[pkspiyunganonline]
Saudaraku,
Tapi ingat saudaraku,
Selama kita berusaha berada dalam kafilah ini, insya Allah kelemahan dan kekurangan kita tidak akan mampu menjatuhkan kita. Selama kita tetap komitmen bergerak dalam orbit komunitas jama'ah da'wah, insya Allah kita menerima banyak keistimewaan dan barakah. Selama kita tetap memelihara hubungan baik dengan katifah da'wah, insya Allah semua kela¬laian dan penyimpangan kita kemungkinan besar akan dapat diluruskan dan kembali pada jalan yang benar. Kesimpulannya kita baru akan jatuh terpuruk, tenggelam dan terseret oleh arus yang lain, tatkala kita berada di luar arus atau orbit jama'ah da'wah.
Salah satu barakah hidup bersama orang-orang shalih adalah, mereka selalu mam¬pu memberi nasihat dan pencerahan hati bagi orang yang dud uk bersamanya. "Sebaik-baik sahabat adalah, orang yang bila engkau melihatnya, menjadikanmu mengingatAllah," begitulah sabda Rasulullah SAW. Renungkanlah perkataan Rasulullah tersebut. Sekadar melihat seorang teman yang shalih akan memberi cahaya keshalihan yang berbeda dalam diri orang yang melihatnya.
Saudaraku para kafilah da'wah,
Melihat orang lain yang lebih tinggi kadar ibadah, zuhud, jihad dan ilmunya, lebih tinggi darinya dalam hal ibadah, pasti akan memberi pengaruh yang besar dalam diri kita. Memang itulah tabiat jiwa manusia.
Karenanya, tidak ada yang lebih baik dari sering-sering berziarah dan menemui orang¬orang yang berkarakter seperti itu. Merekalah yang akan mempengaruhi zuhud kita, ibadah dan jihad kita. Karenanya, para sahabat generasi pertama disebut sebagai generasa istimewa antara lain lantaran mereka senantiasa hidup bersama Rasulullah SAW. Ada seorang salaf mengatakan, "Jika aku merasakan kekerasan hati, maka aku segera pergi dan melihat wajah Muhammad bin Wasi'." (Nuzhatul Fudhola, 1/526). Ibnul Mubarak juga mengatakan, "jika melihat wajah Fudhail bin Iyadh, aku biasanya menangis."
Itulah salah satu prinsip yang dipegang oleh orang-orang shalih terdahulu. Bagi mereka, bertemu dengan saudaranya adalah bekal spirit yang dapat membekali kebangkitan ruhani mereka. Dan memang demikianlah yang terjadi.
Saudaraku,
Membaca dan menelaah peri hidup orang-¬orang shalih juga mampu membangkitkan semangat baru dalam diri kita. Bisa dikatakan, membaca dan menelaah peri hidup mereka, hampir sama dengan kita menziarahi dan berhadapan dengan mereka sehingga kita pun menerima barakah dari Allah karenanya.
Karenanya, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan:
"Aku berlindung kepada Allah dari peri hidup orang orang yang tidak punya cita¬-cita tinggi hingga bisa diteladani orang lain, yang tidak punya sikap wara' yang bisa ditiru oleh orang yang ingin berzuhud. Demi Allah, hendaklah kalian mencermati perilaku suatu kaum, mendalami sifat dan berita tentang mereka. Karena memperbanyak meneliti kitab¬kitab mereka adalah sama dengan melihat mereka. Bila engkau mengatakan telah mendalami dua puluh ribu jilid buku, berarti engkau telah melihat mereka melalui kajian engkau terhadap tingkat semangat mereka, kepandaian mereka, ibadah mereka, keistime¬waan ilmu mereka yang tidak pernah diketahui orang yang tidak pernah membacanya.” (Qimatuz Zaman 'indal ulama: 31)
Saudaraku,
Seringlah mengunjungi saudaramu dalam jalan ini. Jangan jauhkan mereka dari hati. Sering-seringlah berkunjung, bertatap muka. Disanalah engkau akan menemui berkah hidup berjama’ah, yang dapat memberi bekal bagi jiwa agar kita dapat melanjutkan perjalanan ini sampai tujuan terakhir… ridha Allah dan surga-Nya. [Muhammad nursani/Tarbawi]
Saudaraku,
Perjalanan ini memang panjang dan melelahkan. Terkadang, mungkin kita terengah-engah kehabisan nafas untuk terus menapak¬kan kaki hingga sampai ke tujuan. Terkadang, mungkin kita terseok-seok merasa tak kuat dan hampir tertinggal oleh derap serta gerak para kafilah da'wah itu. Terka¬dang, mungkin kita tersan¬dung dan mung kin terjatuh oleh aral dan kesulitan perjalanan. Terkadang....
