Anies Baswedan: Nata Kata, Nata Kota, Nata Negara

๐€๐ง๐ข๐ž๐ฌ ๐๐š๐ฌ๐ฐ๐ž๐๐š๐ง: ๐๐š๐ญ๐š ๐Š๐š๐ญ๐š, ๐๐š๐ญ๐š ๐Š๐จ๐ญ๐š, ๐๐š๐ญ๐š ๐๐ž๐ ๐š๐ซ๐š

Oleh: Narso (Pecinta Seni & Budaya)
1. Konsep Notonegoro (Nata Negara) yang disebut Jayabaya, bukan sebuah inisial nama seseorang sebagaimana tafsir yang telah mengemuka seperti No-Sukarno, To-Suharto. Sama sekali bukan. Itu hanya tafsir yang diada-ada. 

2. Pemimpin Nata Negara adalah pemimpin yang akan membawa Indonesia menuju negara yang Maju, Adil, dan Sejahtera, baldatun thayyibatun warabbun ghafur. 

3. Pemimpin Nata Negara tidak hadir secara tiba-tiba. Ia hadir melalui proses yang sangat panjang. Ia terlebih dahulu mampu Nata Kota (menata kota). Jika berhasil Nata Kota, maka ia akan mampu Nata Negara. 

4. Keberhasilan Nata Kota, perlu diiringi dengan Nata Kata (menata kata). Seorang pemimpin masa depan yang dinanti-nanti kehadirannya adalah ia yang mampu menjaga lidahnya, menata katanya agar tidak menyakiti rakyatnya. Kata-katanya adalah penyemangat rakyat, kalimatnya adalah peneduh, bukan membuat gaduh. Kata-katanya selalu didengarkan rakyat karena menenangkan, tidak membuat perpecahan. Karena cermin dari kepribadian seseorang, ditakar dari cara berbicaranya dan kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Insya Allah Presiden RI 2024 ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

Baca juga :