Saya sering mendengar klise basi begini, "Umat Muslim yang mengklaim surga tapi sainsnya tertinggal" atau mengkaitkan ketertinggalan sains, teknologi dan ekonomi dunia iIslam pada pandangan agama semata.
Padahal faktor utama ketertinggalan dunia Islam itu ada pada sistem dan pemimpin yang totaliter atau korup atau keduanya, serta siapnya negara-negara maju yang bertendensi imperialistik campur tangan jika ada di dunia Islam tanda-tanda akan munculnya pemimpin yang tidak favorable untuk kepentingan mereka.
Faktor negara/politik lebih besar daripada non negara, misal umat atau mindset agama.
Negara-negara di luar G7, tidak hanya dunia muslim saja yang masih mengalami efek imperialisme, tapi yang masih didera masalah pemimpin/sistem politik yang totaliter atau korup, serta intervensi luar negeri itu hanya negeri-negeri muslim.
Basi analisa "mayoritas muslim tertinggal dalam sains karena pandangan agamanya"; mana analisa causality nya? Lompat dari pandangan keagamaan konservatif terhadap sains kepada level penguasaan sains dan teknologi yang faktor-faktornya sudah sangat kompleks dan technical. Orang-orang yang pakai argumen nativistik seperti ini selalu mengabaikan dominannya faktor sistem yang korup, yang pada akhirnya menyebabkan ketiadaan visi sains pada negara, plus tidak akan mendorong tumbuhnya mindset sains pada masyarakat.
Pengembangan sains masa kini itu tidak cuma bisa di level ceramah di kelas atau pengajian. Memangnya setelah umat berubah mindsetnya terus bisa gitu membuat laboratorium massal, menemukan dan memproduksi teknologi baru, mendorong riset-riset dalam jumlah cukup dsb?
Anda merasa pintar, tercerahkan soal sains padahal tidak. Anda justru menutupi masalah utamanya yaitu sistem yang totaliter atau korup atau keduanya.
Stop argumen nativistik simplistik yang membeo, text book dan klise, yang tidak paham sains, agama dan politik sekaligus!
(By Pdjatmiko)