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Tak satupun di antara kita yang tak pernah mengalami suasana perasaan seperti itu. Hampir semua kita, sekokoh apapun kepribadiannya, pasti akan mengalami situasi lemah dan merasa kekurangan tenaga. Ya. Memang demikianlah jiwa manusia, seperti yang pernah disabdakan RasululiahSAW dalam salah satu hadits shahih, bahwa keimanan itu ada kalanya bertambah dan berkurang. la bertambah karena amal shalih dan berkurang karena kemaksiatan. Tapi ingat saudaraku,
Selama kita berusaha berada dalam kafilah ini, insya Allah kelemahan dan kekurangan kita tidak akan mampu menjatuhkan kita. Selama kita tetap komitmen bergerak dalam orbit komunitas jama'ah da'wah, insya Allah kita menerima banyak keistimewaan dan barakah. Selama kita tetap memelihara hubungan baik dengan katifah da'wah, insya Allah semua kela¬laian dan penyimpangan kita kemungkinan besar akan dapat diluruskan dan kembali pada jalan yang benar. Kesimpulannya kita baru akan jatuh terpuruk, tenggelam dan terseret oleh arus yang lain, tatkala kita berada di luar arus atau orbit jama'ah da'wah.
Salah satu barakah hidup bersama orang-orang shalih adalah, mereka selalu mam¬pu memberi nasihat dan pencerahan hati bagi orang yang dud uk bersamanya. "Sebaik-baik sahabat adalah, orang yang bila engkau melihatnya, menjadikanmu mengingatAllah," begitulah sabda Rasulullah SAW. Renungkanlah perkataan Rasulullah tersebut. Sekadar melihat seorang teman yang shalih akan memberi cahaya keshalihan yang berbeda dalam diri orang yang melihatnya.
Saudaraku para kafilah da'wah,
Melihat orang lain yang lebih tinggi kadar ibadah, zuhud, jihad dan ilmunya, lebih tinggi darinya dalam hal ibadah, pasti akan memberi pengaruh yang besar dalam diri kita. Memang itulah tabiat jiwa manusia.
Karenanya, tidak ada yang lebih baik dari sering-sering berziarah dan menemui orang¬orang yang berkarakter seperti itu. Merekalah yang akan mempengaruhi zuhud kita, ibadah dan jihad kita. Karenanya, para sahabat generasi pertama disebut sebagai generasa istimewa antara lain lantaran mereka senantiasa hidup bersama Rasulullah SAW. Ada seorang salaf mengatakan, "Jika aku merasakan kekerasan hati, maka aku segera pergi dan melihat wajah Muhammad bin Wasi'." (Nuzhatul Fudhola, 1/526). Ibnul Mubarak juga mengatakan, "jika melihat wajah Fudhail bin Iyadh, aku biasanya menangis."
Itulah salah satu prinsip yang dipegang oleh orang-orang shalih terdahulu. Bagi mereka, bertemu dengan saudaranya adalah bekal spirit yang dapat membekali kebangkitan ruhani mereka. Dan memang demikianlah yang terjadi.
Saudaraku,
Membaca dan menelaah peri hidup orang-¬orang shalih juga mampu membangkitkan semangat baru dalam diri kita. Bisa dikatakan, membaca dan menelaah peri hidup mereka, hampir sama dengan kita menziarahi dan berhadapan dengan mereka sehingga kita pun menerima barakah dari Allah karenanya.
Karenanya, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan:
"Aku berlindung kepada Allah dari peri hidup orang orang yang tidak punya cita¬-cita tinggi hingga bisa diteladani orang lain, yang tidak punya sikap wara' yang bisa ditiru oleh orang yang ingin berzuhud. Demi Allah, hendaklah kalian mencermati perilaku suatu kaum, mendalami sifat dan berita tentang mereka. Karena memperbanyak meneliti kitab¬kitab mereka adalah sama dengan melihat mereka. Bila engkau mengatakan telah mendalami dua puluh ribu jilid buku, berarti engkau telah melihat mereka melalui kajian engkau terhadap tingkat semangat mereka, kepandaian mereka, ibadah mereka, keistime¬waan ilmu mereka yang tidak pernah diketahui orang yang tidak pernah membacanya.” (Qimatuz Zaman 'indal ulama: 31)
Saudaraku,
Seringlah mengunjungi saudaramu dalam jalan ini. Jangan jauhkan mereka dari hati. Sering-seringlah berkunjung, bertatap muka. Disanalah engkau akan menemui berkah hidup berjama’ah, yang dapat memberi bekal bagi jiwa agar kita dapat melanjutkan perjalanan ini sampai tujuan terakhir… ridha Allah dan surga-Nya. [Muhammad nursani/Tarbawi]