TRAGEDI CIBUBUR, DIMANA MASALAHNYA?
Sore ini (Senin, 18 Jului 2022) pukul 14.50 saya berencana menuju ke RS Permata Cibubur dan Lab. Prodia. Tapi entah kenapa, saya tiba-tiba terasa sangat mengantuk, padahal sudah saya antisipasi dengan minum kopi hitam sebelum mengajar.
Akhirnya saya belok ke rumah dan urung berangkat. Seusai ashar saya pun tertidur dan baru bangun pukul 17.15, saat itu saya dikagetkan dengan berita ini:
Setidaknya 8 pemotor menjadi korban meninggal dalam kecelakaan ini (update meninggal: 11 orang). Andai saya tetap berangkat, mungkin saya turut ada di daftar tersebut.
Turut berduka yang sedalam-dalamnya untuk keluarga korban yang ditinggalkan. Semoga amal kebaikan korban Allah terima dan dosanya diampuni.
Izinkan saya MEMBERIKAN KRITIK KEPADA BIDANG PEMERINTAHAN TERKAIT.
Seharusnya dalam pembukaan simpangan lampu merah ada proses kajian mendalam terhadap ekses keselamatan berkendara. Saya kurang paham, bagian mana dari pemerintahan yang punya wewenang ini.
Tapi mohon dicatat, baru saja di bulan Januari 2022 terjadi kecelakaan di Muara Rapak Balikpapan. Truk tronton dengan rem blong menghantam puluhan kendaraan dan memakan banyak korban, itu terjadi karena pertemuan 3 hal:
1. Jalanan padat kendaraan
2. Posisi jalan menurun
3. Lampu merah di bawah jalan menurun.
Herannya saya, kesalahan di Muara Rapak diulangi dengan keteledoran pihak berwenang dalam melakukan kajian mendalam!
Dan perlu saya infokan, turunan di lokasi kecelakaan Cibubur ini LEBIH CURAM daripada turunan di Muara Rapak, Balikpapan.
(Didik Darmadi)
Lampu Merah CBD Cileungsi,Cibubur Innalillahi pic.twitter.com/BL8yZOBT51
— Ok! pendy (@Okpendy) July 19, 2022