ini, maka segalanya menjadi mungkin buat kami," tambah Altintop percaya diri.
Sementara itu pelatih Turki, Fatih Terim mengatakan, "Apa yang terjadi hari ini adalah keunikan sejarah sepakbola. Kami sudah menjadi salah satu tim sepakbola yang hebat. Rakyat kami bisa bahagia. Jika rakyat bangga terhadap kami, maka kami juga bangga kepada mereka."
Pelatih Kroasia, Slaven Bilic, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Namun, dia cukup fair untuk memberi ucapan selamat kepada Turki. "Saya ucapkan selamat kepada Turki yang telah memenangkan pertandingan dan lolos ke semifinal. Saya tak bisa menjelaskan apa yang terjadi dalam dua menit terakhir, dua gol, juga adu penalti yang akhirnya dilakukan.Saya tetap bangga kepada para pemain karena telah menunjukkan permainan yang baik. Adu penalti adalah lotere dan kami kalah dalam lotere itu, meski sebenarnya pemain kami tetap percaya diri," kata Bilic.
"Itu pertandingan yang luar biasa. Itulah sebabnya sepakbola menjadi olahraga paling populer di dunia. Tapi, rasa sakit atas kekalahan itu akan bertahan begitu lama," tambah Bilic.
Kini, Turki menantang Jerman di babak semifinal. Pertarungan yang bakal lebih berat buat Turki, karena Jerman juga sedang bangkit. Kemenangan 3-2 atas Portugal di perempat final menjadi bukti kebangkitan tersebut.
Jerman termasuk tim yang lambat panas. Namun, jjima mereka sudah mendidih akan sangat menakutkan bagi siapa saja. Daya juang yang lebih tinggi dibutuhkan Turki jika ingin mengalahkan Jerman. (AP/HPR) [sumber: kompas]