[PORTAL-ISLAM.ID] Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data yang menempatkan DKI Jakarta sebagai provinsi dengan Indeks Demokrasi tertinggi dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Jakarta meraih indeks demokrasi tertinggi selama empat tahun berturut setelah dipimpin oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 2017 hingga 2021.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengaku salut dengan pencapaian teresebut. Dia curiga bakal ada kelompok yang melabeli BPS sebagai Kadrun atau Taliban.
“Wah luar biasa ya. Ini dari BPS, apakah BPS nya kadrun? Atau Taliban, disusupi Taliban atau radikal gitu ya,” ujarnya dikutip kanal YouTube-nya, Senin (6/9/2021).
Menurut Refly, ada kelompok tertentu selalu mencurigai Anies Baswedan dan pendukungnya sebagai ekstrimis dan radikal. Tuduhan itu muncul karena Anies selalu dihadapkan dengan pihak Istana.
“Pokoknya yang berbau Anies Baswedan selalu dicurigai sebagai ekstrem kanan. Apa kabar mereka yang tidak suka dengan Anies Baswedan? Karena memang fenomena Anies ini adalah fenomena yang aneh ya, selalu dihadap-hadapkan dengan istana,” ujar Refly Harun.
Refly Harun menilai, selama ini ada upaya-upaya untuk menyingkirkan Anies Baswedan dari kancah politik nasional. Apalagi sejumlah lembaga survei selalu menempatkan Anies Baswedan teratas.
“Dan memang sepertinya begitu, ada upaya untuk terus mendelegitimasinya dan menyingkirkannya,” ujarnya.
Namun demikian, bagi Refly Harun, capaian Anies selama ini tentang komitmen demokrasi di DKI Jakarta perlu diapresiasi.
“Kalau kita bicara tentang komitmen demokrasi ya. Bagi saya ini hal yang menggembirakan. Kenapa? Karena pemimpin negara ini, kalau bisa menjaga komitmen demokrasi, itu hal yang baik sekali, termasuk Anies,” kata Refly.
Refly berujar, Anies Baswedan selalu santai dan tidak mempermasalahkan orang yang menyerang dan mencacinya. Bahkan ada yang nekat menyerang pribadi Anies, namun tidak dipolisikan. Hal itu lah yang membuat indeks demokrasi di DKI Jakarta nomor satu.
“Sependek pengetahuan saya, atau sepanjang pengetahuan saya, Anies adalah gubernur yang tidak pernah mempermasalahkan kritik terhadap nya,” terangnya.
“Apalagi memperkarakannya ke ranah kepolisian. Itu yang membuat kemudian orang merasa bebas untuk mengkritik Anies, termasuk juga kritik yang kadang-kadang sudah mengarah kepada soal-soal penghinaan pribadi,” tandas Refly Harun. (fin).