[pkspiyungan online] Gaza City, Kamis - Warga Jalur Gaza menikmati ketenangan musim panas yang cerah setelah gencatan senjata Israel-Hamas mulai berlaku, Kamis (19/6). Tidak terdengar rentetan tembakan dan letusan mortir yang hampir setiap hari menggema di udara. Namun, tidak ada yang tahu sampai kapan ketenangan itu berlangsung.
”Hari ini damai. Ini pertama kalinya tidak ada suara letusan atau tembakan,” kata Osama Helas (16), warga Palestina, saat bersepeda di dekat perbatasan Jalur Gaza-Israel bersama kedua temannya.
Kota Sderot, 1,5 kilometer dari perbatasan dengan Jalur Gaza, yang sering menjadi sasaran roket, juga terlihat tenang.
Gencatan senjata diharapkan bisa berlangsung selama enam bulan. Namun, banyak pihak skeptis dengan gencatan senjata kali ini, mengingat gencatan senjata terakhir tahun 2006 berakhir tidak lama setelah diberlakukan.
Dr. Sami Abu Zuhri, jubir Hamas menegaskan bahwa gerakannya komitmen menyukseskan kesepakatan gencatan senjata yang sudah mulai diterapkan sejak pagi tadi. Ia menilai bahwa kesepakatan gencatan ini sebagai bukti kemenangan semangat rakyat Palestina dan buah kegigihan mereka dalam menghadapi kejahatan Israel dan blokade. ia juga sebagai bukti kegagalan upaya melemahkan gerakan Hamas dan upaya menjatuhkannya atau tidak menganggapnya dalam kancah Palestina dan kawasan serta di dunia internasional.
Di pihak lain, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dalam wawancara dengan harian Perancis, Le Monde, mengatakan, dia tidak bisa memperkirakan apakah gencatan senjata akan berlaku selama dua hari atau dua bulan. ”Berdasarkan sejarah, kami selalu berbenturan dengan Hamas. Namun, kesempatan ini harus dimanfaatkan,” ujarnya.
”Mereka membuat kesepakatan gencatan senjata setiap saat. Kami akan menunggu sampai kami melihat hasil nyata,” kata Hatem, warga Gaza City.
”Saya tidak tahu berapa lama ketenangan ini akan berlangsung. Entah berapa jam, berapa hari, tidak ada tembakan, letusan, dan tank mondar-mandir,” kata Ahmad, penduduk Jalur Gaza.
Baik Hamas maupun Israel menyatakan akan menghormati gencatan senjata. ”Hamas berniat menghormati gencatan senjata dan menjamin keberhasilannya,” ujar juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri.
”Israel akan menghormati semua komitmen yang telah dibuat. Kami akan membuka mata lebar- lebar melihat apa yang terjadi,” kata Mark Regev, juru bicara PM Israel Ehud Olmert.
Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas yang dimediasi Mesir itu memerintahkan Hamas menghentikan serangan dari wilayahnya dan mengharuskan Israel menghentikan penggerebekan. Jika berhasil, Israel akan membuka blokade Jalur Gaza hari Minggu yang memungkinkan dimulainya pengiriman bahan makanan.
Israel menegaskan, pembukaan gerbang Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir hanya akan dilakukan jika tentara mereka, Gilad Shalit, yang ditawan Hamas dua tahun lalu, dibebaskan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berharap gencatan senjata bisa mengatasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan mengakhiri serangan roket ke Israel. (ap/afp/reuters/fro. sumber: kompas)